...

Sakit Karena Tidak Bertauhid

Artikel - 9 months ago - Tag : Artikel
Author : Abdullah Abdurrahman

Ada seorang pria yang ingin membuktikan cintanya dengan mengatakan bahwa dia mencintai seorang perempuan pasangannya, dia mengatakan :

 

“aku mencintaimu, aku mencintaimu sampai mati, aku mencintaimu selamanya, aku akan mendaki gunung untukmu, aku akan menyebrangi laut samudra untukmu, dll” 

 

Kemudian perempuan pasangannya menjawab :

 

“Oke, tetapi maukah kamu hidup sehat? Banyak minum air putih, banyak makan makanan sehat, olahraga pagi, misal : berhenti merokok, berhenti makan dan minum yang tidak sehat?”

 

Membuktikan cinta itu, sebenarnya tidak perlu repot repot, tidak sulit, harus mendaki gunung, melewati lembah, menyebrangi lautan, bukan sekedar dengan kata kata dimulut, tetapi lihat saja bagaimana perilakunya. Jika benar katanya dia mencintai, jika benar katanya dia mau mendaki gunung, dia mau menyebrangi lautan, coba lihat saja perilakunya, maukah dia hidup dengan sehat, menjaga kesehatannya, menjalani dan membangun rumah tangga yang sehat? 

 

Makan dan minum bergizi, olahraga, berjalan kaki 1000 langkah setiap hari, misal : berhenti merokok, dan banyak contoh lainnya? 

 

Jika tidak? Maka, itu tanda tidak cinta.

Melainkan hanyalah omong kosong saja.

 

——-

 

Begitu juga, ada seorang muslim yang katanya mempercayai Tuhannya. Dia mencintai Tuhannya. Dia melakukan shalat, zikir zikir, shalawat, baca quran, repot repot baca yasin setiap malam jumat, tahlilan, yasinan, maulidan, haulan, manaqiban, dll. 

 

Padahal, percaya Allah adalah : Tauhid

 

Jika benar seseorang muslim ini mempercayai Tuhannya, maukah dia bertauhid? Tidak syirik? Tidak mempercayai dan berharap kepada selain Allah. Tidak musyrik? Tidak menduakan Allah, menomor duakan Allah dengan sesuatu apapun yang lain, thagut, sesembahan lain, istrinya, anaknya, uang, harta, jabatannya, pekerjaannya, dan lain sebagaimya.

 

Jika benar seseorang muslim ini mempercayai Tuhannya. Yakinkah dia (Rububiyah), bahwa hanya Allah satu satunya yang menciptakan Alam semesta ini, satu satunya yang memberi rezeki, menurunkan hujan, menulis dan menetapkan takdir? Yakinkah dia (Uluhiyah), bahwa hanya Allah satu satunya yang harus disembah, dengan satu satunya cara menyembah yaitu sesuai kemauan Allah, yang telah dituntunkan? Yakinkah dia (Asma Wa Sifat), bahwa Allah satu satunya yang beristiwa di atas Arsy, bahwa Allah turun disepertiga malam terakhir, apa itu Ar Rahman, Ar Rahim, dan semua nama dan sifat Allah lainnya?

 

Karena kalau sekedar percaya adanya Tuhan, Abu Jahal dan Abu Lahab juga percaya, orang orang kafir nasrani, yahudi, bahkan hindu, budha, juga percaya keberadaan Tuhan. Karena kalau sekedar ibadah, orang orang kafir juga ibadah, tetapi syirik, tetapi musyrik, tetapi bid’ah,  mereka benar percaya Allah tetapi meminta dan berharap juga kepada selain Allah, tawasul kepada orang mati, sembah kubur, percaya dukun, dll.  Dia takut Allah tetapi takut juga dengan istrinya, anaknya, bosnya, hartanya, dll. Dia bahkan tidak pernah tau apalagi mengenal dzat yang katanya dia percayai itu, dia tidak tau apa itu nama nama sifat sifat Allah yang 99 belum termasuk diluar itu semisal Allah senang, Allah marah, Allah cemburu, dll (Bukan membatasi Allah sifat 20).

