...

Umur Bisa Diatur

Artikel - 1 year ago - Tag : Artikel
Author : Abdullah Abdurrahman

Sebagaimana kita pahami dari bahasan takdir sebelumnya, bahwa rizki, jodoh, umur, maut, Allah sudah tetapkan di Lauhul Mahfudz, dimana “tinta sudah kering dan pena sudah diangkat”, tidak ada takdir kita yang bisa berubah pada tulisan di Lauhul Mahfudz.

 

Sebagaimana pernah kita dengar dari berbagai riwayat, dimana seseorang yang menghindari ajal hingga dia safar hingga ke Palestina, namun justru disitulah dia sudah ditunggu Malaikat Maut. Seandainya seseorang menghindari ajalnya dan dia berlindung di dalam benteng tembok baja setebal 2 meter, niscaya maut tetap menghampirinya jika ajalnya telah tiba. Para konglomerat bahkan tidak bisa membeli umur atau menghindari ajal, kita dapati mereka membayar mahal (Kapal Selam Titan) hanya untuk bertemu dan (malah) mendatangi maut.

 

Namun, sebagaimana bahasan takdir yang lalu, takdir umur bisa berubah kala dicatatan rahim ibu kita, umur kita bisa diperpanjang dengan silaturahmi, umur bisa diusahakan dengan menyebrang jalan liat kanan kiri, dengan memakai helm, dengan tidak lompat ke jurang, dengan tidak memakan racun tikus, umur bisa diubah, diperpanjang, dimaksimalkan dengan ikhtiar. Allah membebaskan ikhtiar kita, dimana Allah Maha Tau dan pada semua ikhtiar kita, detailnya, dan bagaimana ujungnya Allah sudah tau dan telah dituliskan takdir kita semua di Lauhul Mahfudz 50.000 tahun sebelum bumi dan langit diciptakan, yang mana kelak catatan itu akan diperlihatkan kepada kita.

 

*********************

 

Perihal takdir mengenai umur / usia kita, ini bisa kita ikhtiarkan yaitu dengan menjaga apa-apa yang masuk ketubuh kita. Karena menurut penelitian ilmiah apa yang kita masukkan ketubuh pasti berpengaruh ke tubuh, kesehatan, dan umur kita.

Dahulu, kita bisa makan All You Can Eat, makan sate kambing, jeroan, daging, dan baik baik saja, tetapi sekarang leher langsung tegang (kolesterol).

Dahulu, kita bisa makan pedas “seladang cabai” begitu nikmat dan baik-baik saja, sekarang langsung mules, panas dingin, harus operasi usus buntu, dll.

Dahulu, kita bisa minum kopi pagi siang sore, dan baik-baik saja, sekarang gampang kembung, asam lambung, dll.

Dahulu, pas kuliah kita bisa nugas sampai tidak tidur dan paginya langsung kuliah dan baik-baik saja, sekarang lembur sedikit, kena macet sedikit langsung radang, encok, "masuk angin”, pinggang mau “patah”, dll.

Dahulu, kita boro-boro mau disuruh makan, disuapin makan, sekarang kalau telat makan, sedikit sedikit maag, sedikit-sedikit gerd.

 

Problem ini apa kita saja yang merasakan? 

 

Ternyata tidak, ketika kita kumpul-kumpul dengan teman-teman, ternyata bahasannya sama, bahkan lebih berat ada yang asam urat, getah bening, diabetes, auto imun, pneumonia, jantung, pasang ring, kanker, cuci darah, dll.

 

*********************

 

Betul, bahwa All You Can Eat, daging kambing, jeroan, tunjang, sate maranggi, iga bakar, sate-satean (karsinogen), tentu halal. Tetapi, namun kalau jumlahnya banyak maka ini menjadi haram, ini juga dilarang oleh agama kita.

 

Betul, bahwa cabai tentu halal, namun kalau jumlahnya banyak maka ini menjadi haram, ini juga dilarang oleh agama kita.

 

Betul bahwa kopi, teh, gula, garam, minyak-minyak, goreng-goreng , bakar-bakar, adalah halal. Tetapi kalau jumlahnya banyak, maka ini menjadi haram, ini juga dilarang oleh agama kita.

_

 

Halal dan Haram adalah hak Allah saja, kita tidak boleh/bisa mengharamkan yang halal, dan menghalalkan yang haram.

 

Secara zat bendanya, kita ketahui yang haram diantaranya adalah babi, bangkai, sembelihan Non Ahlul Kitab, hewan buas, hewan bertaring/kuku tajam, khamr, dll. Adapun secara zat, semua hal lain berlaku hukum asal dunia, dimana semua adalah halal kecuali ada dalil pengharamannya. 

