...

Masuk 2024 (Part 2)

Artikel - 1 year ago - Tag : Artikel
Author : Abdullah Abdurrahman

Daripada kita melakukan bakar kembang api, main petasan, bermaksiat, perbuatan sia-sia, atau perbuatan dosa dan maksiat lainnya menyambut tahun baru 2024. Hal yang paling baik dan benar yang bisa kita lakukan adalah : tidur cepat, tidak begadang, agar bisa mengawali 1 Januari 2024 dengan Shalat Subuh berjamaah dimasjid.

 

Bagi yang sudah rutin Shalat Subuh berjamaah dimasjid (tanpa perlu menunggu momen tahun baru) karena memang sudah kewajiban kita sebagai seorang Muslim, alhamdulillah.

 

********************

 

Pada tahun 2020-an (pernah dibahas di MJL) bahwa keahlian “spesialis” tidak lagi begitu berguna, karena zaman 2020-an dan seterusnya keahlian “generalis” akan lebih diperlukan.

 

Dahulu orang-orang berlomba untuk jadi spesialis, namun sekarang, menjadi seorang generalis adalah skill yang saat ini kita butuhkan. Kini seseorang yang punya banyak skill, akan jauh lebih baik dibandingkan seseorang yang hanya memiliki satu skill saja. Dahulu menjadi spesialis terlihat keren karena menjadi pakar/ahli di satu bidang, namun zaman sekarang menguasai satu bidang tidaklah cukup, seseorang harus membekali dirinya dengan multi spesialis, alias banyak keahlian. Tidak masalah, tidak harus pakar (expert) tetapi cukup ahli/terampil di berbagai bidang, atau inilah yang disebut generalis.

 

Pada tahun 2020-an dan seterusnya industri sudah semakin bergerak ke arah digital, maka kita perlu membekali diri kita dengan keahlian-keahlian digital. Daripada kita beraktivitas sia-sia di malam tahun baru, dan mengawali pagi hari dengan lemas dan lemah. Sebaiknya kita mengawali tahun dengan positif dan bersiap-siap diri terhadap hal-hal baru. Dimana tinggal tinggal 6 tahun (hingga 2030) waktu kita untuk jadi “karyawan”.

 

Nah berikut beberapa skill yang perlu dimiliki (budak perusahaan) direvolusi industri 5.0 tahun 2024 juga seterusnya.

 

1. Data Scientist

2. AI Engineer

3. IoT Engineer

4. Cyber Security Analyst

5. Quantum Computing Scientist

6. Robotic Engineer

7. Automation Engineer

8. Big Data Expert

9. Algorithm Engineer

10. Sustainability Analyst

 

NOTE : Sebenarnya ada 12, namun yang 2 lagi haram, sehingga tidak dimasukkan kedalam list diatas. 

 

Baru dengar? Asing? Atau malas lah, karena digitalisasi bukan “skill” kita. Ingat, jangan merasa cukup dengan menjadi spesialis di skill yang sekarang dimiliki, karena yang diperlukan kini adalah multiskill, atau generalis. Skill diatas dapat dipelajari dengan mudah, ikut pelatihan pelatihan (courses) bersertifikat di Internet, beberapa diantaranya gratis.

 

********************

 

“Ah pusing saya! Sudah terlalu tua untuk belajar lagi hardskill dari 0 (Nol).”

 

Baik, berikut saya tambahkan, dari sisi softskill yang perlu dimiliki (budak perusahaan ataupun) bagi kita sekalian secara umum. 

 

Saya tidak sampaikan lagi softskill “membosankan” yang sudah sering dengar dan dinasehatkan berulang ulang kepada kita, seperti rajin, tepat waktu, tidak mengulur waktu, sopan, ramah, sabar, percaya diri dan lain lain, melainkan “softskill” yang akan saya sampaikan adalah :

 

1. Hal yang tidak perlu dikagumi

- Uang

- Jabatan

- Followers

- Status Sosial (Gelar)

 

2. Hal yang seharusnya dikagumi

- Ketaqwaan

- Kerendahan Hati

- Empati

- Kejujuran

 

3. Hal yang perlu dirahasiakan

- Aib Masa Lalu

- Tujuanmu / Amalmu

- Privasi Keluargamu

- Privasi Temanmu

 