 

Jika tidak?

Maka itu bukan Islam (tunduk, patuh)

Maka itu bukan percaya, bukan tauhid

Maka itu hanyalah omong kosong saja

 

*************************

 

Jika benar benar cinta, tidak perlu daki gunung, atau sebrangi samudra dll, tetapi hidup sehatlah.

 

Jika benar benar percaya, tidak perlu syirik, musyrik dll, tetapi bertauhid dengan sehatlah.

 

*************************

 

Didalam sebuah riwayat hadits, kurang lebih Aisyah radhiallahu anha, pernah mengatakan :

 

Seandainya Nabi shallallahu alaihi wasallam memulai dakwah ini dengan  perintah : jangan riba; jangan zina; jangan judi, minum khamr; dll. Maka riba, zina, khamr akan tetap ada tetap dilakukan oleh para sahabat. 

 

Adapun sahabat dilarang riba, dilarang zina, dilarang judi, khamr dll, langsung patuh dan tunduk, langsung sami’na wa atho’na, adalah karena Nabi shallallahu alaihi wasallam mendakwahi para sahabat dengan menanamkan tauhid. Mengenalkan sahabat kepada Allah, Menancapkan Iman, menancapkan Tauhid, yang menghasilkan kepatuhan, ketundukkan, ketaatan.

_____

 

Kini kita saksikan sebagian besar saudara saudara kita, mereka shalat, mereka puasa, mereka zikir, baca al quran, baca shalawat, sedekah, mereka katanya percaya Allah, tetapi syirik, musyrik, tetapi riba tetap dimakan, zina, judi, asuransi, arisan, khamr, makanan haram, minuman haram, zat haram, tetap mereka telan.

 

Kini kita saksikan, sebagian dari saudara saudara kita, mereka jenggotan, cingkrang, pakai gamis, pakai koko, ngaji sunnah, sibuk mengamalkan sunnah, tetapi tidak kenal dengan Allah, tidak yakin rezeki adalah dari Allah, tidak percaya takdir, terpapar syubhat, sibuk pergerakan pergerakan islam, sibuk membuat golongan untuk merubah negara (takdir), sibuk terpapar syubhat dan maksiat demokrasi, terpapar hisbi, haroki, ikhwani, bahkan ada ustadz sunnah yang pamer Ferrari.

 

Kini kita tau, kenapa hal yang demikian ini masih terjadi, dimana ini adalah tanda kita tidak tau tauhid, tidak paham, tidak yakin, tidak percaya dengan Allah. Ini menjadi semangat bagi kita untuk memahami agama ini, dimulai / disibukkan dengan mempelajari dan memahami apa itu tauhid terlebih dahulu, sebelum yang lain.

_____

 

Jika benar kita cinta, tidak perlu banyak bicara, tidak perlu mendaki gunung, menyebrangi samudra, cukuplah buktikan dengan perilaku perilaku hidup yang sehat.

 

Jika benar percaya, tidak perlu banyak gaya, sibuk dengan bid’ah, sibuk dengan syubhat, cukup buktikanlah dengan perilaku tauhid, cerminan dari hati yang bertauhid / memiliki tauhid yang sehat.

_

 

Seseorang yang tidak bertauhid, tidak sehat tauhidnya, tidak menjaga kesehatan tauhidnya, maka sesungguhnya kelak dia akan merasakan rasa sakit, yaitu rasa sakit Api Neraka, sebagian dari mereka merasakan sakit itu untuk jangka waktu tertentu, dan sebagian lagi mereka kekal didalamnya.

 

Semoga kita dimudahkan mengenal dan memahami tauhid, memiliki tauhid yang sehat, dan terbebas dari rasa sakit siksa Api Neraka yang sementara, dan amit amit dari sakitnya siksa Api Neraka yang kekal.

 

 

..Wallahu a’lam..