 

Secara zat bendanya, tentu daging sapi, kambing, jeroan, tunjang, iga bakar, sate, nasi, gula, garam, kopi, cabai, minyak, goreng goreng, bakar bakar, adalah halal. Adapun kalau berlebihan, jumlahnya berlebih, hati-hati ini juga bisa berubah menjadi haram. Karena sesuatu yang (zat) bendanya halal bisa menjadi haram karena perilaku, atau jumlah yang berlebihan.

_

 

Bayangkan (zat) kopi memang halal, 

tetapi kalau 10 gelas sehari?

 

Bayangkan (zat) gula memang halal,

tetapi kalau 10 sendok makan sehari?

 

Bayangkan (zat) daging, jeroan memang halal, tetapi kalau 2-3kilo sehari?

 

Bayangkan (zat) cabai memang halal,

tetapi kalau 2-3 sendok setiap kali makan?

_

 

Perihal cabai, ada yang agak aneh disini, dimana bayangkan, cabai atau rasa pedas adalah salah satu rasa nikmat, sebagaimana gula, garam. Perhatikan tidak ada orang makan/minum dengan 5 sendok besar garam/msg, atau 5 sedok besar gula (berlebihan), namun untuk cabai atau rasa pedas, banyak orang orang yang makan seporsi makanan dengan 5 sendok besar cabai / sambel, bahkan lebih. Dimana ini sudah berlebihan, dan hati hati (zat) yang halal ini bisa berubah menjadi haram, karena perilaku dan jumlah yang berlebihan.

 

Bayangkan, gula atau glukosa yang terkandung dalam setengah piring nasi putih adalah sama dengan kurang lebih 10 sendok teh gula, dimana satu piring nasi putih adalah sama dengan 20 sendok teh gula.

 

Bayangkan, fast food, restoran siap saji, minuman kemasan, makanan makanan kemasan (processed food) ini ada begitu banyak minyak, garam, gula, zat pengawet, zat warna dll. Betul bahwa zatnya halal, tetapi kalau banyak, kalau sering? Ini bisa berubah menjadi Haram.

 

Bagi yang sehat, fit, mungkin mengkonsumsi makanan minuman apapun, gula setara 10-20 sendok teh, atau (3x makan nasi) 30-60 sendok teh sehari, ya baik baik saja, dan ini tidaklah masalah.

 

Namun bayangkan jika setiap hari, setiap makan setiap waktu, sering, jika terhadap orang yang sedang sakit, tidak fit, ada kelainan di pankreas nya, ada diabetes, dll, makan nasi 3x sehari, atau bahkan 1x sehari saja, makan sambal setiap hari, goreng-gorengan, bakar-bakaran, makanan olahan, minuman kemasan, pengawet, dll. Hati hati, ini bisa berubah menjadi haram.

_____

 

Seseorang dosen, praktisi kesehatan, berusia lanjut usia 60th pernah berkata : 

 

“Take care of your stomach, because what you put inside, is what you going to see outside later.”

 

[Jagalah perutmu, karena apa yang kamu masukkan kedalamnya (konsumsi), bisa terlihat (efeknya) nanti].

 

“Youth generation don't think about that, but the damage we do at 20 is what we are going to see after 35.” 

 

[Anak-anak muda, tidak memikirkan/terpikirkan hal itu, tetapi kerusakan yang kita lakukan di usia 20 tahunan akan kita lihat nanti (efeknya) setelah usia 35 tahunan.

-

 

Apa penyakit yang saya/kita rasakan hari ini, adalah apa yang kita lakukan, makan, dan minum (berlebihan), dahulu di masa lalu.


 

********************

 

Betul, bahwa takdir kita sudah sudah ditetapkan (Allah sudah tau) dan sudah tertuliskan, namun ada takdir (misal umur) yang masih bisa dirubah dengan menjemput takdir itu dengan ikhtiar demi ikhtiar yang baik dan benar. Bukan sekedar baik, tetapi benar, karena banyak yang kita anggap baik, padahal itu tidak baik, padahal itu tidak benar. Adapun yang benar, maka tentu pastilah baik.

 

Betul, bahwa kondisi tubuh, genetik, keturunan, penyakit bawaan, faktor lingkungan kita berbeda-beda, umur kita pun pasti berbeda-beda, namun yang terpenting bukanlah seberapa panjang umurnya, melainkan amal ibadah kita, betapa meruginya orang sehat dan yang panjang umurnya, namun umurnya malah membuatnya berdosa, bahkan mati dalam keadaan maksiat atau kafir, betapa banyak orang sakit, tetapi sakitnya menggugurkan dosa-dosanya, umurnya tidak panjang, tetapi dia terhindar dari kekafiran dan kemaksiatan. Karena yang terpenting bukan berapa panjang umur kita, tetapi ikhtiar kita, dan amal ibadah kita.


 

..Wallahu a’lam..