...

Sistem Kapitalisme (Part 2)

Artikel - 1 year ago - Tag : Artikel
Author : Abdullah Abdurrahman

Setelah pada materi sebelumnya dibahas “Sistem Kapitalisme” (Part 1) kini kita lanjutkan.


 

Lantas bagaimana cara dan pemahamannya agar kita sebagai Kaum Muslimin bisa selamat akan hal ini? Agar tidak menjadi “budak” bagi kepentingan mereka?

_

 

1. Keluar dari Matrix Kapitalisme

Keluar dari pemahaman kapitalisme, pola pikir kapitalisme, menjadi budak kapitalisme, keluar dari pemahaman menjadi “karyawan” untuk hidup. Mulai perkuat diri dengan ilmu dan ketrampilan yang bisa membuat kita tidak tergantung sebagai budak mereka. Disampaikan pada pembahasan sebelumnya bahwa zaman ini adalah zaman digital, maka mulailah pelajari dan perkuat diri dengan berbagai keahlian (generalis) terutama yang berkaitan dengan teknologi (digital). Agar kita bisa melepaskan diri dari ketergantungan sebagai budak-budak mereka.

_

 

2. Miliki Mindset Hyper Rich

Pahami bahwa mindset yang selama ini ditanamkan kepada kita dikurikulum sekolah, tentang pendidikan, pekerjaan, apa itu kesuksesan, apa itu kekayaan, adalah keliru. Miliki mindset Hyper Rich (sudah dibahas sebelumnya), bahwa kesuksesan, kekayaan, makanan, pergaulan, relasi, status sosial bukanlah sebaimana yang kita pahami selama ini. 

_

 

3. Sedia “Liquid Asset”

Pernah dibahas sebelumnya, dan solusi ini telah diberikan / dituntunkan agama kita, untuk memiliki liquid asset. Liquid asset bukan berarti uang fiat, karena uang tidak bernilai sebagaimana mestinya, karena uang akan tergerus inflasi, melainkan liquid asset disini adalah Emas (Dinar dan Dirham). Emas adalah liquid asset, dimana ketika misal dikeadaan seluruh sistem perbankan chaos, seluruh uang kertas didalam sistem perbankan chaos, seluruh teknologi digital perbankan mati (offline), kita memiliki aset yang laku sebagai alat tukar, untuk bertahan hidup. [Note : bukan berarti cicil emas di bank, perihal cicil komoditi emas ada larangannya, dimana komodi emas harus transaksi tunai (cash), dimana selainnya masuk kepada bagian dari muamalah Riba, ini kita bahas lain waktu].

 

“Namun sekarang, emas juga dikuasai mereka?”

 

Betul, lebih dari 50% emas dan perak fisik dunia telah dikuasai mereka, namun masih ada emas beredar saat ini dan ini bisa kita miliki, simpan, sebagai liquid asset. (Bukan malah menyimpan tabungan / kartu kredit / cicilan / saham / obligasi / deposito / dll).

_

 

4. Hemat ( Bukan Pelit )

Sebagaimana pada bahasan sebelumnya kenapa sulit di 2023 yang mana uang banyak mengalir ketempat-tempat yang keliru. Maka hematlah dalam mengalirkan uang, hemat dalam gaya hidup, tidak perlu terjerat gaya hidup, makan, pernikahan, kendaraan, perumahan, yang membutuhkan biaya tinggi, apalagi sampai berhutang, kartu kredit, pinjol, KPM, KPR, KTA, dan lainnya.

_

 

5. Miliki Bisnis / Usaha

Sebagaimana kita punya skill atau ketramplilan, kita memiliki liquid asset onhand (dalam hal ini emas), kemudian kita hemat. Maka kita bisa membuat bisnis, menciptakan bisnis, (mulai lah bisnis kecil kecilan), dimana kita bisa untuk tidak menggantungkan kehidupan atau terjebak menjadi karyawan, budak, budak korporat, bagi “kerajaan bisnis” kaum kapitalis.

_

 

6. Tidak Terlibat Riba

Riba selain dosanya yang luar biasa (kita bahas tentang Riba dilain waktu). Riba atau hutang berbunga, adalah salah satu sebab dicetaknya uang demi uang dalam jumlah yang banyak tanpa batasan. Dimana uang yang tercetak dan beredar ini, akan semakin membuat nilai uang itu sendiri semakin tidak berarti, dan masuk kepada paradox-paradox keuangan yang telah kita bahas sebelumnya.

_

 

7. Buang Uang Riba

Dikehidupan serba perbankan ini, sangat menyulitkan bagi kita untuk hidup tanpa terlibat menjadi bagian dari sistem perbankan. Gaji didapat dari Bank, transaksi jual beli, transfer, dan sebagainya hampir kita dapati mustahil tanpa keterlibatan dengan perbankan. Maka setidaknya kita minimalkan mudharat ini, pastikan sebisanya bersih (tanpa riba) transaksi perbankan kita. Gunakan bank hanya untuk fasilitas keperluan perbankan, adapun diluar itu kita simpan aset kita diluar perbankan. 

 

Kemudian diantara ikhtiar kita, agar tidak tercampur antara harta halal dan harta haram. Setiap bulan, pada rekening bank konvensional kita, akan masuk sejumlah uang (bunga), dengan jumlah yang bervariasi tergantung saldo kita, maka pahami itu, berapa besarannya, dan segera (awal bulan misal) keluarkan uang (bunga) itu dari rekening kita, karena jika dibiarkan akan tercampur, yang dimana tiap hari kita pakai untuk transaksi, akan sulit mengetahui mana uang riba didalam saldo rekening kita.

