...

Musyrik

Artikel - 1 year ago - Tag : Artikel
Author : Abdullah Abdurrahman

Ilmu adalah salah satu penyebab utama bertambahnya iman seseorang. Sebaliknya, kejahilan atau kebodohan adalah faktor utama melemahnya iman seseorang. Jika ilmu merupakan sumber segala kebaikan maka lawannya yaitu kejahilan adalah sumber segala kejelekan dan keburukan.

Sejelek-jelek jahil atau kebodohan adalah, Kufur, Musyrik, dan Maksiat. Tanda seseorang yang berilmu adalah dimana seseorang tersebut pasti tidak akan melakukan ketiga kebodohan diatas, adapun misal orang berilmu namun melakukan salah satu atau ketiga hal diatas, maka itulah kerusakan ilmu.

*****

Jika kita mendalami lebih dalam, dosa yang paling besar adalah kebodohan. Seseorang yang bodoh, tidak belajar (dalam hal ini ilmu agama), tidak keluar dari hukum asalnya yaitu kebodohan, maka sesorang disini akan masuk kepada kekufuran

, kemusrikan, dan kemaksiatan.

Perilaku turunan dari kebodohan adalah dosa demi dosa, didalamnyajika diurutkan disitu ada kekafiran, kemusyrikan, juga kemaksiatan berupa membunuh, durhaka, lari dari perang, riba, zina, khamr, dusta, tidak amanah, syubhat, bid’ah, dan lain sebagainya.

Kali ini tidak kita bahas apa itu “Kafir” dan juga “Maksiat”, namun pada kesempatan ini akan kita bahas lebih jauh tentang apa itu kebodohan atau kejahilan yang bernama : “Musyrik”

Secara hakikat, Musyrik adalah meyakini ada sesuatu selain Allah untuk disembah, tempat meminta, tempat memberi pertolongan, dst. Namun secara istilah, Musyrik adalah “mendua” dimana definisi “mendua” disini akan dibahas lebih lanjut dibawah.

Tanda kebodohan dimana seseorang melakukan Musyrik atau “mendua” disini menempati posisi pertama setelah Kekafiran. Kekafiran disini artinya “menolak”, sedangkan Kemusyrikan disini artinya tau, percaya, tidak menolak, namun “mendua”.

“Mendua”, atau dalam bahasa lain kita istilahkan dengan “selingkuh”, inilah perilaku tanda tanda kebodohan dan berdosa sangat besar, perhatikan penjelasan diatas bahwa selingkuh, atau mendua, atau musyrik adalah dosa sangat sangat besar yang hampir setara dengan dosa Kekafiran. Dosa “selingkuh” ini, jauh diatas dosa besar lainnya semisal membunuh, riba, zina, dan lainnya. 
___

Selingkuh, jika kita melebar sedikit ke pembahasan dalam ilmu psikologi, komunikasi dan relationship, terbagi menjadi dua, yaitu “Macro Cheating” dan “Micro Cheting”. 

Macro Cheating, dimana seseorang ini benar benar berselingkuh, atau terang terangan mendua, adapun Micro Cheating, dimana seseorang ini masih diam diam, masih tersembunyi, atau tidak secara terang terangan.

Baik Macro ataupun Micro, keduanya tetaplah selingkuh, keduanya tetaplah mendua, tetaplah masuk kepada kemusyrikan.

Tidak perlu harus sampai perselingkuhan yang sudah berhubungan badan kepada selain Istri (Macro Cheating), punya simpanan tersembunyi, masturbasi fantasi kepada orang lain, me-like postingan wanita cantik, chat diam diam tanpa istri tau (Micro Cheating), inipun sudah termasuk selingkuh, mendua, atau masuk kepada definisi turunan dari kemusyrikan.

