THE PLOT TWIST
Seorang yang bijak mengatakan berbagilah makanan pada orang-orang yang lapar. Seseorang yang awam mengatakan Bagaimana kita bisa berbagi makanan, sedangkan periuk di rumah kita kosong? Maka dahulukan mengisi periuk di rumahmu.
Seorang psikolog mengatakan tolonglah orang lain, mengertilah kondisi orang lain, berkorbanlah untuk orang lain. Seseorang yang awam mengatakan Kenapa aku harus peduli dengan orang lain, sedangkan tidak ada yang peduli dengan diriku? Kenapa psikolog itu tidak peduli dan bukannya menolongku, malah menyuruh aku peduli dan menolong orang lain, padahal tidak ada yang peduli dan menolongku. Maka bukankah lebih baik aku menolong diriku sendiri terlebih dahulu.
____________________
Tanpa disadari ini adalah Logical Fallacy di mana orang-orang awam seperti ini tidak memiliki kerangka berpikir yang benar, di mana orang-orang awam seperti ini tidak tahu jalan logika dan cara berpikir yang benar. The Plot Twist Fallacy
Tanpa disadarinya, bahwa sebenarnya orang bijak tersebut sedang mengajak dia untuk mengisi periuknya dahulu sebelum memberi makan orang lain. Tanpa disadarinya, bahwa sebenarnya psikolog tersebut sedang mengajak dia untuk menolong dirinya terlebih dahulu. Ajakan untuk memberi makan orang lain, adalah trigger agar dia mengisi periuknya, ajakan untuk menolong orang lain adalah pemicu agar dia menolong dirinya terlebih dahulu. Tanpa dia sadari bahwa ajakan memberi makan orang lain, menolong orang lain tersebut memiliki kerangka dan jalan logika dua langkah di dalamnya, sehingga menjadi landasan bagi seseorang justru untuk memberi makan dirinya terlebih dahulu, untuk menolong dirinya sendiri terlebih dahulu.
Tanpa disadarinya, jika orang bijak itu menasehati agar dia memberi makan dirinya sendiri saja, lalu setelahnya apa? selain keegoisan diri. Tanpa disadarinya, jika psikolog itu menasehati agar dia sibuk menolong dirinya sendiri saja, lalu setelahnya apa? selain keegoisan diri.
Tanpa disadarinya, orang bijak itu sedang mentrigger dia untuk mengisi periuknya, dengan cara menyuruhnya memberi makan orang lain, karena dia tidak akan bisa memberi makan orang lain jika periuknya kosong. Tanpa disadarinya, psikolog itu sedang mentrigger dia untuk menolong dirinya dahulu, dengan cara menyuruhnya untuk menolong orang lain.
Tanpa disadarinya, ada kerangka logika disitu, ada kerangka berfikir 2 langkah disitu. Karena, memang tidak akan mungkin bisa memberi makan orang lain jika sendirinya belum makan. Karena, memang tidak akan mungkin menolong orang lain jika diri sendiri belum tertolong. Dimana justru dengan nasehat tersebut, mentrigger dia berfikir logika sistematis, untuk makan mengisi perutnya, untuk menolong dirinya dahulu, sebelum memberi makan, atau menolong orang lain.
Tanpa disadarinya, memang tidak ada orang yang memberi makan orang lain, jika dirinya sendiri dalam keadaan lapar. Tanpa disadarinya, memang tidak akan ada yang bisa menolong orang lain, jika dirinya tidak bisa menolong dirinya sendiri.
Orang bijak yang menasehati untuk memberi makan orang lain, sejatinya tentu dia sudah mengisi perutnya (terisi perutnya), dan dia mengajak dirimu untuk mengisi perutmu juga, kemudian perut orang lain. Psikolog itu sejatinya sudah menolong dirinya sendiri terlebih dahulu, itulah sebabnya dia bisa menolong pasiennya, dan dia mengajakmu untuk menolong dirimu, kemudian menolong orang lain.
********************
Suatu ketika, seekor serigala pernah berbisik kepada salah seekor dari kawanan domba, bahwa sebenarnya permusuhan di antara kita, disebabkan para anjing-anjing penjaga kalian, mereka menggonggong kepada kami dan menjauhkan kami dari kalian, padahal kami hanya ingin menjadi teman kalian.
Domba, karena memanglah seekor domba (alias bodoh), yang tidak mengerti kerangka berfikir serigala, tidak mengerti maksud dibaliknya, termakan oleh omongan serigala, kemudian domba-domba ini malah melihat anjing penjaga dengan penuh kebencian, bukan lagi sebagai perisai, melainkan sebagai rantai yang membelenggu kebebasan mereka, domba-domba bodoh itu malah memilih pergi meninggalkan anjing-anjing penjaga mereka, dan pada malam harinya mereka menjadi santapan para serigala.
____________________
Tanpa disadarinya, banyak saudara-saudara kita yang awam, bodoh seperti domba-domba itu, tidak memiliki kerangka berfikir yang benar, sehingga dia mudah ditipu serigala, mereka malah memusuhi dan meninggalkan anjing-anjing yang selama ini selalu menjaga mereka.
