Kata "Tidak" pada judul diatas ini harus kita hilangkan, menjadi Mudah Bermanhaj Salaf
Betapa bersyukurnya kita yang lahir dari Orang Tua Muslim, lahir dilingkungan/negara mayoritas Muslim, tanpa sibuk sibuk mencari, sudah Allah anugerahi kita dengan Nikmat Islam
Walaupun Orang Tua Kita Awam
Walaupun Lingkungan Kita Awam
Tidak Masalah kita jangan juga Awam
Faktor ekonomi dan Faktor lingkungan, bukanlah sebab kiblat pemahaman Agama kita, bukanlah salah ekonomi kita, bukanlah salah lingkungan kita. Melainkan penyebab utama Awamnya sebagian besar saudara saudara kita Kaum Muslimin adalah tidak belajar, kemudian metode penyebaran Islam di Indonesia yang dipakai Ulama lokal kita dahulu, adalah metode penyebaran berdasarkan pendekatan Budaya (dan alhamdulillah ini berhasil mengislamkan sebagian besar wilayah Indonesia)
Tentu kita sangat mensyukuri ini, karena dengan metode inilah kita lahir, melek, sudah beragama Islam. Tentu pula kita mensyukuri ini dengan mengambil hikmahnya, dan tidak mengkufuri nikmat Islam ini, dengan wajibnya dan semangat untuk terus mempelajarinya Islam
_____
Kala kita Ikhlas, berharap wajah Allah, berharap Surga, mempelajari Agama ini dengan sungguh sungguh, kita akan tau bahwa yang perlu diperbaiki terlebih dahulu adalah :
1.Diri Kita
2.Istri Kita
3.Anak Anak Kita
4.Barulah Ortu/Keluarga/Adik Kakak/Saudara
5.Barulah Sahabat/Kerabat/Teman/Orang Lain
Setelah Alhamdulillah kita mendapati nikmat Islam, dan kita sungguh sungguh mempelajari Agama ini. Sangat perlu diperhatikan kita tidak perlu "sibuk" merubah orang lain, sibuk melihat ibadah orang lain, sibuk melihat celana isbal orang lain, jenggot orang lain, qunut orang lain, tahlilan orang lain, maulidan orang lain, musik, selfi, riba, ormas, dll orang lain
_____
Berikut step-step dalam mempelajari ilmu
1.Mempelajarinya
2.Memahaminya
3.Mengamalkannya
4.Mengistiqomahkannya
5.Baru ➡️ Mendakwahkannya ✔️
Jangan sampai terbalik
1.Mempelajarinya, langsung ⤵️
2.Mendakwahkannya❌
_____
Segala sesuatunya, jika dilakukan dgn cara benar,
Maka Insya Allah Mudah Bermanhaj Salaf
Segala sesuatunya, jika dilakukan dgn cara salah,
Maka Insya Allah Bermanhaj Salaf, Jadi Tak Mudah
*********************************
Setelah Alhamdulillah kita lahir, melek, dan tau Agama ini dari orang tua kita yang awam, Masjid dekat rumah, Majelis dekat rumah, Tokoh Agama dekat rumah, kemudian dari ustadz lawak, dari ustadz bid'ah, dari ustadz, ormas, dari ustadz youtube, dari ustadz medsos, dari ustadz tv, dari ustadz selebriti, Alhamdulillah
Pada fase umur tertentu, yang berbeda beda, ada yang usia 21, 24, 27, 28, 31, 33, 35, 40, 50th, kita mendapati Hidayah selanjutnya yaitu Hidayah Sunnah, Allah kehendaki kita mengenal hidayah Sunnah, hidayah untuk memahami Islam yang sebenarnya, sebagaimana Nabi shallalahu alaihi wasallam dan Para Sahabatnya
Ternyata diluar dugaan, banyak hal dalam Agama ini yang sudah melenceng jauh dari Islam yang sebenarnya, baik karena pendekatan budaya, baik karena pendekatan lawak, baik karena pendekatan ormas/golongan, baik karena Awamnya Ulil Amri (Pemimpin Kita), baik karena pendekatan selfi, (ups!..) baik karena faktor faktor disengaja oleh Musuh Islam baik dari luar atau disusupi didalam Islam, baik faktor faktor ketidaksengajaan (dimana niat baik saja dalam dakwah agama ini tidaklah cukup, melainkan harus baik dan benar), atau dikarenakan mengambil Ilmu ini dengan cara "Instan", tidak mengambil Ilmu sebagaimana Para Sahabat (Para Salafush Shalih terdahulu)
_
Ngomong ngomong tentang "Instan"
Dimana jika kita mengambil ilmu Agama ini dengan Instan, maka jangan lupakan efek sampingnya yang juga "Instan", misal jadi renggang dengan keluarga, jadi renggang dengan tetangga, renggang dengan lingkungan
Seakan Manhaj Salaf ini tidaklah mudah, sulit penuh halang rintang. Padahal ini semua dikarenakan kita sendirilah yang memilih "rute" tersebut
_
Ngomong ngomong tentang "Instan" jika kita pikir pikir lagi, Manhaj (cara) siapakah ini????
