...

Tanda Tanda Taqwa

Artikel - 2 years ago - Tag : Artikel
Author : Abdullah Abdurrahman

Sebagai pengantar, mari kita bahas dengan singkat. Didalam Ilmu dunia, dikenali dalam ilmu psikologi, perihal kepribadian manusia, dibagi menjadi 2 yaitu : Ektrovert; dan Introvert.

Lebih jauh perihal ini, penjelasannya bisa kita dapati pada kesempatan lain (bisa dibaca di internet/buku, bertanya dll), tetapi mungkin pemahaman mudah yang dirangkumkan pada kesempatan kali ini.

Ekstrovert :
Mendapatkan energi/gairahnya ketika bertemu, berkumpul dengan orang orang ramai. Terbuka, senang bergaul, obrolan santai, cenderung sangat enjoy / menikmati dengan masa sekarang, tidak begitu memikirkan masa lalu, dan ataupun masa depan.

Introvert :
Mendapatkan energi/gairahya ketika bersendirian. Tertutup, pendiam, kurang suka keramaian, obrolan serius, mengobservasi, cenderung memikirkan masa lalu dan atau masa yang akan datang (yang belum terjadi), sebaliknya kurang begitu menikmati “hari ini”
_

Kemudian pada perkembangannya, dikategorikan lagi orang yang condong kepada keduanya yaitu : Ambivert.

Ambivert :
Terkadang mendapati energi/gairah dan kepribadian sebagaimana Ekstrovert, namun pada kesempatan berbeda terkadang mendapati energi/gairah dan kepribadian sebagaimana Introvert.
_

Kemudian pada perkembangannya, setelah banyak penelitian dilakukan, didapati turunan turunannya, yang kita kenali dengan MBTI atau “The Myers Briggs Type Indikator”, yaitu metode pengukuran terukur yang digunakan untuk membaca kepribadian seseorang, khususnya untuk memahami bagaimana seseorang menilai sesuatu dan membuat keputusan, disini terbagi lagi menjadi 16 kategori. ENFJ, ENFP, ENTJ, ENTP, ESFJ, ESFP, ESTP, ESTJ, INFJ, INFP, INTJ, INTP, ISFJ, ISFP dan ISTJ.

Metode ini familiar, cukup membantu bagi misal calon mahasiswa yang mau menentukan arah jurusan kuliah, atau didapati juga banyak dipakai oleh beberapa perusahaan kala penerimaan calon pegawai, tes bakat, tes kepribadian, dll.
-

Kemudian pada perkembangannya, didapati pecahannya lagi, semisal Ekstrovert yang menjadi Introvert pasca trauma, Introvert yang menjadi Ekstrovert karena pasca trauma, Ambivert pasca trauma, dll
_

Kemudian pada perkembangannya, didapati ada Milyaran manusia, dan tiap tiap manusia berbeda,  didapati bahwa kurang bijaksana mengelompokkan banyak sekali kepribadian manusia, menjadi 2,3,5,16, atau misal 100 kelompok kepribadian
_

Kemudian pada hakikatnya kita tau bahwa ini adalah asumsi, sudut pandang, atau perspektif penggagasnya yaitu, Carl Gustav, Kathrine Cook Briggs, Myers Briggs, dll. 

Berarti ini subjektif, tergantung menurut siapa yang bicara, siapa penggagasnya idenya, siapa pelopornya. (Bukan Metode Objektif)

*****

Sebaliknya didalam Ilmu Agama, sebenar-benarnya pemahaman, dimana inilah kita yakini kebenaran yang absolut, dan objektif. Ilmu yang Allah miliki, Ilmu yang Rasulnya sampaikan, Ilmu yang sebagaimana dipahami para sahabat. Bahwa, kepribadian, karakter manusia dibagi atas 2 (dua) kategori, yaitu : Bertaqwa, dan Tidak Bertaqwa

Dimana ciri cirinya ada 2 (dua) yaitu :

1. Bertaqwa 
1.1 Menaati Perintah Allah
1.2 Menjauhi Larangan Allah

2. Tidak Bertaqwa
2.1 Tidak Menaati Perintah Allah
2.2 Tidak Menjauhi Larangan Allah
___

Didalam Al Quran misal pada Surat Al Imran 134, didapati ada 4 ciri ciri.  Tetapi jangan pula dilupakan bahwa memahami Al Quran itu wajib dengan Ilmu Tafsir, memahami sebagaimana Sahabat memahami Al Quran, ada penjelasannya, memahami berdasarkan penjelasan Alim yang menguasai Ilmu Tafsir Al Quran, dari sumber yang tsiqoh. Bukan (misal memahami Al Imran 134) berdasarkan browsing atau membaca terjemahannya Al Quran di internet saja. 

