...

Robin Hood

Artikel - 4 months ago - Tag : Artikel
Author : Abdullah Abdurrahman

“Robin Hood”

 

Salah satu petinggi Ormas Islam yaitu Ketua Lakpesdam dari PBNU, membuat sebuah statement yang didapati cacat logika alias logical fallacy, yang bersangkutan kita kenali adalah seorang tokoh Islam liberal yang bersekolah tinggi hingga di Harvard University. Dari sini kita bisa tahu, bahwa seseorang yang bersekolah tinggi, atau petinggi sebuah ormas besar agama pun, tidak kemudian otomatis lepas dari kecacatan berfikir, dari sini pula kita tahu, bahwa orang besar, ormas besar atau kelompok-kelompok besar pun tidak kemudian pasti benar, melainkan sangat mungkin bisa saja mereka salah, apabila ada kesesatan dalam pola cara berpikir mereka, yang kemudian hal ini bisa terlihat dari perkataan atau statement mereka.

 

Dia mengatakan dengan narasi kurang lebih, bahwa : “Ormas Islam yang mendapatkan izin tambang itu bukanlah sogokan, kalau itu untuk rakyat (muslim), hak (muslim), maka itu bukan sogokan”.

 

Ini masuk ke dalam sesat pikir “Special Pleeding”, yaitu membuat pengecualian yang kemudian membenarkan sesuatu yang salah, apabila itu terjadi pada diri sendiri, kelompoknya sendiri, atau sebuah pihak tertentu.

 

Menyogok itu tetap salah, tidak kemudian menjadi benar apabila sogokan itu diberikan kepada ormas Islam (misalnya).

 

Ini sama saja dengan menghalalkan yang haram. Misal, menghalakan mencuri susu yang mana ini haram, demi anak supaya sehat. Menghalalkan pungli yang mana ini haram, dengan alasan biaya keamanan. Menghalalkan korupsi yang mana ini haram, ketika dilakukan oleh dirinya sendiri, keluarganya sendiri, atau kelompoknya sendiri, yang mana tentu sesat pikir demikian sangatlah berbahaya dan merugikan.

 

Cerita “Robin Hood” yang dianggap pahlawan karena mencuri itu hanyalah di dalam film, dan ini persis adalah jenis sesat pikir yang sama.

 

Sedikit hikmah yang bisa kita petik pada pembahasan ini, hindarilah pemahaman Islam liberal, hindarilah menganggap sesuatu pasti benar ketika dilatar belakangi oleh sekolah tinggi, orang besar ataupun kelompok besar. Kembalilah kepada Islam itu sendiri yaitu yang bebas dari sesat pikir, menerima kebenaran walau dari seorang budak (seseorang yang kecil). Inilah Islam yang dipahami oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam dan para sahabatnya, yang mana inilah cara memahami agama yang benar.

 

 

..Wallahu a’lam..