...

Mayoritas Cacat

Artikel - 1 year ago - Tag : Artikel
Author : Abdullah Abdurrahman

Adalah fakta yang tidak kita sadari bahwa lebih banyak manusia yang (cacat) “tidak sempurna” dibandingkan yang “sempurna”?


 

Ada 51%+ possibility seseorang memiliki kelainan seksual, baik Seks diluar nikah, Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender, Queer, baik cacat (lahir) kromosom X, cacat tumbuh kembang, kecelakaan pengalaman traumatis, korban phedophilia, dan lainnya.

 

Ada 99% orang dengan mata tidak sempurna, buta warna, baik buta warna total maupun buta warna parsial, mata minus, atau silinder, glaukoma, pterygium, katarak dan lainnya, hanya 1% yang penglihatan matanya sempurna.

 

Ada 99% orang yang menderita tuna indra, tuna wicara, tuna rungu, lecet, keseleo, patah tulang, dan scar bekas luka, bibir sumbing, sinusitis, kebotakan, gigi ompong, dimana hanya 1% manusia yang sempurna (misal masih kecil).

 

Ada 99% kesempurnaan fisik (ganteng + cantik) yang dibagi ke seluruh manusia, dimana yang benar-benar 1% rupawan hanyalah Nabi Adam, dan Nabi Yusuf. Dimana dalil mengatakan Nabi Adam alaihissalam pemilik 99% kesempurnaan fisik, dimana separuhnya diberikan ke Nabi Yusuf alaihissalam, dan sisanya ke seluruh manusia.

 

Ada 99% orang pengangguran, hidup dalam garis kemiskinan, gaji dibawah standar hidup, dimana yang benar-benar kaya hanya kaum elite 1%,

 

*************************

 

Karena kebanyakan manusia adalah “cacat”, sedangkan sedikit memang manusia yang “sempurna”.

 

Dengan mengetahui, memahami dan menyadari realitas ini, maka kita tidak lagi terkejut bahwa lebih banyak orang-orang dengan “ketidaksempurnaan” (cacat) dibandingkan orang-orang yang “sempurna”.

 

Dengan mengetahui, memahami, dan menyadari realitas ini, maka kita tidak lagi melihat patokan kebenaran dan kesempurnaan ada pada yang terjadi di mayoritas manusia.

_

 

Dengan memahami ini, kita tidak lagi bingung kenapa ada banyak orang pada zaman ini yang terlibat riba (menganggap ini halal), dibandingkan manusia yang tidak terlibat riba (haram).

 

Dan inilah yang jauh lebih buruk, yaitu badannya sempurna, fisiknya lengkap, tangannya dua, kakinya dua, matanya dua, semua berfungsi baik, orientasi berpikir baik, pendidikan baik, pekerjaan baik, namun cacat pemahamannya, cacat pemikirannya, cacat dalam memahami Islam.

 

*************************

 

Adalah fakta yang mungkin tidak kita sadari, betapa banyak orang-orang berfisik baik, pendidikan baik, “sempurna”, namun cacat pemikirannya dalam memahami Islam. Dan inilah yang kecelakaan (celaka), yang seburuk-buruknya.

 

Ada lebih banyak manusia, terkhusus Kaum Muslimin yang cacat pemahamannya dalam memahami Riba sebagaimana contoh sebelumnya diatas.

 

Ada lebih banyak manusia, terkhusus Kaum Muslimin yang tidak berhijab, banyak yang ikut ke dalam Riba, Demokrasi, Maksiat, Maulidan, Tahlilan, Yasinan, Manaqiban, Syubhat, dll. Dimana dia berpikir ini baik, ini benar, ini tidak apa-apa, padahal ini jelas cacat pemahaman, cacat pemikiran, padahal ini keliru, Haram, berdosa diancam Neraka. 

 

Bahkan telah terjadi,

Ada lebih banyak manusia, yaitu 72 dari 73 golongan Kaum Muslimin, akan bergolong-golongan, berkelompok-kelompok, beraliran-aliran, berpartai-partai, mereka sesat dan menyesatkan, dimana hanya 1 dari 73 yang selamat dari yang demikian yaitu yang tidak ikut kepada yang 72.

 

Bahkan telah dan kelak akan terjadi,

Ada lebih banyak manusia, yang lebih yakin dan ikut kepada manusia lain yang sesat, ikut kepada thogut, ikut kepada Dajjal dibandingkan yakin dan ikut kepada Allah dan Rasul-Nya.