Didalam berberapa Hadits didapati ada 5,6,8, atau lebih ciri cirinya, tetapi jangan lupa bahwa  memahami Hadits itu ada keilmuannya, ada Kaidahnya, ada Hukumnya, ada metode metodenya, ada prinsip prinsipnya, ada rumus rumus untuk memahaminya, misal : “bilangan bukan (berarti) pembatas”.  Bukan (memahami Hadits) berdasarkan youtube, atau artikel di Medsos, apalagi dari sumber yang tidak tsiqoh.
___

Jika, kesemua Dalil Dalil landasan dan pendukung atas pemahaman ini dijamak dan ditarjih dengan keilmuan yang benar. Maka puasa, infaq, sedekah, berbuat baik, memaafkan, mendirikan shalat, berharap kepada Allah, beriman kepada hal ghaib, saling menasihati, menjaga diri dari dosa, syahadat, tidak zalim, fasik, munafik, kafir, masuk kedalam dua kategori dibawah ini : 

1. Bertaqwa 
1.1 Menaati* Perintah Allah
1.2 Menjauhi* Larangan Allah

2. Tidak Bertaqwa
2.1 Tidak Menaati* Perintah Allah
2.2 Tidak Menjauhi* Larangan Allah 

*) = Secara Keseluruhan
_

Karakter, Kepribadian, didalam Islam tidak dibedakan karena suka menyendiri, atau suka keramaian, tidak dibedakan karena jabatan, suku, warna kulit, kekayaan, keturunan, melainkan dibedakan atas =  Ketaqwaannya. 

Kita Taat Perintah dan Menjauhi Larangan, maka Bertaqwa, Tidak Taat dan Tidak Menjauhi Larangan, maka Tidak Bertaqwa.
_

Adapun semakin masuk akal pembahasan diatas, dimana sikap, dan kepribadian manusia tidaklah statis, melainkan dinamis. 

Tidak ada manusia yang suka keheningan terus menerus, terkadang kesukaannya berganti, tidak ada manusia yang suka keramaian terus menerus, terkadang kesukaannya berganti. 

Sebagaimana disebutkan, bahwa hati manusia berada diantara 2 jari jari Allah. Terkadang dia rajin beribadah, takut akan dosa, Terkadang dia malas beribadah, tidak takut akan dosa.

yang namanya hati manusia selalu berada di antara jari-jemari Allah. Siapa saja yang Allah kehendaki, maka Allah akan berikan keteguhan dalam iman. Namun siapa saja yang dikehendaki, Allah pun bisa menyesatkannya.” (Tirmidzi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Dalam riwayat lain dikatakan :

“Sesungguhnya hati berada di tangan Allah ‘azza wa jalla, Allah yang membolak-balikkannya.” (Ahmad 3/257. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini qowiy (kuat) sesuai syarat Muslim).

****

Jika kita saat ini, dalam keadaan Bertaqwa, maka bersyukurlah pada Allah, senantiasa harus paksakan ketaqwaan kita kepada Allah, minta keteguhan serta keistiqomahan, agar kita tidak disesatkan, dimatikan dalam keadaan yang buruk.

Sebaliknya, saudara saudara kita yang kini dalam kekufuran, kesesatan, kemaksiatan, bisa saja bertaubat, diberikan hidayah, mati dalam kebaikan, diampuni dosanya, diberi Rahmat-Nya.
_

Agar tetap diteguhkan hati, ingatlah sebuah do’a yang selalu dibaca oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam. Amalkan do’a tersebut untuk memohon keteguhan dan keistiqomahan dalam menjalani ajaran Islam. Doa yang paling sering dibaca Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah doa :

‎يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

Ya muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘alaa diinik” 

Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).”
___

Adapun cara mudah mengukur diri sendiri, kita ini Bertaqwa atau Tidak, adalah :

(1) Taat Shalat (5 Waktu)nya, ini ketaatan Wajib yang sangat berar. (2) Infaq dikala lapang/sempit, ini ketaatan Sunat  yang sangat berat bagi orang yang jauh dari Taqwa. (3) Senantiasa haus dan menuntut Ilmu dengan benar, agar tidak sesat paham, ini larangan Syubhat yang sangat berat. Dan, (4) Tidak Riba, ini larangan Syahwat sangat berat terkhusus zaman ini, bagi orang orang yang jauh dari Taqwa.


..Wallahu a’lam..