“Piramid”
Jika mendengar kata piramida, dan anda mengafiliasikannya dengan Negara Mesir, selamat anda telah salah, karena piramida bukan berasal dari Mesir, melainkan Sudan.
Selamat datang di Sudan, negeri ini adalah asal piramida, tempat di mana ada sekitar 200 lebih piramida di negara ini, yang karena saking banyaknya, Sudan diberi nama dengan “Negeri Seribu Piramida”, di mana jumlah piramida di Sudan jauh lebih banyak daripada jumlah piramida di Mesir.
Sama seperti mendengar kata batik, dan kemudian mengafiliasikannya dengan negara Malaysia, ini tentu salah, karena batik berasal dari Indonesia, ini juga salah, karena batik telah ada jauh lebih dahulu di Negeri Tiongkok (tentu bukan dengan nama batik). Ini hanyalah perkara klaim, siapa yang lebih dahulu mengklaim. Kebetulan Mesir lebih dahulu mengklaim piramida sebagai ikon negara mereka. Indonesia lebih dahulu mengklaim batik sebagai warisan asli Indonesia, dan kemudian di akui UNESCO tahun 2009, di mana sebelum 2009 batik bukanlah dianggap warisan asli Indonesia.
************************
Tetapi ini bukan tentang piramida, ini bukan tentang batik, melainkan tentang ahlussunnah. Di mana kita tahu semua mengaku ahlussunnah, mengklaim dirinya atau kelompoknya sebagai ahlussunnah, padahal bukan, padahal mereka khawarij, syiah, qodariah, mu’tazilah, asy’ariah dan atau yang lainnya, padahal ahlussunnah itu bukanlah kelompok, apalagi ormas, melainkan siapa-siapa yang beragamanya sebagaimana pemahaman Nabi dan Para Sahabatnya, yang mengamalkan sunnah. Bukan dari mereka-mereka yang malah mengerjakan amalan bid’ah, bukan dari mereka-mereka yang malah memiliki pemahaman baru atau pemahaman bid’ah dalam rangka agama ini.
Tidak sebagaimana piramida mana yang paling banyak jumlahnya, tidak pula sebagaimana batik yang mana paling duluan melakukan klaim, ahlussunah itu bukan aliran A, atau aliran B, bukanlah kelompok atau golongan yang paling banyak anggotanya, atau bukan pula perkara siapa yang lebih dahulu mengklaim, melainkan siapa saja yang dalam rangka beragama, mereka mengikuti pemahaman Nabi dan Para Sahabatnya, yang beragama sesuai sunnah atau sesuai tuntunan Nabi, yang juga kemudian banyak mengisinya dengan melakukan ibadah sunnah, bukan ibadah bid’ah, termasuk pemikiran-pemikiran bid’ah, atau pemikiran-pemikiran baru dalam rangka agama.
..Wallahu a’lam..