 

Ada lebih banyak manusia, yaitu 999 dari 1000 anak adam, alias 99.9% yang akan masuk Neraka (baik tidak kekal maupun kekal), hanya ada 0.1% dari total anak keturunan Adam yang akan (langsung) masuk Surga.

 

*************************

 

Dengan menyadari ini, mengetahui dan memahami ini, masihkah kita berpatokan kebenaran kepada yang dilakukan atau diyakini oleh kebanyakan orang, ramai-ramai, dan mayoritas?

 

Atau, kita yakin, bertauhid, dan berpatokan kepada Dalil, Allah dan Rasul-Nya (saja), Al Quran dan As Sunnah (saja), memahami agama ini dengan benar, bertauhid, sebagaimana pemahaman Para Sahabat dan orang-orang selamat dan sedikit dalam memahami agama ini, walaupun bersendirian, atau minoritas?

 

Dimana mayoritas kita dapati, cacat?

 

فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِيْ فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيْرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِيْ وَسُنَّةِ الْخُلَفَاء الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ، عَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ.

 

“…Sungguh, (nanti) orang yang masih hidup di antara kalian sepeninggalku, maka ia akan melihat perselisihan (pemahaman) yang banyak, karenanya hendaklah kalian berpegang teguh kepada Sunnahku dan Sunnah para Khulafaur Rasyidin (Pemahaman Sahabat). Peganglah erat-erat Sunnah tersebut dan gigitlah dengan gigi geraham kalian. Dan jauhilah oleh kalian setiap perkara (pemahaman) yang baru (dalam agama), karena sesungguhnya setiap perkara yang baru adalah bid’ah (keliru), dan setiap bid’ah adalah sesat, (dan setiap kesesatan tempatnya di Neraka). (HR. Abu Dawud (no. 4607), at-Tirmidzi (no. 2676), dan lainnya. At-Tirmidzi berkata: “Hadits ini hasan shahih”).

 

************************

 

Memahami agama ini, perjalanan kita ke Surga tidak sebagaimana pergi ke Monas, dimana ada banyak jalan, (Mobil, Motor, Angkot, MRT, Trans Jakarta, Ojek Online) dan semuanya sampai ke Monas.

 

Abdullah bin Mas‘ud Radhiyallahu anhu berkata :

 

خَطَّ لَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطًّا بِيَدِهِ ثُمَّ قَالَ: هَذَا سَبِيْلُ اللهِ مُسْتَقِيْمًـا، وَخَطَّ خُطُوْطًا عَنْ يَمِيْنِهِ وَشِمَـالِهِ، ثُمَّ قَالَ: هَذِهِ سُبُلٌ ]مُتَفَـِرّقَةٌ[ لَيْسَ مِنْهَا سَبِيْلٌ إِلَّا عَلَيْهِ شَيْطَانٌ يَدْعُوْ إِلَيْهِ، ثُمَّ قَرَأَ قَوْلَهُ تَعَالَـى: وَأَنَّ هَٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

 

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam membuat garis dengan tangannya kemudian bersabda, ‘Ini  jalan Allah yang lurus.’ Lalu beliau membuat garis-garis di kanan kirinya, kemudian bersabda, ‘Ini adalah (banyak) jalan-jalan yang bercerai-berai (sesat) tak satupun dari jalan-jalan ini kecuali disana ada setan yang menyeru kepadanya.’ Selanjutnya Beliau Shallallahu alaihi wasallam membaca firman Allah Azza Wa Jalla , “Dan sungguh, inilah jalanku yang lurus, maka ikutilah! Jangan kamu ikuti (banyak) jalan-jalan (yang lain) yang akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertakwa.” (Al-An’am/6:153) HR. Ahmad (I/435, 465), Ad-Darimy (I/67-68), Al-Hakim (II/318 dan lainnya).

 

Memahami agama ini, perjalanan kita ke Surga hanya ada satu jalan, yaitu Tauhid. Memahami benar bahwa hanya ada satu jalan, dimana ada lebih banyak jalan-jalan. Itulah mengapa sebabnya kita selalu berdoa 17x meminta jalan yang lurus. Satu satunya jalan (pemahaman yang benar) yang mengantarkan kita ke Surga.

 

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ﴿٦﴾صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ

 

Tunjukilah kami jalan yang lurus. (Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya (Para Sahabat), bukan (jalan) mereka yang dimurkai (Yahudi) dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat (Nasrani). (Al Fatihah/1:6-7)


 

..Wallahu a’lam..