Apa indikator seseorang itu adalah teman atau sahabat? Jawabannya akan kita bahas pada uraian dibawah ini.
Teman itu biasanya lebih “transaksional”, artinya ketika kamu membutuhkan sesuatu entah bisa barang ataupun jasa yang “dijual” temanmu, kamu akan menghubungi dia, kemudian “membeli” dengan harga yang dia minta lalu kemudian dia membalasmu dengan memberikan barang atau jasa yang sesuai. Ini adalah sebuah “transaksi” diantara kedua orang teman. Ini adalah hubungan yang baik antara dua orang teman.
Sahabat berbeda dengan teman, sahabat akan lebih melibatkan empati, emosi, perasaan, bukan sekedar atau sebatas “transaksional”. Misalkan kamu membutuhkan sesuatu entah bisa barang ataupun jasa yang “dijual” biasanya kita “membayar lebih mahal” lebih tinggi dari harga yang diminta, sebaliknya kadang dia akan “memberikanmu dengan gratiis” tanpa menjual, atau tanpa meminta bayaran / balasan apapun. Ini adalah hubungan yang indah antara dua orang sahabat.
Sampai sini sudah pahamkah beda antara teman dan sahabat?
Jika sudah, maka dari itu jangan sampai kamu ingin diperlakukan sebagai sahabat, namun kamu memperlakukan orang lain itu sebagai teman, bahkan orang asing, atau bahkan dianggap sekedar hubungan antara “pembeli dan penjual” saja. Kamu jarang menghubunginya, jarang menanyakan kabarnya, jarang memperhatikannya, jarang memberi atensi kepadanya, tidak peduli dengan keadaannya, tidak menjenguknya. Tetapi giliran kamu yang membutuhkan kamu langsung menghubunginya dan berharap kamu diperlakukan dengan istimewa.
Ingat, persahabatan itu seperti memelihara bunga, kamu harus menyiramnya, memupuknya.
*****
Teman hanya saling berhubungan atau menghubungi ketika keduanya saling membutuhkan saja. Teman hanya akan bertransaksi mendapat/memberi sesuai yang dibayar atau “berjual beli”, tanpa empati, emosi, ataupun perasaaan.
Sedangkan
Sahabat akan saling berhubungan atau saling menghubungi tanpa harus karena adanya suatu kebutuhan. Sahabat akan lebih banyak memberi dibandingkan meminta, dan sebaliknya ketika diminta dia akan memberi lebih dari apa yang diminta. Sahabat tidak melakukan, meminta atau mengeluarkan sesuatu karena dasar “jual beli”, untung rugi, apa untungnya buat saya. Melainkan mereka melakukannya karena dasar empati, faktor emosional, dan melibatkan perasaan.
*****
Ini sejalan dari apa yang kita dapati dari sudut pandang syar’i dan implementasi para Sahabat.
Sahabat, saling berhubungan tidak sekedar urusan untung rugi atau jual beli. Melainkan lebih daripada itu, mereka melibatkan empati, emosi, perasaan, kepedulian, memberi manfaat, dan mengeluarkan lebih dari yang mereka bisa. Dimana semua ini mereka para sahabat lakukan karena melibatkan faktor agama, yaitu kepentingan akhirat, dimana setiap kebaikan kebaikan dalam bersahabat ini berbuah pahala, mulai dari pahala silaturahim, pahala tolong menolong dalam kebaikan, pahala sedekah, pahala jariyah, dan lainnya yang berguna bagi kehidupan akhirat atau surga kelak.
Sedangkan
Teman, hanya berhubungan dalam rangka kebutuhan, sekedar jual beli, sekedar untung rugi, tidak ada melibatkan faktor empati, emosi, perasaan, apalagi berharap akhirat atau berharap pahala. Mereka menghitung hitung, mereka mengkalkulasi dalam tiap tiap hubungan mereka dengan orang yang lain. Teman, biasanya menganggap pihak lain hanya “mentok” kepada urusan atau perihal dunia, tidak lebih.
*****
Darisini mari kita semakin memahami, mengkategori diri kita ketika berhubungan dengan orang-orang diluar sana itu, hanyalah sebagai teman, atau sahabatnya.
Darisini mari kita semakin memahami, mengkategori orang-orang yang berhubungan dengan kita diluar sana itu, menganggap kita sekedar teman atau sahabatnya.
Darisini mari kita semakin memahami, bagaimana kita memperlakukan orang-orang diluar sana, apakah sebagai teman atau sahabatnya.
Darisini mari kita semakin memahami, bagaimana kita diperlakukan oleh orang-orang diluar sana, apakah sebagai teman atau sahabatnya.
Darisini mari kita semakin paham, pantaskan orang-orang yang memperlakukan kita sebagai sahabatnya, namun sebaliknya kita memperlakukan mereka sebagai teman.
Darisini mari kita semakin paham, ada orang-orang yang kita perlakukan sebagai sahabat, sebaliknya mereka memperlakukan kita hanya sebagai teman.
*******
Jika, hanya ketika butuh, tanpa empati, emosi, perasaan, tidak pernah memberi, tidak pernah memperhatikan, tidak pernah mempedulikan, tidak pernah menolong, hanya jual beli, hanya untung rugi, hanya mendapati kepentingan dunia, maka ini adalah definisi dari seorang teman.
Jika, tidak hanya ketika sedang butuh, kamu melibatkan empati, emosi, perasaan, sering memberi lebih, sering membayar lebih, sering membantu, tidak harus karena jual beli, tidak harus karena untung rugi, melainkan hubungan tersebut dalam rangka keutamaan keutamaan mendapati akhirat, maka ini adalah definisi dari seorang sahabat.
*****
Jadi, kamu yang termasuk yang mana?
Sekedar teman, atau sahabat?
Jadi, kamu menganggap aku siapa?
Sekedar temanmu, atau sahabat?
Semua bisa terlihat, dari bagaimana sikap aku ketika memperlakukan kamu, dan bagaimana sikap kamu ketika memperlakukan aku.
Sekali lagi, persahabatan itu seperti memelihara bunga, kamu harus menyiramnya, memupuknya.
..Wallahu a’lam..