4. Hal yang perlu kamu kejar

- Ridho Allah (Akhirat)

- Ridho Orang Tua

- Keikhlasan

- Hal Hal Yang Bermanfaat

 

Silahkan dideskripsikan sendiri-sendiri, karena kalau saya bahas poin per poin sepertinya akan sangat panjang tulisan ini. Kadang kita mengejar yang tidak perlu dikejar, sebaliknya tidak mengejar yang perlu dikejar. Kadang kita beranggapan yang buruk itu baik, dan sebaliknya, banyak hal yang baik kita malah tidak kita anggap kalau itu baik.

 

********************

 

Sabar, sedikit lagi, ada satu lagi yang akan saya angkat pada materi kali ini, yaitu perkara mindset. Pernah kita bahas dahulu Jepang (Shinto) vs Indonesia (Islam). Bagaimana mereka orang Jepang (Shinto) bisa tertib, sedangkan Indonesia yang mayoritas Muslim, tetapi buruk.

 

Telah dijabarkan sebenarnya bahwa tidak benar Jepang (Shinto) vs Indonesia (Islam), karena yang benar :

 

Jepang vs Arab Saudi

Dimana Saudi tentu lebih baik

 

Shinto vs Islam

Dimana Islam tentu lebih baik

_

 

Kali ini, bukan “Jepang vs Indonesia” yang akan saya bahas, namun “Jepang ft Indonesia” dimana banyak mindset / metode baik Jepang yang bisa kita adaptasi :

 

1. IKIGAI

Temukan sesuatu yang membuatmu semangat untuk bangun setiap hari karena bakatmu, ketertarikanmu adalah tujuanmu.

 

2. PODOMORO

Ini bukan istilah Jawa, ini istilah Jepang, dimana bekerjalah (atau belajar) selama 25 menit dan istirahatlah selama 5 menit. Metode dan pola berfikir dan bekerja / belajar seperti ini sangatlah bagus.

 

3. HARA HATCHI

Jangan makan ketika kamu sudah (kira kira) 80% kenyang. Berhenti makan sebelum kenyang akan meningkatkan energi untuk berfikir, bekerja, belajar, ataupun aktivitas lainnya.

 

4. SHOSHIN

Lakukan apapun selayaknya seorang pemula, selalu merasa hijau, dengan rasa yang sama ketika seperti baru pertama kali melakukan atau mengalaminya, ini akan membuat mood yang baik, dan menjaga rasa antusias yang positif.

 

5. WABI SABI

Daripada menunggu kesempurnaan, lebih baik memulainya walau salah beberapa kesalahan kecil. Karena memulai lebih baik daripada menunggu nunggu. Kadang kala kesempurnaan tidak dapat dicapai. Inilah sebab mungkin masih ada sedikit typo typo kecil pada tulisan ini, tetapi tidak menghalangi untuk membuat tulisan ini.

 

Plus KAIZEN. Ini mungkin beberapa diantara kita sudah sering dengar, yaitu fokus pada peningkatan peningkatan kecil, daripada melakukan hal besar, atau semua dengan sekaligus.

 

********************

 

Lalu, dimana pembahasan Agamanya, pandangan Agamanya, atau pemahaman Agamanya, dari sisi Agamanya mana?

 

Kalau dibaca lagi, semua yang ditulis diatas, landasannya adalah ajaran agama kita, silahkan dideskripsikan sendiri, karena akan sangat panjang jika semua ditulis disini. Digitalisasi dan Teknologi, Islam bahkan sangat terbuka, fleksible. Islam membuka diri, dan membolehkan semua hal terkait perkembangan dunia, selama itu halal. Konsep konsep mindset Jepang itu, juga didapati ada didalam Al Quran ataupun As Sunnah jauh sebelum istilah istilah Jepang itu kita dengar. Dimana ternyata, kita bahas apapun, akan ada kerterkaitannya dengan lengkapnya Al Quran dan As Sunnah yang telah menuntunkan kita.

 

Mari, kita masuki moment dan menyambut 2024 dengan kita semua berpegangan kepada Al Quran dan As Sunnah.


 

..Wallahu a’lam..