➡️ Cara Yahudi dan Nasrani
(Makanan Instan, Minuman Instan, Ibadah Instan)
Kemudian jika kita pikir pikir lagi, lihatlah apa efeksamping dari cara "Instan" ini. Kita renggang dengan keluarga, jadi renggang dengan tetangga, renggang dengan lingkungan
Apa jangan jangan... cara Instan ini, adalah cara yang dipakai oleh Musuh Musuh Islam, untuk merenggangkan / memecah Islam dari dalam?? (Ups!)
Apa cara "Instan" ini
dilakukan oleh Para Sahabat?
Apa dgn cara ini Para Sahabat mempelajari ilmu?
Apa dgn cara ini Para Sahabat memahami ilmu?
Apa dgn cara ini Para Sahabat mendakwahkannya?
Jika kita pikir pikir lagi, cara Nabi shallalahu alaihi wasallam, Para Sahabat dengan cara yang ditempuhnya (Manhaj Salafush Shalih), dan cara klasik mereka dalam mempelajari dan memahami kemudian mendakwahkan, inilah cikal bakal pertama sebab tersebarnya Islam dengan baik dari 4orang menjadi Trilyunan orang saat ini
Bukan dengan cara Instan
Bukan dengan cara Yahudi Nasrani
Yg malah "instan" memecah belah Islam (Ups!)
_
Lantas misalkan contoh, si Fulan
Setelah si Fulan lahir Alhamdulillah beragama Islam, mengenal Islam dari orang tua yang awam, dari masjid lingkungan rumah yang awam campur budaya nenek moyang, dari berbagai metode dan pendekatan. Kemudian si Fulan ini mempelajari islam ini dengan cara instan, kemudian "instan" pula mendakwahkannya, dan kemudian cara ini jadi "instan" pula berpecah belahnya.
Kira kira, apa si Fulan ini Bermanhaj Salaf?
Kira kita, apa cara ini, cara Rasul dan Sahabat?
Kira kira, apa ini yang disebut Manhaj Salaf?
Apa jangan jangaaaan.... (ups!)
