Beberapa saat ini, kita dengar perihal fenomena pengungsi Rohingya. Lantas, bagaimanakah pemahaman kita sebagai Kaum Muslimin, apakah menolongnya? memberikannya suaka? atau malah jangan?
Kita bahas pada materi MJL kali ini.
************************
Singkatnya, Rohingya ini adalah suku/ras “pengkhianat” bagi Negara Myanmar kala zaman penjajahan negara mereka, mereka malah membantu pihak penjajah. Pendahulu mereka tega berkhianat menjadi kaki tangan penjajah, ikut menyiksa, ikut membunuh. Ketika keadaan berbalik dan Myanmar akhirnya merdeka, maka Kaum Rohingya ini terpojok, mereka balik disiksa, dibakar, dibunuh. Adanya intervensi asing terkait pelanggaran HAM, maka singkatnya Kaum Rohingya ini tidak lagi dibunuhi, namun tidak diakui oleh Myanmar, tidak diberi Warga Negara, diusir dari Myanmar.
Singkatnya Kaum Rohingya kemudian mencari suaka, dan awalnya diterima dengan baik di Aceh / Indonesia karena alasan yang menjadi faktor utama yaitu sesama Kaum Muslimin yang dizalimi. Kemudian belakangan kebaikan warga Aceh (dan Indonesia), disalahgunakan, dimanfaatkan, dijadikan peluang untuk industri bahkan bisnis. Dimana banyak pengungsi Rohingya membayar sejumlah uang (kepada oknum) untuk diberangkatkan dan dijanjikan mendapat suaka di Aceh. Ini didukung UNHCR karena alasan-alasan HAM, terbatasnya opsi, dan Aceh, Indonesia yang sesama muslim dan memiliki banyak pulau / daerah, untuk suaka. Namun karena terus menerus dijadikan tempat tujuan suaka dan Kaum Rohingya ini tidak koperatif, sebagian saudara kita di Aceh keberatan dan menolak suaka bagi Rohingya.
*************************
Betul. Rohingya adalah Muslim, tetapi apakah Muslim maka sudah pasti baik? Ini yang keliru, karena betapa banyak yang Muslim tetapi kelakuannya tidak mencerminkan Muslim. Kaum Rohingya ini Muslim, namun mereka berbuat buruk, dan menjadi pengkhianat bagi Kaumnya. (Muslim bukan berarti Rohingya pasti baik).
Sebagaimana, sebagian dari kita masih keliru memahami Kaum Muslim di Palestina adalah pasti baik, padahal betapa banyak kesyirikan, kurafat, sembah kubur, bid’ah, maksiat dilakukan sebagian Kaum Muslimin Palestina, dan juga aliran-aliran sesat, kepentingan politik, dan oknum dari orang-orang yang mengaku Muslim (Ormas Islam) tetapi yang mengambil keuntungan dari konflik di Palestina. (Muslim bukan berarti Palestina pasti baik).
*************************
Kita kembali ke Rohingya (karena Palestina sudah pernah dibahas sebelumnya). Apakah Kaum Rohingya ini layak kita terima? Apakah Rohingya akan seperti Israel kepada Palestina, dimana setelah dibantu diberikan suaka, kemudian malah menjajah orang-orang yang memberikan mereka suaka? Rohingya akan memperlakukan Indonesia, sebagaimana Israel memperlakukan Palestina?
Jawabannya adalah : Tidak
-> Rohingya tidak memiliki Oligarki yang akan membantu mereka untuk membangun negara sebagaimana Israel di Palestina.
-> Rohingya tidak seperti Israel, Rohingya hanyalah “kaum miskin” masyarakat bawah, tanpa support apapun, dimanapun dan siapapun, tidak seperti Israel yang bisa angkat senjata, didukung alat perang, memiliki dan menguasai gurita industri dunia.
Jawabannya adalah : Tidak
-> Pernah kita bantu, namun kebaikan saudara kita di Aceh malah disalahgunakan. Maka terhadap yang demikian tidak perlu kita bantu, tidak perlu kita ikut campur masalah internal negara lain, tidak perlu terima, tidak perlu bantu (lagi), tolak, tidak perlu memberi suaka, bahkan tidak perlu memberi pulau untuk mereka. Karena Kaum Rohingya memang benar Muslim, tetapi Muslim belumlah pasti baik. Biar ini menjadi urusan Myanmar. Permasalahan negara kita sendiri belum diselesaikan, hutang, banyak orang miskin, judi slot, korupsi, menganggur, gizi buruk, kelaparan.
*************************
Fenomena Rohingya yang terjadi, justru dijadikan dan dimanfaatkan sebagai pengalihan terhadap fenomena yang lebih penting. Ada yang jelas-jelas lebih berbahaya dan jelas bisa “menjajah” negeri kita, atau bahkan sudah menjajah kita (?)
Ada kaum sebanyak 43.000 orang (ini pada 2022 saja) yang lebih “berbahaya” dari sekedar 1.604 imigran Rohingya kaum miskin terusir itu. Kaum ini cerdas, mereka bahkan bisa angkat senjata, memerangi kita, menjajah kita, alat produksi pun mereka sudah memegang dan mengendalikan.
