Apakah seseorang yang tersesat,
Tau bahwa dia sedang tersesat?
Jawabannya : “bisa iya bisa tidak”
Orang itu bisa tau sedang tersesat, bisa juga tidak tau bahwa dia sedang tersesat. Tetapi, kebanyakan diantaranya, dia tidak tau sedang tersesat. Kenapa? karena jika dia tau “jalannya”, maka dia pastinya tidak akan tersesat. Atau, kemungkinan kecil dia tau bahwa dirinya sedang tersesat, namun dia belum/tidak bertanya untuk mencari jalannya.
___
Mari kita breakdown ini dengan sangat sederhana.
Orang orang normal dengan logika waras, logika sehat, paham benar jalannya cara berfikir,
- Jika lapar, makan..
- Jika haus, minum..
- Jika ngantuk, tidur..
Sedangkan orang orang yang tersesat, dia tidak paham dengan benar jalannya cara berfikir,
- Jika lapar, dia minum
- Jika harus, dia makan
- Jika ngantuk, dia marah-marah
___
Kita yang sehat, pasti tau jika :
-Lupa ---> Membuat Jurnal
-Kecapean ---> Beristirahat
-Tersesat ---> Mencari petunjuk
-Demotivasi ---> Mencari inspirasi
Sampai sini, orang yang logikanya sehat, terlebih Para Thulab pasti tau benar bahwa jika dia tersesat atau kehilangan motivasi, maka jalannya adalah mencari petunjuk, mencari inspirasi. berwudhu, berdoa, pergi duduk di kajian ilmu, bertanya kepada tidak tau, minta arahan kepada gurunya, berkumpul dengan orang orang sholeh, bersedekah, memperbanyak amalan sunat, atau amal shalih lainnya.
Sedangkan, seseorang yang logikanya sakit. Ketika dia tersesat, atau kehilangan motivasi, maka jalan yang ditempuh adalah depresi, murung, mengurung diri, mengasingkan diri, meratap, lari dari masalah, bengong, dll.
_
Saudaraku sesama Kaum Muslimin, sebenarnya semudah itu kok bagaimana caranya dan jalannya logika kita seharusnya mengarah.
Haus, yaa minum..
Lapar, yaa makan..
Futur, yaa pergi kajian..
Bukan, lapar malah kabur
Bukan, haus malah ngelantur
Atau
Bukan, futur malah… tidur
(Ini “Solution Reverse”)
..Wallahu a’lam..