...

Masuk 2024

Artikel - 1 year ago - Tag : Artikel
Author : Abdullah Abdurrahman

Sebagian besar saudara kita sesama muslim awam, biasanya menyambut tahun baru dengan bakar-bakar, bakar petasan, main kembang api, jalan-jalan, sebagian lagi hura-hura, pesta pora, foya-foya, bahkan malam itu dipakainya untuk bermaksiat. Wal Iyadzubillah. Innalillah.

_

 

Sebagian lainnya saudara kita sesama muslim awam, daripada melewatinya dengan maksiat, maka melewati momen pergantian taun dengan pengajian, haul, maulid, shalawatan, doa bersama, iktikaf berjamaah, dst. Padahal ini juga keliru, karena ibadah butuh tuntunan dari Al Quran dan As Sunnah, tidak dibuat berdasarkan kreativitas. Astagfirullah.

 

Ingat ini ranah ibadah (Tauhid Uluhiyah) maka caranya hanya satu yaitu sebagaimana tuntunan Allah dan RasulNya, tidak bisa kita membuat ibadah baru, bikinan sendiri, tidak ada Puasa Pernikahan, Shalat Ulang Tahun, Dzikir Pindah Rumah, Shalawat Ganti Bulan. atau Ibadah-Ibadah pada hari tanggal bulan atau tahun tertentu, yang mana itu tidak ditentukan oleh Allah dan Rasulnya. 

 

Ingat perkara ibadah maka ada ikatan yang tidak boleh diikat oleh manusia, yaitu : 

 

1. Jumlahnya

2. Waktunya

3. Ibadah dengan Ibadah Lainnya

 

Jumlah shalat misal diikat dua rakaat maka tidak boleh kita membuat 3,5,7,20 rakaat, atau jumlah baru. Waktu misal tidak diikat maka tidak boleh kita mengikat menjadi tiap malam jumat, tiap hari 3,7,40,100, dst. Kemudian misal Shalat dan Dzikir, maka tidak boleh kita membuat ikatan baru misal Shalat diikat Shalawatan, Ulang Tahun tiup lilin diikat Doa, Nikah dengan Puasa, Kerja dan Doa Pagi, dst. Termasuk Ibadah dan Tahun Baru Masehi.

_

 

Ketahuilah bahwa dosa itu ada dua 

 

1. Syahwat

2. Syubhat

 

Syahwat yaitu, dosa yang pelakunya tau itu adalah salah, keliru, haram, dan dosa, pelakunya merasa bersalah, namun tetap melakukannya karena dorongan hawa nafsu.

 

Syubhat yaitu, dosa yang pelakunya tidak tau kalau itu adalah salah, keliru, haram, dan dosa, mereka melakukannya karena merasa yang dilakukannya adalah benar (melakukan ibadah), pelakunya merasa dirinya benar, padahal ibadah-ibadah ini tidak ada (tidak dituntunkan)

 

Keduanya sama-sama berdosa ini. Allah sama-sama larang, dan haramkan. Karena dua-duanya melakukan yang Allah tidak suka untuk dilakukan.

_____

 

Sebenarnya kita Kaum Muslimin harusnya berbuat apa, ketika melewati moment Tahun Baru? Jawabannya ya tidak berbuat apa-apa, selayaknya ganti hari seperti biasa saja. 

 

Karena, kalender Masehi itu bukan kalender Islam, kita cuma memakainya untuk kemudahan pencatatan histori, memudahkan penyamaan masa waktu di kehidupan sosial masyarakat, standar pemakaian kalender dunia, bukan untuk ikut kepada perayaan-perayaannya (apalagi dicampur ibadah tanpa tuntunan).

 

Karena, perayaan-perayaan itu adalah berasal dan sangat khas dari perilaku Non Muslim, dimana seharusnya kita Kaum Muslimin tidak mengikutinya. 

_____

 

Dari Abu Hurairah,

Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda :

 

‎لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَأْخُذَ أُمَّتِى بِأَخْذِ الْقُرُونِ قَبْلَهَا ، شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ  . فَقِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَفَارِسَ وَالرُّومِ . فَقَالَ  وَمَنِ النَّاسُ إِلاَّ أُولَئِكَ

 

“Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan generasi sebelumnya sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta.” Lalu ada yang menanyakan pada Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, “Apakah mereka itu mengikuti seperti Persia dan Romawi?” Beliau menjawab, “Selain mereka, lantas siapa lagi?“ (HR. Bukhari no. 7319)

_

 

Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihiwa sallam bersabda :

 

لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِى جُحْرِ ضَبٍّ لاَتَّبَعْتُمُوهُمْ , قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ : فَمَنْ

 

“Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” (HR. Muslim no. 2669) 

_

 

Dari Ibnu Umar,

Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda,

‎مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

 

“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad 2: 50 dan Abu Daud no. 4031)

_

 

Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :

 

‎لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَشَبَّهَ بِغَيْرِنَا

 

“Bukan termasuk golongan kami siapa saja yang menyerupai selain kami” (HR. Tirmidzi no. 2695)

 

*************************

 

Lantas bagaimana nih? dekat rumah ada pengajian tahun baru sudah diiyakan mau datang. Lantas bagaimana nih? Keluarga, tetangga, teman sudah ngajak bakar bakar tahun baruan.

 

Ya jangan ikut. Logika sederhananya saja ketika ada Masjid mengadakan Shalat / Ngaji / Shalawat dalam rangka ganti bulan apakah kita mau ikut? Apakah ketika Masjid dekat rumah kita mengadakan shalat subuh 3 rakaat, shalat taraweh kilat 8menit apakah kita ikut?

 

Ya memang ini Urf, kebiasaan-kebiasaan yang salah, yang dilakukan Kaum Muslimin karena faktor kebodohan (ketidaktahuan). Kepada yang demikian kita beri uzur, tidak perlu kita debat, kita salah-salah kan, kita vonis, karena memang mereka tidak/belum tahu. Nanti, bisa kita dakwahi ditempat dan diwaktu yang tepat, misal di Majelis Ilmu, di Kampus, di waktu dan tempat yang tepat untuk berdakwah, bukan pada saat mereka melakukan kesalahan itu langsung kita dakwahkan, salah-salahkan, langsung kita vonis dst. Adapun kita yang sudah tau, tidak perlu malah ikut kepada orang-orang yang tidak/belum tau.

 

Ya kalau tetangga, saudara, keluarga, ada kumpul-kumpul makan-makan sate, tidak masalah, silahkan datang, hadir, join, namun jika ada petasannya, ada kembang api, ada perilaku-perilaku khas Non Muslim, ada shalawatannya, ada shalat berjamaah akhir tahun, ada tilawatil Al Quran, ada Doa Doa bersama, maka kita tidak perlu ikut akan hal ini, tidak pula menceramahi kesalahan ini di waktu tersebut (bukan waktunya).

 

********************

 

Seharusnya, kita sebagai Kaum Muslimin, harus apa sih kita di momen pergantian tahun 2024 ini? Akan dibahas di MJL pada kesempatan mendatang.



 

..Wallahu a’lam..