Jika merujuk kepada definisi pemahaman Salafush Shalih, maka Sahabat artinya adalah :
(1)orang yang bertemu dengan Nabi shallallahu alaihi wasallam, (2)beriman kepadanya dan (3)meninggal dalam keadaan demikian. Dijelaskan oleh Syaikh Fauzan dalam kitab At-Tauhid Lish-Shaffits Tsani Al-‘Aliy
Namun, kali ini mari kita memahami arti definisi definisi lain, namun tidak kalah menarik untuk dipahami.
Apabila kita sama sama memiliki kesamaan kebutuhan, informasi, dukungan, atau tujuan disuatu tempat, ini disebut “Rational Relationship”
Apabila kita sama sama memiliki kedekatan dilingkungan yang sama, dikampung yang sama, dilorong yang sama, bersama-sama seiring bertumbuh, ini disebut “Emotional Relationship”
Apabila kita sama sama atas alasan kemanusiaan, kepedulian hidup yang lebih baik, rasa aman dari gangguan, alam yang sehat untuk penunjang hidup yang lebih, ini disebut “Humanisme Relationship”
Apabila kita sama sama diluar negeri, jauh dari tanah kelahiran, jauh dari keluarga, ini disebut “National Relationship”
Bagaimana jika tidak ada kesamaan atas itu semua, atas kebutuhan itu semua, tidak sesuku, tidak sebangsa, tidak sebahasa, apakah kita masih bisa bergaul? Jawabannya bisa, contohnya adalah kesamaan atas keyakinan, atau keyakinan agama, ini disebut “Spiritual Relationship”
Dari hal-hal diatas, menunjukkan bahwa begitu butuhnya kita akan interaksi dengan sesama. Dengan cara inilah kita bisa memenuhi kebutuhan dunia (maupun akhirat) yang sangat banyak dengan baik. Tanpa adanya “sahabat” bisa dibayangkan betapa sulitnya hidup (apalagi akhirat) kita.
Tidak bisa kita lahir sendiri tanpa orang lain, tidak bisa kita mati tanpa orang lain, maka pahami dulu, bahwa tidak ada kata “tidak butuh” orang lain, maka pahami dulu bahwa “tidak boleh tidak” kita menjaga hubungan dengan sesama manusia, baik secara umum urusan dunia, terlebih secara khusus urusan akhirat.
Tidak boleh kita merasa tidak butuh,
Karena sebenarnya kita butuh.
Sebagaimana Allah
memerintahkan untuk menjaganya, diantaranya didalam Firman Allah Azza Wa Jalla yang dinukilkan berikut :
وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
Bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (An Nisa : 1)
Allah Azza wa Jalla juga berfirman :
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ
Beribadahlah kepada Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat… (An Nisa : 36)
(T) Apakah kita menjaga hubungan persahabatan terhadap terhadap salah satunya, beberapa diantaranya, atau kesemua definisi relationship?
(J) Tentu kesemuanya, sekali lagi kita menjaga hubungan dengan sesama manusia, baik secara umum urusan dunia, terlebih secara khusus urusan akhirat.
..Wallahu a’lam..