Sesuai dengan syariat islam, mengenai hukum bergolong-golongan (dalam rangka Agama) sangat dilarang dan tidak ada ditemui contohnya dari Rasulullah dan Generasi Salafush Shalih :
“Kaum Muslimin yang berada dalam golongan golongan, akan berselisih satu sama lain di dalam pola berfikir. Masing-masing mengaku bahwa kelompok/golongannya yang benar, umat ini pun berselisih satu sama lain di dalam beragama
"Dan janganlah kamu termasuk orang yang menyekutukan Alloh yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka” (Rum : 31-32)
Semuanya akan tersesat kecuali satu yaitu golongan saja: "Al Jamaah" sebagaimana Para Sahabat atau disebut dengan nama nama :
- Al Jamaah, atau
- Al Ghuroba, atau
- Ath Thaifatul Mansyuro, atau disebut
- Ahlussunnah Wal Jamaah, atau juga
- As Salaf
Yaitu mereka yang berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan Sunnah sebagaimana yang dituntunkan Rasululloh Shalallahu ‘alaihi wa sallam, dan difahami oleh Sahabat, generasi pertama dari kalangan Sahabat Radhiyallahu ‘anhum dan para tabi’in dan para Ulama (bermanhaj salaf) dahulu dan sekarang
Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Hakim di dalam kitab Mustadrok-nya ketika Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang golongan yang selamat, maka beliau Shalallahu ‘alaihi wa sallam menjawab :
“Mereka adalah orang yang mengikuti Sunnahku pada hari ini dan Sahabatku”
Allah Ta'ala berfirman :
"إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ ۚ إِنَّمَا أَمْرُهُمْ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَفْعَلُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang memecah-belah agamanya dan mereka (terpecah) menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah (terserah) kepada Alloh, kemudian Alloh akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat” (Al-An’am 159)
*****
Syaikh Shalih Fauzan menasihatkan :
"Dari jama'ah jama’ah yang ada, apabila dia berdiri di atas petunjuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya, terutama Khulafaur Rasyidin dan abad yang mulia, maka jama’ah dan golongan dimana saja kita masuk di dalamnya, dan wajib kita bekerja sama dengan mereka"
"Adapun jama’ah yang menyelisihi petunjuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kita wajib menjauhinya, walaupun dia mengatakan jama’ah islamiah (Al Ikhlas Al Firdaus, Al Irsad, Aswaja, Ormas dgn nama ini, Ormas dengan nama itu). Karena yang menjadi ukuran bukanlah nama, akan tetapi kenyataannya.
Syaikh Abu Anas Ali menasihatkan : “Sesungguhnya partai dan golongan, atau kelompok yang memiliki peraturan yang menyelisihi Al-Qur’an dan As-Sunnah ditolak oleh ajaran Islam, karena tidak ada tuntunan dari dalil dari Al-Qur’an dan hadits yang membolehkan umat Islam berpartai dan bergolong-golongan (dalam rangka Agama), justru sebaliknya kita jumpai banyak dalil yang mencela, melarang, mengharamkan, berdirinya beberapa partai dan golongan
Syaikh Shalih Utsaimin menasihatkan :
"Sebaliknya dakwah menjadi kuat dan tersebar tatkala manusia kuat berpegang teguh kepda Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam dan orang yang paling banyak mengikuti jejak Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat. Ketahuilah wahai para pemuda! Sesungguhnya banyaknya jama’ah atau golongan adalah fakta yang menyakitkan dan bukan fakta yang menyehatkan
Syaikh Rabi bin Hadi Al-Madkhali berkata :
“Sungguh sebagian Ulama telah menjelaskan kerusakan yang disebabkan oleh manusia yang fanatik kepada kelompok kelompok atau golongan golongan
Mereka cenderung mendahulukan pendapat orang yang dianggap berilmu pada zamannya, daripada ilmu Ulama Salafush Shalih
*****
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Sesungguhnya Allah meridhoi kamu tiga perkara dan membenci kamu tiga perkara ; Dia meridhoi kamu apabila kamu beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan sesuatu kepada-Nya, dan apabila kamu berpegang teguh kepada tali Allah semua dan kamu tidak berpecah-belah” (HR Muslim : 3236)
"Aku tinggalkan kepadamu dua perkara, kamu tidak akan tersesat selamanya yaitu kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya" (Muatta Malik)
"Maka barangsiapa yang menjumpai itu (perpecahan umat) hendaknya dia berpegang kepada Sunnahku dan Sunnah para kholifah yang menunjukkan kepada kebaikan dan mendapat petunjuk, gigitlah Sunnah ini dengan gigi geraham” (HR Tirmidzi 2600 dan lainnya dishahihkan Al-Albani lihat Silsilah As-Shahihah 6/610)
"Sesungguhnya yang paling aku takutkan dari umatku adalah para pemimpin (Agama) yang menyesatkan” (HR Tirmidzi 2155 dishahihkan oleh Al-Albani Shahihul Jami’ 2316)
Allah Azza Wa Jalla Berfirman :
“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu’min. Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali”
(An-Nisa : 115)
..Wallahu a'lam..