Bagi kebanyakan orang, tahun 2023 adalah tahun yang sulit, banyak orang mengencangkan ikat pinggang, banyak orang menutup rapat dompetnya, sehingga ekonomi kurang berputar.
Padahal Allah lah yang memberi rezeki, padahal Allah Maha Pemberi Rizki, padahal rezeki sudah Allah atur, namun kok ekonomi terasa sulit?
Sebagaimana kita tau bahwa kesulitan keburukan tidak bisa kita nisbatkan kepada Allah, maka sulitnya ekonomi yang terjadi di 2023 pastilah karena ikhtiar kita, karena buah tangan manusia itu sendiri.
Ada beberapa penyebab dari ikhtiar-ikhtiar kita yang menjadikan ekonomi terasa sulit pada tahun 2023 ini. Beberapa pakar berpendapat karena ekonomi kita belum pulih pasca Covid-19, banyak orang tidak mau membelanjakan uangnya, lebih milih menyimpan uangnya sehingga ekonomi kurang berputar. Adapun beberapa alasan yang tepat, akan kita bahas dibawah ini.
********************
1. Top Up
Top Up disini bukan Top Up E-Wallet, namun Top Up untuk gift away para konten kreator live di Youtube, Facebook, IG, Tiktok dan lainnya. Banyak sekali uang yang mengalir ke tempat ini, dimana beberapa diantara kita “nyawer” di Live Streaming yang ada.
Sebagian kita di “brainwash” untuk saling support, like, memberikan gift, coin, dan sebagainya, tentunya ini melalui top up, dan dimana Puluhan bahkan Milyaran total rupiah dari kita, mengalir ke orang-orang yang sudah kaya, atau sudah “sultan”. Tidak perlu saya sebutkan disini siapa “sultan” “sultan” itu.
_____
2. Pernikahan dan Rumah
Brainwash selanjutnya adalah pola pikir terhadap Pernikahan dan Rumah. Banyak diantara kita yang terjebak di matrix ini, dimana pernikahan atau membangun rumah tangga harus membeli rumah, 99% diantara kita membeli rumah dengan cara kredit (Riba), hanya 1% yang membeli dengan cara cash keras, sebagian dari kita terjebak hutang selama 10, 15, 20 tahun untuk “memberi makan” pernikahannya.
Taukah bahwa, dengan hutang jangka panjang ini, kita dipaksa bekerja keras dalam waktu yang lama, “hanya” kemudian untuk membayar hutang dalam jangka yang lama.
_____
3A. Kesuksesan dan Mobil Baru
Beberapa dari kita melambangkan kesuksesan dengan (misal) mobil baru atau barang mewah, kalau belum punya mobil baru, mobil mewah, barang mewah, maka belum sukses. Ini juga merupakan “brainwash” yang menyebabkan banyak orang terjebak dalam matrix. Orang-orang yang misal hanya punya saldo 10-20 juta, pendapatan 5-10 juta, memberanikan untuk kredit (sekali lagi ini riba) namun kemudian berhutang 300jt - 500jt demi mobil baru.
Tentu ratusan juta yang didapatnya dari hasil bekerja keras, kemudian hanya untuk membayar hutang kepada Bank, tidak segan seseorang kredit demikian hingga 5 bahkan sampai 7 tahun.
_____
3B. Kesuksesan dan Barang Mewah
Sebagaimana poin 3, betapa banyak orang-orang yang mengaitkan kesuksesan dengan barang mewah, gadget mewah, gaya hidup mewah, makan makanan yang mewah, sehingga banyak uang yang sebenarnya tidak perlu keluar, namun keluar untuk hal hal tersebut. Uang ini keluar dari saku orang-orang “non kaya” dan justru mengalirkannya kepada orang-orang kaya.
Lantas bagaimana jika tidak ada uang cash, tidak ada uang untuk membeli atau memenuhi gengsi tersebut? Jawabannya sangat gampang sekali, betapa dengan mudahnya segala fasilitas tersedia untuk “memberi makan” gengsinya seperti pada poin 5 dibawah ini.
_____
4. CC Pinjol dan Paylater
Lengkap sudah “brainwash” membangun nilai hidup kita dari materialistik, dimana segala kemudahan dan ketersediaan yang ada, kita tidak sadar membeli sesuatu yang tidak perlu atau tidak penting dan kemudian terjebak didalam hutang yang tidak perlu, terjebak dalam kerja keras mengumpulkan uang begitu lama, hanya untuk membayar hutang.
Tahukah kita, betapa banyak Gen-Z, anak-anak muda, generasi muda yang sudah terjebak hutang, yang bahkan melayang nyawanya karena hal ini.
