"Seeing Is Believing"
Apakah ini benar?
Apakah Melihat = Mempercayai??
Atau apakah kota harus dengan melihat dahulu (sesuatu) untuk mempercayai (sesuatu tersebut) ??
Jawabannya adalah = Tidak Benar
Karena : Tangkapan Indra (Mata) sering salah
Karena : Kemampuan Indra (Mata) terbatas
********************
Taukah kita, bahwa darah yang kita lihat berwarna merah itu, ternyata bukan berwarna merah?
Taukah kita, bahwa sayur sayuran yang kita lihat berwana hijau itu, ternyata bukan berwarna hijau, melainkan berwarna selain warna hijau, yang mana mata kita menangkap hijau justru karena ketiadaan warna hijau?
Taukah kita, bahwa air laut biru yang kita lihat berwarna biru itu, ternyata bukan berwarna biru, melainkan ketiadaan warna biru, pantulan dari warna benda lain (langit), yang mana mata kita menangkap biru justru karena ketiadaan warna biru?
Taukah bahwa, seseorang yang buta warna, gagal melihat angka yang tersembunyi dibalik tes buta warna? Sebaliknya...
Taukah bahwa, seseorang yang mampu melihat warna, akan gagal melihat angka yang tersembunyi dari ketiadaan warna?
_____
Slogan "Cinta dari mata turun ke hati" juga salah. Karena betapa banyak yang orang orang ganteng/cantik tetapi bukan jaminan baik, bukan jaminan kita menyukai, atau mencintai seseorang tersebut
Slogan "Cinta dari mata turun ke hati" juga salah. Karena jika ini benar, maka tidak akan ada orang buta yang mampu mencintai suami/istrinya, sebab tidak mampu melihat. Tidak akan ada Muslim, karena tidak satupun kita yang pernah melihat Allah Azza wa Jalla, ataupun Rasul shallalahu alaihi wasallam
Ketika kita menyandarkan kepada mata dan kasat penglihatan untuk menidentifikasi sesuatu, maka kemungkinan besar idenifikasi kita akan salah
_____
Kebenaran bukan selalu harus apa yang dilihat oleh mata, melainkan kebenaran itu harus diukur dan ditimbang dengan ilmu pengetahuan (science) dan tentunya Dalil (signs)
Inilah sebabnya kita dapati Abu Bakar Radhiallahuanhu tidak ragu ragu mendustakan matanya, ketika matanya ternyata menyelisihi Rasul shallalahu alaihi wasallam
Inilah sebabnya kita dapati, Imam Bukhari, Syaikh bin Baz rahimahullah, tetap mampu mendapati dan memahami kebenaran dengan kefahaman yang sangat tinggi, walaupun mereka buta, tidak bisa melihat
Kebenaran akan kita dapati apabila diukur dan ditimbang dengan kebenaran itu sendiri, bukan dengan apa yang kita lihat, dan
Inilah sebabnya, kenapa kita tidak melihat Allah dahulu untuk bisa mencintai Allah, melainkan kita mencintai Allah dahulu, untuk kelak di Surga, kita bisa melihat Wajah Allah
..Wallahu a'lam..