Tanpa disadarinya, banyak saudara-saudara kita orang-orang awam, mereka bodoh seperti para domba-domba itu, tidak memiliki kerangka berfikir yang benar, sehingga dia mudah ditipu iblis, ditipu dunia, ditipu harta, ditipu wanita, ditipu kapitalisme, industrialisme, matrealisme, membuat mereka malah benci kepada didikan orang tuanya, memusuhi penjagaan gurunya, kesetiaan istrinya, menjauh dan meninggalkan dari ajaran gamanya, Allah dan RasulNya, yang dianggap mengekang, padahal yang selama ini menjaga mereka, yang kemudian tertipu iblis menyantap dunia, dan kelak menjadi santapan bagi api Neraka.
*********************
Tanpa dia sadari, ternyata plot twistnya. Dia merasa bersedekah itu membantu orang susah, padahal sebenarnya orang susah itu yang sedang membantu kita dalam bersedekah.
Tanpa dia sadari, ternyata plot twistnya. Dia merasa kecewa terhadap orang yang menyakitinya. Tidak ada yang peduli dan menolong dirinya, padahal disekitarnya banyak orang yang mempedulikannya.
Tanpa disadari, ternyata plot twistnya. Dia sibuk mencari harta, seakan hidupnya lama, padahal dia sedang kehilangan agamanya, padahal hidup ini sebentar lagi akan ditinggalkannya.
Tanpa disadarinya, ternyata plot twistnya. Dia merasa hebat dengan dasi dan jasnya, dengan jam tangan dan mobil mewahnya, merasa telah membanggakan dan membahagiakan Ibunya, padahal itu rizwah, itu riba, padahal sejatinya dia bekerja di tempat sangat kotor penuh najis, di mana di dalamnya tempat itu dia sedang menzinai Ibu kandungnya.
Tanpa disadarinya, ternyata plot twistnya. Dia merasa nanti mati akan langsung masuk Surga, padahal perjalanan setelah mati sejatinya jauh lebih panjang dari perjalanan hidupnya, padahal ada ribuan tahun di dalam kubur, ada pula siksa kubur di dalamnya, kemudian ada mahsyar, ada mizan, ada shiroth, dll.
Tanpa disadarinya, ternyata plot twistnya. Dia merasa shalat dan sedekah itu sebagai beban, padahal sejatinya shalat dan sedekah itu sangatlah ringan, dan asbab itu yang membuat beban hidupnya menjadi ringan.
Tanpa disadarinya, ternyata plot twistnya, Dia merasa sukses dan kaya mendapati surga dunia, bentuk Allah sayang kepadanya, padahal itu hanyalah ujian, yang ternyata menjadikannya sombong, bakhil, yang mana sejatinya ini kelakuan iblis, firaun, kelakuan kufur, yang dikutuk Allah masuk Neraka dengan kekal.
Tanpa disadarinya, ternyata plot twistnya. Dia merasa gagal dan miskin di dunia, merasa hidup tersiksa bagai Neraka, seakan Allah tak peduli padanya, padahal itu hanyalah ujian sementara, yang menginginkan agar dia bersabar dan tawakal, yang mana ini balasannya adalah tinggal di Surga yang mengalir sungai-sungai susu di bawahnya.
Tanpa disadari, ternyata plot twistnya. Dia miskin, namun menjadikannya manusia yang jauh dari kesombongan, memiliki empati tinggi, saldonya yang hanya 50rb dia mampu berikan 25rb kepada orang lain yang kesusahan. menjadikannya mudah bersyukur atas nikmat yang walau sedikit, dia punya banyak waktu datang ke majelis ilmu, dekat dengan orang-orang shalih, yang kelak malah asbab ini memasukkannya ke Surga.
Tanpa disadarinya, ternyata plot twistnya. Dia kaya merasa mengikuti Nabi dan Para Sahabat, padahal Nabi dan Sahabat tidak sombong, tidak riya, tidak flexing, tidak pamer, tidak bakhil, tidak pelit, melainkan memanfaatkannya berlomba-lomba dalam sedekah, dekat dengan agamanya, dekat dengan Allah dan RasulNya, yang memasukannya ke Surga, sementara dia asbab kekayaannya menjadi sombong, riya, flexing, pamer, bakhil, pelit, dia tidak manfaatkan untuk sedekah kecuali sedikit, membuatnya sibuk pada perlombaan dunia, dekat dengan para pemaksiat, jauh dari majelis ilmu yang kelak malah asbab ini memasukkannya ke Neraka.
___________________
Tanpa disadarinya, ternyata plot twistnya. Dia merasa lebih hebat dari anjing-anjing yang setia menjaganya, memilih berteman dengan para serigala, padahal sejatinya mereka hanyalah domba- domba yang bodoh, yang tiada lain tiada bukan hanyalah menjadi santapan bagi para serigala.
..Wallahu alam..