...

Pare

Artikel - 2 years ago - Tag : Artikel
Author : Abdullah Abdurrahman

Jika dalam Ilmu dunia, kita dapati penjelasan ilmiah (biologi) tentang sistem pertahanan diri bagi Hewan ataupun tumbuhan.

•Ikan dengan sisiknya
•Cumi dengan tintanya
•Kerbau dengan tanduknya
Dll

•Durian dengan durinya
•Pare dengan rasa pahitnya
•Cabai dengan rasa pedasnya
Dll

Dijelaskan dalam ilmu dunia, bahwa ini merupakan bagian dari self defense, atau pertahanan diri, evolusi melalui waktu yang sekian lama agar tidak dimangsa.
___

Pada kenyataannya, pertahanan diri disini seakan sia sia, karena Ikan, Cumi, Kerbau, dll, tidak bisa menghindarkan dimakan oleh makhluk lain, termasuk manusia.

Pada kenyataannya, pertahanan diri disini seakan sia sia, karena Durian, Pare, Cabai, dll, tidak bisa pula menghindarkan diri dari dimakan oleh makhluk lain, termasuk manusia.
___

Inilah salah satu kasus, yang menjadi bukti, bahwa Ilmu Dunia bisa saja bertentangan dengan Ilmu Syar’i.
___

Dimana kita didapati, dari Ilmu Syar’i bahwa memakan Ikan, Cumi, Kerbau, Durian, Cabai, Pare, dll ini adalah bisa bisa saja, boleh, halal, selagi sesuai dengan tata cara yang syar’i, tidak mencuri, tidak dengan cara yang haram, serta memang dimana tidak ada larangannya.

*****

Mari kita mengacu kembali kepada pemahaman dasar perihal ilmu (Kaidah Ilmu), atau “rumus mudah” dalam memahami Ilmu, dimana :

“Al Quran tidak akan bertentangan dengan Al Quran, Al Quran tidak akan bertentangan dengan As Sunnah, As Sunnah tidak akan bertentangan dengan As Sunnah. Serta Al Quran dan As Sunnah tidak akan bertentangan dengan Ilmu Pengetahuan (dunia).”

Adapun Al Quran dan Al Quran menyelisihi, Al Quran dan As Sunnah saling menyelisihi, As Sunnah dan As Sunnah saling menyelisihi, maka pemahaman tersebut pastilah salah.

Ataupun, apabila Al Quran dan As Sunnah menyelisihi Ilmu Pengetahuan Dunia, maka pemahaman tersebut pastilah salah dan wajib dikembalikan, dicocokkan kembali ke Al Quran dan As Sunnah.

*****

Maka, Teori ilmu dunia misal disini pemahaman bahwa Ikan, Cumi, Kerbau, Durian, Cabai, Pare, dll, memiliki sistem pertahanan diri agar tidak dimakan oleh makhluk lain. Dimana pada faktanya Hewan dan Tumbuhan diatas tetaplah dimakan, dimana sistem pertahanan diri dimaksud, tidak menjadi pertahanan diri, malah menjadi variasi rasa, variasi sensasi, variasi khasiat untuk dimakan

Maka kita kembalikan dan cocokkan dengan Ilmu Syar’i, bahwa Ilmu Syar’i lebih dahulu turun, aturan Syar’i lebih dahulu turun, dan faktanya Ilmu Syar’i lebih tepat dimana memakan Hewan dan Tumbuhan diatas adalah tidak apa apa, boleh, dan halal.

Dari sini, kita semakin paham dengan kaidah Ilmu diatas (Rumus diatas) adalah tepat, adalah benar tanpa perlu diragukan lagi. Dimana jika berselisih Al Quran dan As Sunnah dengan Ilmu Pengetahuan (Dunia), maka kembalikan dan cocokan pemahaman kita dengan Al Quran dan As Sunnah.

Dari sini, kita semakin paham dengan kaidah Ilmu diatas (Rumus diatas), adalah tepat, adalah benar tanpa perlu diragukan lagi. Dimana jika berselisih Al Quran dengan Al Quran, Al Quran dengan As Sunnah, As Sunnah dengan As Sunnah, maka pemahaman tersebut pasti keliru, karena Al Quran dan As Sunnah tidak akan berselisih.

*****

Perihal ini, serupa dengan Teori ilmu dunia lain dimana alam semesta ini terbentuk dari Big Bang, teori Dinosaurus, teori kesehatan bahwa kesembuhan itu dengan cara disembur, dimantra mantra, diguna guna, dll, Dimana apabila semua teori keilmuan dunia ini menyelisihi Ilmu Syar’i, menyelisihi Al Quran dan As Sunnah, maka wajib kita kembalikan dan cocokkan kembali pemahaman kita dengan Ilmu Syar’i, Ilmu Al Quran dan As Sunnah.

 

..Wallahu a’lam..