Ada kaum yang jelas-jelas malah dibuatkan KTP di negara tercinta kita ini, mereka diakui sebagai warga negara Indonesia, yang mana negara ini bisa saja dikuasai dan diambil oleh mereka. Negara asal mereka bahkan didapati sangat mampu mewujudkan ini. Dimana hal ini jauh lebih menakutkan dari apa yang bisa dilakukan Kaum Rohingya. Kaum ini, bisa menjadikan kita “kacung” di negara kita sendiri.
*************************
Kembali kebahasan kita sebelumnya, 2030. Pernahkah menyadari kalau kita sedang “otw” menjadi “kacung” dinegara kita sendiri.
Kembali kebahasan kita sebelumnya, dimana tidak mungkin lagi kita bisa kaya (dengan cara halal) paling hanya sekedar cukup, atau maksimal sedikit diatas cukup. Semua jalan menuju kaya sudah (hampir) tertutup, nyaris semua adalah haram. Riba, perbankan, korupsi, hasil bumi yang mana ini sudah dikuasai mereka dari hulu ke hilir, suap menyuap demi mendapati proyek dan izin operasi bisnisnya. Beras, minyak, susu, air, kelapa sawit, tepung, hasil tambang, nikel, timah, emas, uranium, hasil bumi, semua industri pokok sudah dikuasai mereka.
Semua kengerian kapitalis kebangkrutan, kehancuran, kebobrokan ini, jangan kita salahkan Allah, jangan kita salahkan takdir, jangan kita salahkan Agama kita kenapa ini terjadi. Salahkan ikhtiar kita yang jauh dari Allah.
Semua ini terjadi kala kita jatuh dan hancur tahun pada 1997-1998, kemudian tumbuh dengan menganut sistem yang jauh dari Allah. Kita membuat sistem sendiri, bikin aturan sendiri, pilih-pilih sendiri, disaat kita masih “bayi” “balita” “remaja” kita menganut sistem itu, dimana yang banyak maka mereka yang menang, yang kuat yang berkuasa, siapa yang berkuasa dia mengutamakan golongannya, tidak cukup dewasa sebagai pemimpin, kemudian dia menjual dan mengkhianati bangsanya, akhirnya terjebak kita di lubang kejatuhan, dan terjerembab, terperosok lebih dalam, inflasi, hutang tak terkendali, kita dijajah secara ekonomi, dijebak di middle trap income, dijadikan “kacung” di negara sendiri.
*************************
Ibukota Negara, apakah benar untuk Tahun Emas 2045? Dimana pada 2030 kita sudah bahas ada ancaman The Great Reset 2030?
Apa jangan-jangan untuk kepuasan nafsu oligarki karena pulau-pulau buatan di ujung utara Jakarta gagal dikuasai?
Sekedar informasi yang mungkin kita tau tetapi tidak sadari karena memang kita banyak dikecohkan / dibiaskan dengan informasi. Berikut daftar investor dibalik super mega proyek Ibukota Negara :
1. Agung Sedayu (Aguan)
2. Salim Group (Anthony Salim)
3. Sinarmas (Franky Widjaja)
4. Pulau Intan (Pui Sudarto)
5. Djarum (Hartono)
6. Djarum Group (Budi Hartono)
7. Adaro (TP Rachmat)
8. Barito Pasific (Prajogo Pangestu)
9. Mulia Group (Eka Tjandranegara)
10. Astra (Soeryadjaja)
Dll**
*)Sumber Detik Finance
**)Belum termasuk nama-nama lain diluar itu
*************************
Kita tentu tau bahwa tidak boleh fanatik asalkan karena sesama Muslim (Ada Muslim yang buruk). Kita tentu tau bahwa kita tidak sedang membahas agama tertentu atau suku/ras tertentu (SARA), namun coba lihat saja ada agama-agama apa disitu, dan kaum apa saja disitu? Kita juga tidak sedang mendiskreditkan suatu sistem, namun perhatikan ada sistem apa dibalik ini semua?
Masihkah kita terkecoh dengan informasi yang dibiaskan agar kita sibuk akan sesuatu yang tidak penting, namun tidak tersadar bahwa kita sedang “otw” menuju kehancuran?
Masihkah mau, hidup kita terus terjebak didalam matriks “middle trap income”, menjadi pasar, menjadi “budak”, menjadi “kacung” bagi mereka bahkan dinegara kita sendiri?
Masihkah kita mau ikhtiar yang keliru, ikut-ikutan, berpartisipasi kedalam sebuah sistem, dimana sistem itu (jauh dari Allah) yang menyebabkan kita semakin hancur, terpuruk, terjebak didalam jajahan ekonomi, hutang perbankan (Riba), dan keharaman lainnya.
Masihkah kita tidak juga sadar, dan kemudian mulai belajar agama kita dengan benar, memahami agama ini dengan benar, bagaimana pemahaman Islam, bagaimana petunjuk Allah dan Rasulnya, bagaimana cara untuk selamat dari perkara-perkara dunia, maupun akhirat?
_____
Insya Allah, kita akan pelajari dan bahas bersama agama dengan pemahaman yang benar sebagaimana Allah dan Rasul-Nya tuntunkan, sebagaimana yang sahabat pahami, dimana mereka adalah orang-orang yang selamat. Dengan bahasa yang mudah dimengerti dan perlahan, pada kesempatan selanjutnya.
..Wallahu a’lam..