Ini menjadi semakin memahamkan kita, bahwa Musyrik ini adalah hasil dari kebodohan yang keburukan dan dosanya sangat besar. Bayangkan dimana “mendua”, atau “selingkuh” disini, mengarahkan kita pada kehancuran besar, dosa demi dosa yang lain, misal : bohong, dusta, zina, dzolim, maksiat, pemborosan uang, efeknya buruk lainnya yaitu trauma, perceraian, anak broken home, tidak lagi dipercaya dan lain sebagainya, dan keburukan utamanya adalah dosa dosa ini memasukkan kita kedalam Neraka.
___

Sesorang bernama Neil Garrett, pernah melakukan penelitian terkait ini, dimana didalam eksperimen tersebut, dia meminta beberapa partisipan untuk melakukan tindakan tindakan jenis jenis micro cheating dan kemudian bagian otaknya bernama Amigdala direkam pada MRI ketika melakukan aktivitas tersebut.

Didapati bagian Amigdala otak tersebut bereaksi keras pada setiap aktivitas micro cheting yang dilakukan oleh para partisipan. Seiring aktivitas ini sering dilakukan, ternyata reaksi Amigdala otak ini semakin menurun atau biasa saja, dimana kesimpulannya yaitu seseorang yang terbiasa melakukan micro cheating akan terbiasa, santai, luwes, semakin “pandai” berselingkuh, tidak lagi merasa bersalah, malah cenderung merasa sebagai korban yang kemudian menjadi alasan orang tersebut membenarkan perilakunya. 

Selingkuh, atau mendua, atau dalam istilah syar’i yaitu disebut musyrik, pernah dilakukan penelitian bahwa perilaku atau pelaku disini sangat sangat sulit untuk sembuh. Terhadap orang orang terdeteksi perilaku ini, atau pelaku dari dosa besar ini, sebaiknya kita menjaga diri, menjauhkan diri, menghindar, tidak mudah percaya atau memberi amanah kepada orang orang seperti ini.

*****

Perlu diketahui disini, bahwa pembahasan diatas sama sekali bukan sedang membicarakan perihal politik atau pasangan BACAPRES - BACAWAPRES, yang sedang viral disebutkan berkhianat atau selingkuh dari koalisinya, ataupun pasangan lainnya, atau juga perihal politik lainnya. Karena kita yang tidak bodoh, kita yang sudah belajar tentu mengetahui bahwa demokrasi, politik (yang terjadi di sekeliling kita ini), bukanlah politik sebagaimana yang dimaksud dan dituntunkan agama kita. 

Bukan pula orang orang yang telah terbukti melakukan pelanggaran HAM, kezoliman, latar belakang kasus korupsi, kemudian kita pilih untuk memimpin negara ini. Bukan pula orang yang menjadikan agama atau perihal akhirat sebagai alat boncengan untuk kepentingan dunia (politik). 

Menghadapi sistem politik atau demokrasi yang demikian bahkan seseorang tokoh yang berada didalam sistem inipun pernah berkata “Malaikat yang masuk kedalam sistem Indonesiapun bisa jadi Iblis” 

Dengan statement ini, kita yang cerdas, yang pintar, yang berfikir, yang tidak bodoh, lantas buat apa kita lagi kita ikut ikut didalam hal seperti ini. Dimana sebaiknya kita lebih fokus memintarkan diri dengan belajar ilmu Agama dan kemudian mengamalkannya, agar kita terhindar dari kebodohan kebodohan yang mana inilah sumber dosa dosa besar,  yang berhilirkan kepada kekafiran, kemusyrikan, dan kemaksiatan, yang memasukkan kita kedalam Neraka Jahanam.

Hati hati dosa besar setelah kekafiran, yaitu dosa kemusyirkan, atau musyrik, atau mendua, atau selingkuh, baik micro cheating maupun macro cheating, yang mana pelaku dengan perilaku demikian susah sekali untuk sembuh, dan semoga kita, Allah hindarkan dari hal hal demikian. Aamiin. 


..Wallahu a’lam..