********************
Saudara saudara kita yang sedang dalam proses mempelajari, mengenali, memahami Manhaj Salafush Shalih tentulah hal ini sangat Mulia, tetapi pelajarilah, kenalilah, pahamilah Manhaj Salaf ini dengan cara yang benar, bukan sekedar baik. Karena baik itu tidak cukup melainkan baik dan benar
Manhaj Salafush Shalih
Bukan sekedar perihal Jenggot, Cingkrang
Karena Jamaah Tabligh juga lakukan ini
Manhaj Salafush Shalih
Bukan sekedar tidak Qunut, Maulid, Tahlilan
Bukan sekedar membid'ahkan / "kapling surga"
Manhaj Salafush Shalih, yang kita lihat pada diri Nabi shallalahu alaihi wasallam dan Para Sahabat, mereka sibuk (1)memperbaiki Adab dan Akhlaknya terlebih dahulu, (2)mempelajari, (3)memahami, (4)mengamalkan, (5)mempraktekkan, (6)mengimplementasikan, (7)mengistiqomahkannya, kemudian (8)mendakwahkannya kepada Istri dan Anak Anaknya, barulah kemudian mendakwahi orang lain, dengan sabar dan perlahan (tidak dengan "Instan" memahamkan orang lain, sebagaimana kita juga mempelajari dan memahami Agama ini juga tidak "Instan")
********************************
Jangan jadikan keterbatasan sebagai pembenaran untuk kita mempelajari dan memahami ini dengan cara kita anggap baik (padahal belum benar)
Tentu kita semua punya keterbatasan
Ada yang tinggal di Jerman, di Jepang, di Korea, di Amerika, di Kota, di Desa, di Hutan, di Gurun, di Es. Ada yang penglihatan kurang, ada yang pendengaran kurang, ada yang anggota tubuh kurang, ada yang tua, ada yang muda, tetapi ini sekali lagi, ketebatasan ini bukanlah pembenaran untuk kita boleh memahami agama ini dengan cara yang sekedar kita anggap baik (tetapi belum benar)
Hampir semua keterbatasan diatas, ada didapati dijaman Sahabat, tetapi apakah keterbatasan keterbatasan Sahabat ini lantas diperbolehkan/dibenarkan Nabi shalllahu alaihi wasallam sebagai alasan? Bahkan Buta saja tetap tidak menjadi alasan untuk tidak berangkat ke Masjid
Hampir semua keterbatasan diatas, ada didapati dijaman Tabiin, Tabiut Tabiin. Pada Masa Imam Malik, Imam Bukhari, Imam Qurtubi, Imam Ibnu Hajar, Dll. Apa mereka menjadikan keterbatasan sebagai alasan untuk memahami agama ini dengan benar? Mereka pahami agama ini dengan cara dan sumber yang Shahih, mereka berjalan keluar bahkan menempuh ratusan Mil demi menuntut ilmu, dari guru guru yang shahih secara sabar lengkap dan penuh. Bukan ilmu datang dari (maaf) asal comot, asal klik tempate youtube
********************************
Saya contohkan dengan analogi lagi
Seseorang yang ngaji tahsin via cara instan (misal youtube) maka pemahaman tahsinnya akan berbeda dari yang ngaji dengan cara talaqi langsung dengan guru ngaji
Seseorang yang ngaji tahsin via cara instan (misal youtube) dia akan lebih mudah menyalahkan Imam Shalat yang misal kurang dalam penyebutan ض (dhod). Dimana seseorang yang ngaji dengan cara bertalaqi akan lebih bijaksana menyikapi kesalahan Imam Shalat
Hijrah dari Hidayah Islam ke Hidayah Sunnah
Dari Budaya Nenek Moyang ke Dalil
Dari Awam ke Thulab
Tidaklah sulit, Jika Caranya Baik dan Benar
Dan sebaliknya, akan menjadi Sulit
Jika Caranya Mungkin Baik, tetapi Belum Benar
********************************
Apapun level kita dalam menuntut ilmu sekarang, bukan berarti jelek, buruk, tetapi jangan pernah merasa sudah cukup, sudah baik, sudah benar, jangan merasa sudah selamat, karena betapa masih jauh kita dari Para Sahabat golongan yang selamat, Para Salafush Shalih, Manhaj Salafush Shalih
_
Terakhir,
Betapa Abu Bakar, Umar, yang Ilmu dan Amalnya sudah sangat sangat luar biasa (mereka Jelas Salaf, mereka jelas Selamat) merasa sangat takut, gelisah, cemas, khawatir, ketika mendengar siksa kubur, ketika membayangkan neraka
Sedangkan betapa saya khususnya dan mungkin kita semua, yang Ilmu dan Amalnya sangat sedikit (bukan Generasi Salaf, belum pasti selamat), sudah merasa (golongan) selamat, sudah merasa benar, dengan pengajian kita. Malah menjadikan kita tidak takut lagi mengingat siksa kubur, tidak lagi panik membayangkan siksa Neraka. Bahkan sibuk mendakwahi saudara saudara kita lain yang kita salah salahkan, dengan cara dakwah yang mungkin niatnya baik, tetapi belum benar
..Wallahu a'lam..