_____
5. Judi Online
Tidak sedikit uang yang mengalir dan mengendap pada sektor judi online, dari CNBC mencatat, ada sudah lebih dari 200 Trilyun yang mengalir dan mengendap di aktivitas Judi Online. Dimana dana ini dialirkan dari orang orang non kaya bahkan orang orang miskin justru kepada orang-orang kaya.
********************
Allah memang Maha Pemberi Rezeki, Allah menurunkan rizkinya kepada kita, namun Allah juga menyerukan kepada sedekah, Allah melarang Riba, Allah melarang Judi.
Jika kita lihat, dari 5 poin diatas, ada kemudharatan demi kemudharatan, keharaman demi keharaman yang sebagian besar dari kita melakukan, sehingga ekonomi menjadi sulit, uang tidak berputar.
_____
Allah menyerukan berbagi, sedekah, zakat, namun apa yang kita lakukan, kita malah “nyawer” bersedekah kepada “sultan” yang sudah jauh lebih kaya daripada kita.
Allah menyukai pernikahan, namun jangan campurkan yang halal dengan yang haram, jangan campurkan pernikahan anak-anak kita, dengan keharaman, dengan membebaninya harus punya rumah, padahal rumahnya diperoleh dari hasil riba, dari sesuatu yang haram.
Allah tidak wajibkan untuk kaya atau sukses, Allah tidak wajibkan mobil mewah, barang mewah, gadget mewah, melainkan Allah wajibkan Haji. Betapa banyak yang malah mendahulukan harus punya rumah, mobil, barang mewah, hidup mewah, walau ditempuh dengan cara yang haram, sedangkan Haji bahkan tidak terlintas dipikirkannya.
Allah halalkan jual beli, dan Allah haramkan Riba, Judi, Maisir, Ghoror. Tetapi kita malah terjerumus, terjebak matrix, ter-brainwashed menggunakan hasil kerja kita, hasil jual beli halal kita, untuk membayar hutang KPR, cicilan mobil, cicilan paylater, pinjol, bahkan untuk depo slot judi yang mana ini Allah haramkan.
_____
“Ah.. tetapi bagaimana, kehidupan sekarang semua orang seperti itu, semua orang melakukan itu, kalau tidak kredit KPR, bagaimana mau punya rumah, kalau tidak kredit? bagaimana mau beli mobil yang mana itu sudah kebutuhan primer zaman sekarang, kalau tidak nyicil?”
Padahal, tidak punya rumah tidak haram, padahal tidak punya rumah tidak apa-apa, masih banyak pilihan lain, ada ngontrak, nyewa, ngekos, numpang mertua, tinggal dirumah keluarga, dll.
Padahal, tidak punya mobil baru ya tidak apa-apa, tidak perlu kredit, bisa mobil bekas, mobil sewa, bisa cash sesuai kemampuan, bisa motor, bisa kendaraan umum, dll.
Padahal bayangkan, jika kita kerja setiap hari, dan gaji / hasil usaha kita tidak habis untuk bayar KPR, bayar cicilan mobil, bayar cicilan kartu kredit, bayar paylater, bayar pinjol. Betapa banyak uang yang bisa kita simpan, dan tidak mengalir ke golongan orang-orang kaya (kapitalis) itu.
Kita sering mengkomentari, “ngapain sih, orang kok ada yang mau judi online, terjebak judi online, akhirnya pusing sendiri?” Padahal kita sendiri ngapain sih ngutang riba, terjebak riba, akhirnya pusing sendiri. Judi online yang dilakukan orang itu, dan riba yang kita lakukan, padahal tidak ada bedanya.
Padahal bayangkan, jika uang yang kita peroleh dari ikhtiar menjemput rizki Allah, dan dipergunakan untuk yang halal, maka betapa masih banyak uang di rekening kita, saldo kita, dimana hidup kita penuh keberkahan, tidak terjebak hutang.
Padahal banyak lagi yang saya bisa utarakan, namun akan sangat panjang dan tidak memungkinkan untuk ditulis semua disini. Silahkan terjemahkan sendiri-sendiri secara mendalam.
********************
Adapun ringkasnya, apa yang bisa kita pelajari dari fenomena jebakan finansial di atas sehingga 2023 kemarin begitu sulit untuk kita lewati?
1. Jangan Top Up (Give Away / Nyawer)
2. Jangan Hutang (Riba)
3. Jangan Judi (Maisir / Ghoror)
Adapun ringkasnya, apa yang seharusnya kita lakukan pada 2024 agar hidup tidak berat, tidak sulit ekonomi, sulit keuangan, agar rezeki yang Allah turunkan menjadi rezeki penuh berkah untuk kita dan keluarga?
1. Banyak Sedekah
2. Stop Riba
3. Stop Judi
..Wallahu a’lam..