 

Diantara ikhtiar lainnya yang bisa kita lakukan, tanpa bermaksud promosi ke Bank Syariah yang ada, dan terlepas Bank Syariah juga masih belum sepenuhnya sudah sesuai syar’i. Ada baiknya kita memiliki rekening Bank Syariah, memindahkan gaji kita / saldo kita dari rekening konvensional, sekali lagi memindahkan saldo kita dari bank konvensional ke Bank Syariah, dimana Bank Syariah tidak menghasilkan sejumlah uang (bunga) pada rekening kita, dan dimana bank ini hanya kita pakai untuk kebutuhan fasilitas pembantu transaksional semata saja. (Bukan untuk penyimpanan, menabung, ikut deposito, mengambil keuntungan, promo, diskon, dsb).

_

 

8. Keluar dari Piramida

Sebagaimana dibahas diatas, bahwa piramida ini akan roboh, hancur, jika tidak ada mayoritas orang yang berada dibawah sebagai pondasi piramida tersebut. Maka keluar dari piramida tersebut. Industri perbankan, asuransi, koorporasi, milik kaum kapitalis ini, bisa beroperasi dengan kokoh, karena kita “berkontribusi” didalamnya. 

 

Bayangkan jika Bank-Bank itu tidak kita pakai, maksudnya tidak menaruh aset kita di sana, tidak berdeposito di sana, tidak berhutang di sana, tidak memakai kartu kreditnya, tidak KPM, KPR, tidak menggunakan fasilitas mereka. Maka sistem perbankan (model transaksi riba) ini tidak laku (dan mati).

 

Mereka selalu “membrainwash” kita dengan promo, layanan, mengirimkan sms, WA, email, dalam rangka tindak lanjut untuk keberlangsungan industri mereka. 

 

Selamat anda mendapat limit….

Selamat anda mendapat bunga spesial…

Selamat anda mendapat plafon pinjaman…

Selamat anda mendapat promo…

Tukarkan poin anda

 

Atau…

 

CV anda telah kami terima

CV anda memenuhi syarat kami

Silahkan datang, untuk interview

Selamat anda diterima, diperusahaan kami

(Jadi budak)

 

Bayangkan jika Industri Bank mereka, Asuransi, atau Industri Koorporasi kapitalisme mereka yang lain, yang kita tidak terlibat didalamnya, tidak melamar disana. Kita “keluar” dari matrix ini, maka piramida ini akan roboh, hancur, dan tergantikan dengan sistem ekonomi yang sehat, dan halal, bagi semua.

_

 

9. Sulit dan Butuh Sabar

Keluar dari matriks ini, tentu sulit. Sebagian dari kita akan berpemahaman demikian :

 

“Susah bos; ngomong mah gampang, ngelakuinnya kan gak segampang ngomongnya; pada prakteknya kan gak seperti teori teori pada pembahasan ini; pada kenyataannya kita hidup dijaman ini bos, dimana bisa kerja aja udah syukur; ini perlu waktu lama bos; ini perlu kontribusi banyak orang dulu bos baru berhasil bos.”

 

Pemahaman demikian tentu pemahaman yang kerdil, bahkan sesat berpikir, atau logical fallacy. Karena memang segala sesuatunya mana ada yang instan? anda yang bahkan sekolah, kuliah, kerja bertahun-tahun saja masih “gitu-gitu aja”, ya karena sekali lagi memang tidak ada yang instan. Perlu pemahaman yang mendalam, tau bahwa ini memang susah, sulit, namun mau dan bersabar akan proses, sebelum hasil.

_

 

10. Belajar Tauhid

Sebenarnya ini nomor pertama (satu), sebelum mengawali semua cara, solusi, dan semua pemahaman turunannya. Dengan memahami Tauhid inilah segala fenomena demi fenomena yang terjadi dalam hidup bisa dipahami, dan mendapati solusinya. Tetapi tidak apa-apa kita lampirkan ini pada poin 10, dimana mari kita lengkapkan pola pikir kita, mindset kita, kerangka berfikir kita, dengan pemahaman akan Tauhid, dimana Allah dan Rasul-Nya sudah memberitahu semua perkara, memberi jalan, memberi langkah, dan juga memberi solusinya. 

 

Karena asbab kita tidak memahami Tauhid-lah, kita tidak tau, tidak yakin, tidak percaya, dan akhirnya tidak mengamalkan tuntunan dari Agama kita perihal muamalah-muamalah dunia, dan malah ikut membebek mereka, kemudian terjebak di dalam matriks sistem kapitalisme, Kaum Muslimin kebanyakan malah berkontribusi menjadi pondasi kuat bagi bisnis-bisnis kapitalisme mereka. 

 

Padahal jika kita memahami Tauhid dengan sebenar-benarnya, kemudian mengamalkannya, maka Kaum Muslimin ini akan besar, sangat besar, dan dimana mereka menjadi sungguhlah kecil. Akan ada zaman nanti, kelak dimana mereka sangatlah kecil, dimana mereka bahkan ketakutan dan bersembunyi di balik-balik pohon. Nanti, kala saudara kita Kaum Muslimin semua sudah bertauhid, memahami dan mengamalkan agama ini dengan benar.

 

*************************

 

Pada kesempatan berikutnya, akan kita bahas fenomena selanjutnya yaitu “Sistem Demokrasi”, dan bagaimana kita Kaum Muslimin melihat, sebaiknya memahami, serta memposisikan diri. 

 

Tentu dengan sambil terus kita mempelajari Tauhid, kemudian memahami Tauhid, dan yakin bahwa Allah beserta Rasul-Nya telah memberi tuntunan kepada kita semua, dan dengan tuntunan inilah kita Kaum Muslimin akan selamat.


 

Selanjutnya, -> “Sistem Demokrasi”

Insya Allah, pada kesempatan mendatang


 

..Wallahu a’lam..