Sebenarnya, apa arti puas ?
Pernahkah, kita merasa puas ?
Sudahkah, kita dapati kepuasan ?
Puas artinya ➡️ “Penuh”
Ketika semua rasa berkumpul, itulah “puas”
Bahagia, belumlah mengakomodir level arti “puas”. Melainkan rasa sedih, rasa duka, rasa perjuangan, rasa pengorbanan, rasa lelah, rasa letih, kerja keras, yang berujung baik, berhasil, bahagia, itulah “puas”
Puas artinya ➡️ “Penuh”
Ketika semua rasa berkumpul, itulah “puas”
**************************
Kebanyakan dari kita salah arah dalam memahami arti puas. Kita mencarinya, mengusahakannya, mengejarnya, mengerjakannya, mengorbankan banyak hal, melelahkan, meletihkan, namun bukan berujung puas, melainkan lemas, dan mungkin sesal (bukan bahagia)
Kita coba beberapa contoh ⤵️
Uang, Karir, Jabatan, Wanita, Wisata, dll
(Semua berujung lemas, dan mungkin sesal)
Mengejar uang, ingin 1jt, dari 1jt ingin 10jt, dari 10jt ingin 100jt, ingin 1M. Namun ketika semua rasakan dan lewati kemudian mendapati 1M tersebut, apakah “puas” ?
Mengejar karir, ingin kerja, kontrak, ingin pegawai, ingin jabatan spv, ingin jabatan manager, ingin vice president, ingin CEO, temasuk masuk ke merasakan pensiun, resign, di PHK dll. Namun ketika semua itu menjadi kenyataan, tercapai setelah susah payah semua rasa berkumpul, apakah “puas” ?
Mengejar wanita, ingin kenal, ingin dekat, ingin intim, ingin menikah, ingin punya anak, dll. Namun ketika semua itu terjadi, termasuk sampai merasakan perceraian, perpisahan karena ajal, apakah “puas” ?
Mengejar impian, ingin ke Bandung, Bali, Raja Ampat, ingin ke Singapore, Paris, Inggris, Amerika. Namun setelah semua effort dilalui, apakah “puas” ?
#TIDAK
Maka arah yang selama ini kita tuju, dalam rangka kebahagiaan, kepuasan, ternyata salah arah. Karena kearah manapun kebanyakan kita menuju, dan sampai kesana dengan segala rasa yang dialami, tidak berujung kebahagiaan dan kepuasaan, melainkan kita sampai pada ujung arah tujuan yang bertolak belakang jauh yaitu : lemas, lelah, dan mungkin penyesalan (sangat jauh dari bahagia, sangat jauh dari puas).
*************************
Lantas kemana arah menuju definisi arti “puas” ?
Coba kita tenang dulu… kita rileks dulu…
Coba kita wudhu dulu…
Lalu, kita shalat…
Rasakan dari mulai rasa awal wudhu, langkah kaki masuk Masjid, mungkin terkena hawa angin Masjid setelah wudhu, mungkin terkena hawa AC. Rasakan semua rasa yang ada. Kita menghadap kiblat, kita niat, kita takbir, kita ta’awudz, kita menyebut nama Allah, kita mengagungkan Allah, kita membesarkan Allah, membaca meresapi surat Induk Al Quran, ruku, sujud, tahiyat awal, tahiyat akhir, salam (salam juga berarti kedamaian), zikir demi zikir kita panjatkan, terasa Allah begitu dekatnya, melihat, menatap, mendengar, memperhatikan kita.
Bagaimana, Damai…..?
Bagaimana, Bahagia…..?
Bagaimana, P U A S…….?
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Azza wa Jalla
*************************
Luar biasanya, akhir dari shalat kita ini, berakhir pasti dengan kepuasan, kepenuhan hati jiwa raga dan fikiran.
Luar biasanya, ini bisa kita ulang lagi nanti, ketika dhuha, zuhur, ashar, maghrib, isya, witir, tahajud, dll. Dan rasa puas itu, rasa penuh itu, kembali ada, kembali hadir, mendamaikan kita.
Luar biasanya, ini terjadi di semua ranah ibadah, rasakan akhir puasa (berbuka), rasakan akhir sedekah, rasakan akhir umroh/haji. Bagaimana ?
#PUAS
Semakin kita ulang lagi, kita lakukan lagi, kita lakukan lagi, ujungnya selalu sama. Damai, Bahagia, PUAS
Luar biasanya, rasa puas ini tidak kita dapati di ranah dunia, ujung pencarian uang, ujung pencarian karir, ujung pencarian pacar, ujung pencarian pencapaian dunia. Pun ketika kita mencapai ujungnya, rasa damai, rasa bahagia, rasa puas, rasa penuh itu tetap tidak ada. Tidak damai, tidak bahagia, tidak juga puas, tidak juga merasa penuh.
*************************
Dunia, bukanlah arah dan tujuan kita
Dunia, ternyata tak membuat kita damai
Dunia, ternyata tak membuat kita bahagia
Dunia, ternyata tak membuat kita “puas”
Ternyata, arah kedamaian, kebahagiaan, kepuasan, kepenuhan segala rasa adalah Akhirat. Ini terciri, tercermin, terasa jelas, ketika kita berjalan mengarah kesana dengan tiap ibadah yang kita lakukan, shalat kita, puasa kita, sedekah kita, dll
“Puas” level tertinggi adalah Masuk Surga
Masuknya kita kelak ke dalam Surga-nya Allah
Maka pahami benar arah kepuasan itu
Dan mengarahlah kita bersama sama kesana.
**************************
Ambillah dunia secukupnya, karena diambil lebih, lagi, banyak, juga tidak berujung kepuasan. Dalam rangka dunia, ketika kita bisa ikhtiar, mendapati kebercukupan dan disikapi dengan rasa kebersyukuran itulah “puas”
Ketika kelak diujung usia, kita sakit, kita berbaring, kita lemah, tidak berdaya bekerja mengejar lagi dunia, kita tidak lagi bisa beribadah mengejar lagi akhirat, tersisalah rasa menyesali dunia. Menangkap dunia terlepas, mencari akhirat ternyata disadari terlambat.
Pastikan arah pencarian kepuasanmu, tepat
Bukan arah yang membawamu ke letih, lemas, dan penyesalan. Tetapi arah yang dimana disitu ada berkumpul semua rasa Damai, Bahagia, Bangga, Senang, Suka, Gembira, Penuh…. PUAS
..Wallahu a’lam..