Dalam mendeteksi seseorang ini pintar atau belum pintar, ada cara dan metodenya. Untuk seseorang yang belum pintar kita beritahu caranya, sedangkan untuk seseorang yang sudah pintar kita beritahu masalahnya.
Orang yang belum pintar, hanya mau tau satu cara untuk melakukan sesuatu. Maka jika kita sedang bekerja dengan orang yang belum pintar maka kita harus detail, runut, dan terarah, habis ini, lalu ini, terus ini, kemudian ini, lalu pastikan ini, jangan lupa ini. Seperti mengajari anak kecil. Orang yang belum pintar cenderung alergi dengan tanggung jawab, katanya : saya tidak tau, saya tidak bisa, saya tidak ngerti, jangan tanya saya, mana saya tau, saya cuman disuruh begini, dst.
Sedangkan,
Orang yang pintar, ini benar-benar berbeda. Bekerja dengan orang pintar kita tidak perlu terlalu detail. Kadang masalah yang ada diserang dari berbagai arah. Bukan menyelesaikan dari apa yang terlihat saja, tapi bagaimana dia memakai keahliannya, wawasannya, pemikirannya, dan juga mungkin terlihat pengalamannya. Bekerja dengan orang pintar kita tidak perlu menjelaskan caranya, kadang kita hanya memberi tau masalahnya, dan kita malah menunggu campur tangannya.
___
Jika kita sedang bersama orang yang belum pintar, maka cobalah metode seperi sedang bekerja dengan orang pintar. Karena belum pintar, beda dengan bodoh. Karena pembeda orang belum pintar dia mau belajar, sedangkan orang bodoh dia tidak mau belajar.
Jika kita sedang bersama orang yang belum pintar, beritau dia masalahnya, ajak dia bekerja sama, belajar dan memecahkan masalah. Agar dia pintar maka beritau masalahnya, bukan selalu melulu caranya.
___
Terkadang kita tidak selalu menemui orang pintar, orang belum pintar. Terkadang kita tidak bisa menghindar untuk bertemu dan berhadapan dengan orang bodoh, kini kita tau bagaimana cara menghadapinya, barulah dengan orang-orang demikian, mau tidak mau, berikan caranya.
Terkadang ketika bertemu atau berhadapan dengan seseorang, berhentilah dulu sejenak, jangan buru-buru, cari tau dulu, nilai dahulu orang ini kira-kira belum pintar, pintar, atau bodoh. Lalu kita bersikap dan memakai metode yang pas terhadap seseorang tersebut.
Sebaliknya, jika kita sedang bersama, bertemu, berhadapan, bekerja dengan seseorang, perhatikan bagaimana orang tersebut melakukan kamu. Apakah kamu diberi tau caranya, atau kamu diberi masalah olehnya. Dan darisitu kamu tau orang tersebut menilai kamu bodoh, bebal, belum pintar, atau orang yang pintar.
*****
Seseorang yang belum pintar, dia akan bertanya, dan kita beri jawabannya, dan dari jawaban itu dia belajar dan mengerti.
Seseorang yang pintar, kita pakai cara yaitu memberi masalah padanya. Dan dari kepintarannya orang itu akan mencari cara memecahkan masalahnya.
Sedangkan seseorang yang bodoh, dia tidak bertanya, dia sudah diberitau caranya, tetapi tetap saja tidak bisa, tidak mau, tidak juga belajar.
*****
Perhatikan misal acara quiz, orang-orang yang ikut didalamnya pastilah orang-orang pintar, dimana disitu dihadapkan mereka dengan pertanyaan, dengan masalah, dan mereka mencari cara menjawabnya.
Perhatikan pula misal anak-anak kita, ketika mendidiknya, mengajarinya, kita memakai cara apa? Jika kita selalu memberi tau caranya, memberi jawabannya, jangan-jangan kita mendidik anak-anak kita seakan mereka bodoh? Sebaliknya misal kepada anak-anak kita, kenapa kita tidak mentriger mereka agar berpikir, agar mencari cara, agar memecahkan masalah, dengan memberinya masalah, bukan selalu mendidik dengan memberitau caranya.
Ajari anak-anak kita bagaimana cara menghadapi PRnya, masalahnya, bukan malah selalu diberitau cara menjawab PRnya.
*****
Cara ini juga didapati dipakai oleh Nabi Shallallahu’alaihi alaihi wasallam, dimana kepada Para Sahabatnya yang pintar, dan agar pintar, beliau selalu melatih memberi pertanyaan, memberi masalah, memberi problem. Sedangkan kepada Sahabat yang bodoh, Nabi Shallallahu’alaihi alaihi wasallam menghadapinya dengan cara berbeda, yaitu memberi tau caranya. Dan bahkan terkadang sudah diberitaupun, tetap saja bodoh tersesat, tidak pula mendapat hidayah.
Dan dari metode ini, kita dapat tau dengan mudah, siapa-siapa yang belum pintar, mau belajar, pintar, ataupun siapa siapa yang bodoh.
Sebaik-baik ilmu dan kepintaran adalah Ilmu Syar’i dimana ilmu ini tidak berbatas kepada dunia, hanya satu-satunya ilmu yang mampu membawa kita ke Surga. Sedangkan sebodoh-bodohnya seseorang, adalah yang bodoh dari ilmu Syar’i, dimana ilmu ini gratis, didatangi ilmu ini setiap hari, tetapi dia tetap bodoh, dan dari kebodohannya ini kelak, akan memasukkannya amit-amit ke Neraka.
..Wallahu a’lam..