...

Ubasute

Quotes - 1 month ago - Tag : Artikel
Author : Abdullah Abdurrahman

Ubasute 

 

Di Jepang ada tradisi membuang orang tua yang sudah sakit-sakitan, yang sudah tidak ada harapan hidup dan menyusahkan, ke gunung atau hutan. Tradisi ini lahir dari zaman pasca bencana meletusnya gunung Asama, di mana zaman sangat berat, serangan hama, penyakit, dan gagal panen, pada sekitar abad ke-16. 

_____ 

Pada suatu hari, seorang pemuda berniat membuang ibunya yang telah tua, sakit-sakitan, lumpuh dan pikun ke hutan. Dia bergegas menyusuri hutan sambil menggendong ibunya. Ibu yang sudah tidak berdaya berusaha menggapai ranting pohon yang bisa diraihnya, mematahkannya hingga bertaburan di sepanjang perjalanan yang dilalui. Sesampainya di tengah hutan, sang anak meletakkan ibunya sambil mengucapkan kata perpisahan, si ibu yang kemudian mengucapkan pesan terakhirnya :  

“Anakku, ibu sangat menyayangimu, sejak kecil sampai dewasa ibu selalu merawatmu dengan segenap cintaku, bahkan sampai hari ini perasaan ini tidak berkurang sedikitpun. Tadi ibu sudah menandai jalan yang kita lalui dengan patahan ranting pohon, ibu khawatir kamu tersesat, ikutilah tanda itu agar kamu selamat sampai di rumah.” 

 

Pemuda itu tidak kuasa menahan kesedihan dan menangis memeluk ibunya, kemudian menggendongnya kembali pulang ke rumah dan merawatnya dengan penuh kasih sayang, hingga tua dan akhirnya meninggal dunia. 

 

*********************** 

 

Suatu hari nanti, kamu akan pulang mencari-cari ibumu, namun ibu tidak ada di rumah. Suatu hari nanti, suaranya hanya akan menjadi memori, pelukannya hanya menjadi sebuah perasaan, yang mana pada saat itu kamu berharap memiliki satu hari lagi bersamanya.  

 

Bagi beberapa di antara kita, ibu masih ada, tetapi coba perhatikan, jalannya semakin pelan, ibu semakin sering lupa dibanding biasanya, tubuhnya semakin hari semakin lemah, tetapi ibu tidak merisaukan keadaan dirinya, melainkan keadaan kita, anaknya. 

 

Ibu menghabiskan waktu-waktu terbaiknya untuk membesarkan kita, ibu mengorbankan segalanya hanya untuk kita, mendahulukan semua kebutuhan kita sebelum ibu memenuhi kebutuhan dirinya sendiri.  

 

Waktu yang terus berjalan, ibu tidak akan selalu ada bersama kita, yang mengingatkan kita agar jangan lupa makan, agar berhati-hati di jalan, mengingatkan kita agar selalu menjaga diri. Namun bagian yang terburuk bukanlah tentang kehilangan ibu, melainkan kita yang terlalu sibuk, sampai kita lupa bahwa selama ini ada ibu, yang justru kita tidak anggap ada, atau kita lupakan keberadaannya.  

 

Suatu hari nanti, tidak ada lagi kita dapati suara HP kita berbunyi dari telepon atau chatnya, yang selama ini kadang kita abaikan. Suatu hari nanti dia akan menahan diri untuk menelepon atau mengirimi chat, karena ibu tahu kita sibuk dan tidak ingin mengganggu kita. Suatu hari waktu akan terasa berhenti, ketika ibumu berhenti dari perjalanannya di dunia.  

 

Jika ibu masih ada, telepon ibu, kunjungi ibu, pegang tangannya, peluk tubuhnya, luangkanlah waktumu, rawat ibumu, sebelum dia benar-benar pergi, dan kesempatan itu, rasa cinta yang sama itu, tidak akan pernah ada lagi.  

 

..Wallahu a’lam..