Dunia ini adalah ujian bagi manusia setelah kita diciptakan dengan hukum asal “bodoh” agar kita berkembang, agar kita tidak sombong, Allah memberikan ilmu-Nya untuk kita, dimana kita wajib mempelajari dan memahaminya, dan kemudian menjalani dunia ini sebagai ujian.
Dunia ini adalah ujian, bukan hanya kemiskinan tetapi kekayaan, istri, anak, pendidikan, title, gelar, pekerjaan, pangkat, jabatan, gaji, kesehatan, penyakit, pengkhianatan, rasa kecewa, rasa senang, gembira, tertawa, menangis, sedih, amarah, masalah, semua adalah ujian,
Dunia ini adalah ujian, oleh karena itu wajiblah kita berilmu, paham apa hakikat dunia ini, cerdas, agar lulus dalam menjalani kehidupan didunia ini, dimana hadiah dari keberhasilan mengerjakan ujian ini adalah Surga. Karena sebaliknya jika kita tidak berilmu, tidak paham hakikat dunia ini, tidak cerdas, tidak lulus dalam menjalani kehidupan ini, maka hadiahnya adalah Neraka.
Bukan hanya kita, didapati Para Nabi Para Rasul juga diuji dengan ujian yang sebegitu berat dan hebat.
Nabi Nuh dengan banjir sangat besar yang bahkan lebih tinggi dari bukit bukit, anak yang durhaka, Nabi Ibrahim dibakar dengan api, Nabi Musa dengan kezaliman super dari Firaun, Nabi Harun dengan pengkhianatan, Nabi Daud yang diuji peperangan dahsyat, Nabi Ayub dengan penyakit selama puluhan tahun, Nabi Yusuf dengan menghadapi keluarga yang zalim, perpisahan, Nabi Luth dengan istri yang buruk, Nabi Sulaiman dengan kekayaan dan kerajaannya, Nabi Yakub yang buta, Nabi Yunus yang diterjang badai, hidup bersabar didalam perut ikan, Nabi Isa yang difitnah, Nabi Muhammad shalllalahu alaihi wasallam cacian dan hinaan, bahkan ditinggalkan oleh 72 dari 73 kaumnya, oleh orang orang yang mengaku pengikutnya, beragama terafiliasi dengan beliau, berceramah atas nama beliau, namun bukan. Dari seluruh perjuangannya hanya 1 dari 73 yang berhasil, hanya 1 dari 1000 yang berhasil.
Jika kita bandingkan, bukan hanya kita yang Allah beri ujian. Para Nabi, Para Rasul, bahkan Allah beri ujian yang jauh lebih dahsyat daripada kita, yang jika kita perhatikan agar menjadi contoh, kesemuanya berhasil lulus dalam menjalani ujian tersebut, dan kita ketahui, dan yakini, mereka adalah penghuni penghuni Surga kelak.
Jika kita bandingkan, apalah jenis ujian yang kita hadapi. Diuji dengan penyakit, namun ada istri dan keluarga yang mengayomi, ada fasilitas, ada uang, ada obat, ada asuransi kantor ada BPJS, namun kita terus mengeluh. Diuji dengan kemiskinan, namun dia lupa badannya sehat, dia bisa bekerja, ikhtiar, dia lupa ada lingkungan yang percaya dan mensuportnya, namun kita terus mengeluh. Diuji dengan kekayaan, namun uangnya, hartanya, mobilnya, tidak dia pergunakan untuk ibadah kecuali sedikit, tidak berjalan dia ke rumah Allah, ke majelis ilmu, lalu kita dapati orang orang ini masih mengeluh, dll.
Dunia ini adalah ujian, pahami bahwa keseluruhan hidup ini, adalah ujian. Kenali dengan baik ujian itu, dimana setelah belajar, paham, mengerti, tau, maka Insya Allah mudah bagi kita mengerjakan ujian demi ujian kehidupan ini.
Dunia ini ujian, banyak diantara kita yang tidak memahami bahwa dirinya sedang berada “diruang ujian”, bahkan mereka tidak tau ujian apa yang dihadapinya. Dia pikir dia diuji dengan kekayaan padahal bukan, dia pikir dia diuji dengan kemiskinan padahal bukan, dia pikir dia diuji dengan jabatan padahal bukan, dia pikir dia diuji dengan kepintaran, padahal bukan. Dia merasa ujiannya adalah wanita padahal bukan. Dia merasa dia tau ujiannya, dan merasa telah mengerjakan / menyelesaikan “soal ujian” itu dengan benar padahal bukan.
Ada 3 jenis ujian yang mesti kita ketahui betul, agar kita tidak terkecoh dalam mengerjakan soal ujian, menjalani kehidupan didunia yang mana ini adalah ujian.
Ujian yang sebenar benarnya adalah kita dihadapkan pada sebuah “fitnah”, kita merasa itu salah padahal itulah yang benar, kita merasa itu salah, padahal itulah kebenaran. Kita merasa ini halal, padahal haram.
Kebanyakan dari mereka tidak tau ujian apa yang mereka sedang hadapi, sehingga mereka gagal dalam ujian, mereka merasa tidak akan tertipu dajjal, padahal ujian mereka adalah Para Nabi Para Rasul. Mereka merasa percaya, beriman kepada Alah dan Rasulnya, padahal ujian mereka adalah “80 Cabang Muamalah Riba”. Mereka merasa diuji berhadapan dengan Dajjal padahal itu bukan Dajjal, padahal itu sekedar boss zalim, atasan zalim, suami zalim, pemimpin zalim.
Jika, kita tidak belajar, tidak tau, tidak paham, tidak mengerti, lantas kemudian tidak lulus dalam menghadapi ujian menjalani kehidupan tengah zaman, zaman ini, zaman kita, yaitu “Fitnah Riba” (dan 80 cabang muamalah lainnya), hidup kita celaka, mati kita celaka. Maka misal kita hidup di awal zaman, mungkin kita termasuk golongan orang yang tidak selamat mempercayai “Fitnah Kenabian”, maka misal kita hidup di akhir zaman, mungkin kita termasuk golongan orang yang tidak selamat berhadapan dengan “Fitnah Dajjal”.
Ketahuilah ujian sesungguhnya yaitu “ Fitnah” dimana kita dihadapkan pada “Fitnah”. Kita merasa tau, yakin tau, merasa tau, merasa benar, merasa telah menjalani, menjawab soal ujian dengan benar, padahal kita keliru.
Penah menjawab polling, soal berganda, ujian esai, kita merasa yakin dengan jawaban kita adalah benar, ternyata jawaban kita keliru?
Koreksi lagi jawaban dari “soal ujianmu”. Sebelum dikumpulkan. Pastikan kita tau benar “soal ujian” kita, jangan sampai tertipu, jangan tertipu soal. Koreksi lagi ujian ujian dihidup kita, pahami dengan benar, dan jawablah “soal soal” ujian itu dengan benar, jawablah ujian demi ujian dalam menjalani kehidupan ini dengan benar, dan beruntung kita.
Beruntungnya kita, jika kita tau, paham, mengerti, bahwa ujian demi ujian hidup ini bisa dikerjakan sambil “open book”, sambil “mencontek”, sambil belajar.
Betapa celakanya kita, jika sudah bisa “open book”, bisa “mencontek”, bisa sambil belajar, bisa sambil dikoreksi, namun tetap tidak berhasil mengerjakan “soal soal”ujian tersebut.
..Wallahu a’lam..