...

Sabbatical

Artikel - 10 months ago - Tag : Artikel
Author : Abdullah Abdurrahman

Adalah istilah yang lebih tepatnya untuk sebuah langkah yang diambil ketika career break, atau career end. Misalnya :

 

1. Career Break :

-Terkena PHK

-Burnout / Bosan / Jenuh

-Urus Keluarga Sakit

-Urus Bisnis Yang Sulit Dilakukan Ketika Kerja

-Dll

 

2. Career End :

-Pensiun 

-Pensiun Dini

-Berhenti Kerja Total

-Mau Serius Memulai Bisnis

-Dll

 

Seseorang berhenti bekerja, entah itu career break atau career end, biasanya akan mengalami kebingungan, clueless, atau post active syndrome. Biasanya bekerja, beraktivitas, badan dan pikiran dipakai untuk rutinitas tertentu, kemudian berhenti. Maka biasanya akan bingung mau berbuat apa, mau aktivitas apa, mau bisnis apa, atau mau rutinitas apa.

 

Daripada bingung, panik dan buru buru dalam mengambil langkah atau keputusan, maka salah satu langkah terbaik yang bisa dilakukan adalah : “Sabbatical”.

_____

 

Persiapan dan pengetahuan yang perlu disiapkan dan diketahui adalah :

 

1. Financial, persiapkan / sisihkan dana untuk hidup dan dana darurat setidaknnya 1.5x - 2x durasi sabbatical. Misalkan sabbatical akan dilakukan dengan durasi 3 bulan maka persiapkan / sisihkan dana untuk hidup dan darurat sekitar 4.5 - 6 bulan. Atau setidak tidaknya 3 bulan kedepan.

 

2. Emotional, persiapkan mental biar tidak anxious (gelisah / cemas), karena tidak kerja, tidak ada aktivitas, tidak ada kegiatan. Sadarilah bahwa masa masa ini adalah masa masa untuk menenangkan diri, dari segala rutinitas sebelumnya, fase “santai” dalam hidup, jadi tidak perlu gelisah ataupun cemas.

 

3. Rencana, persiapkan apa yang mau dilakukan pada saat fase sabbatical, dan fase pasca sabbatical.

_____

 

Ada 3 aktivitas yang bisa dilakukan ketika sabbatical, mungkin ini bisa menjadi inspirasi ketika kita sedang dalam fase sabbatical, yaitu :

 

1. Rest, “puas puasin” dahulu diri untuk istirahat, “bermalas malasan”, bersantai, menikmati waktu senggang, tidur siang, atau apapun yang tidak bisa kita lakukan ketika sedang dalam rutinitas sebelumnya.

 

2. Explore, coba hal baru, lakukan hobi, lakukan hal yang kita suka, karena saat tersebut kita memiliki waktunya, tidak seperti fase sebelumnya dimana kita sibuk dan tidak memiliki waktu. Pada fase ini fokuslah untuk menemukan aktivitas, atau passion, yang tepat, sekaligus menggalinya, memberi energi positif, apakah hal ini bisa untuk kita fokuskan pada fase setelahnya. Melakukan hoby, belajar, mendalami, apakah hal ini bisa dijadikan aktivitas atau rutinitas, atau bisnis, kesibukan kita selanjutnya. Atau ketika career break, bisa dimanfaatkan untuk belajar hal baru, mengasah skill, mengikuti pelatihan, mengumpulkan portofolio baru untuk pekerjaan selanjutnya.

 

3. Evaluate, setelah kita explore kita akan tau hal apa yang kita suka dan tidak, kita tau akan melakukan kesibukan apa, kegiatan apa, rutinitas apa, ataupun bisnis apa.

 

Setelahnya kita bisa mengumpulkan data, membulatkan niat untuk kemudian kita kembali produktif, pasca sabbatical. Memulai pekerjaan / aktivitas / rutinitas / kegiatan / bisnis baru, atau kembali ke pekerjaan lama (sejenis), atau switch career, pindah ke jenis pekerjaan baru (career break).

 

*************************

 

Masih berhubungan walau tidak langsung dengan sabbatical, adalah ketika kita baru mulai mengenal manhaj salaf, dari misal pemahaman islam kita yang sebelumnya.

 

Tentu bagi sebagian dari kita yang mengenal islam dari kecil, didikan, budaya, ritual, kebiasaan, rutinitas, akan kaget, shock, bingung, anxious, ketika kita mulai (diizinkan Allah) memasuki fase mengenal manhaj salaf, pemahaman islam versi Rasul dan Para Sahabatnya. Pemahaman kita selama ini disalah salahkan, ibadah kita selama ini disalah salahkan, didikan orang tua kita disalah salahkan, pemahaman yang kita ketahui selama ini disalah salahkan, ritual ritual kampung kita, desa kita, suku kita disalah salahkan, guru kita, kiyai kita, dai kita, ustadz kita disalah salahkan, tentu kita akan bingung sekali, tersinggung, bahkan sakit hati. 

 

Maka darisini sini perlunya fase “sabbatical”, kala menghadapi “anxious” kita dalam rangka pemahaman agama, dalam rangka islam. Perlunya kita memahami bahwa ini adalah fase yang baru dalam perjalanan “agama” kita, berpindah dari kesibukan, aktivitas, rutinitas, ritual, lama, kepada pemahaman yang baru dikenal, dimana pemahaman inilah yang rasul dan para sahabatnya ada didalamnya. 

 

Rest, istirahat dahulu, tenang dahulu. Explore, belajar, gali, dalami, jelajahi lagi. Evaluate, dan barulah menyimpulkan.

 

Perlunya mengetahui dan menyadari adanya sebuah fase, atau sejumlah bilangan waktu untuk memahami, ketika berpindah dari satu fase ke fase lain selanjutnya, didalam rangka agama).

 

Tenang, sabar, sembari itu kita bisa mengumpulkan data, memahami, dan kemudian membulatkan niat, untuk kemudian kita memilih, manakah Islam yang sebenarnya, kemanakah arah kita dalam rangka agama, apakah yang dahulu diajarkan dikampung kampung kita, oleh orang orang tua kita ,oleh guru, ustadz ustadz kita, namun menyimpang dari Allah dan Rasulnya, ataukah Islam yang seakan berbeda 180derajat, namun inilah agama yang dipahami dan dipegangi oleh rasul dan para sahabat.

 

 

..Wallahu a’lam..