...

Logika Dasar Dalam Syariat

Artikel - 1 year ago - Tag : Artikel
Author : Abdullah Abdurrahman

Perlu ilmu, untuk menemukan makna dari setiap kata-kata atau kalimat. Ilmu tersebut akan kita bahas pada kesempatan kali ini.

****

“Si Bisu berkata pada si Tuli,
Bahwa si Buta melihat, dan si Lumpuh berjalan”

****

Orang-orang yang tidak berilmu, maka akan “iya iya” saja ketika mendapati sebuah kalimat. Dia akan manggut-manggut saja ketika mendengar sebuah rangkaian kata-kata.

Benar, ada orang yang bisu.
Benar, ada orang yang tuli.
Benar, ada orang yang buta.
Benar, ada orang yang lumpuh.

Namun, ketika kata digabungkan menjadi rangkaian kata, disusun menjadi sebuah kalimat, ini bisa jadi tidak benar. Karena rangkaian kata menjadi kalimat, rangkaian kalimat menjadi paragraf, rangkaian paragraf menjadi bab, dan rangkaian bab menjadi sebuah buku. Ini belum tentu benar.

Namun, pada kenyataannya kata-kata yang dirangkai menjadi kalimat pada contoh diatas itu, akan sulit dibenarkan jika kita memakai logika dasar dalam memahami sesuatu.

Karena kalimat, paragraf, bab, buku, itu :
-Ada yang opini (pendapat)
-Ada yang argumen (berdasarkan premis)
-Ada yang fakta (berdasarkan bukti)
-Ada yang teori (belum tentu benar)
-Ada yang hukum/law (empiris penelitian)
-Ada yang praktek/realita (pada kenyataannya)
___

Pelajari logika dasar, maka pemahaman akan kuat. Memahami logika dasar, akan meningkatkan cara berfikir menjadi lebih kritis, sistematis, tajam, presisi, bijaksana, dan benar dalam memahami arti dari kata, kalimat, paragraf, bab, bahkan buku sekalipun.

********

Dengan memahami logika dasar, akan membantu kita untuk tidak keliru, tidak tertipu, tidak memahami dengan pemahaman yang salah.

Dengan memahami logika dasar, kita tidak akan lagi terkecoh dengan kalimat-kalimat seperti yang sering kita dengar dan dipahami sebagai sesuatu yang benar padahal logika dasarnya sudah keliru.

1.
 “Qunut (subuh) boleh, tidak qunut boleh, yang tidak boleh yang tidak sholat subuh”

Dimana qunut subuh itu perihal Sunnah vs Bid'ah, dipadankan dengan Wajib vs Haram.

2.
“Maulid untuk merayakan kelahiran Nabi” 

Dimana yang paling paham dan taat didalam agama ini yaitu Sahabat, tidak pernah mengamalkan ini bersama-sama dengan Nabi shallallahu alaihi wasallam.

3.
“Jenggot tusuk sate, maka saya tidak memelihara jenggot”

Dimana memelihara jenggot ini adalah fitrah laki-laki, perintah, memeliharanya berpahala sepanjang detik, dan menyelisihinya teranggap tasyabuh atau menyerupai Kaum Kafirin.

4.
“Kita boikot McD”

Dimana WA, Google, FB, Youtube, tetap dipakainya sehari-hari. Dimana musuh Palestine bukan hanya Yahudi, tetapi Amerika, Korea, Jepang, dll, tetapi produknya tetap dibeli, dipakai.

5.
Ustadz “Sunnah” datang ke Podcast, jadi bintang tamu, bahkan mau nyanyi di podcast itu,

Dimana Ilmu itu seharusnya didatangi, bukan mendatangi. Tidak ada Syaikh Bin Baz, Utsaimin, Albani, Fauzan, mendatangi studio podcast. 

6.
Buat tutorial cara shalat yang benar, dengan akting direkam video pura-pura shalat didalam masjid, dengan "scene" didatangi ustadz kemudian mengkoreksi shalat yang salah.

Dimana dakwah itu ada caranya, dan caranya bukan dengan akting sinetron, apa bedanya akting-akting ini dengan sinetron hidayah?

Dan seterusnya…

********

Belajar, pahami logika dasar 
dalam memahami syariat bahwa, 

1. “Patokan Kebenaran Adalah Dalil”

Apa firman Allah ﷻ (Al Quran), apa sabda Rasulullah ﷺ (Al Hadits). Inilah patokan absolut dalam memahami  agama ini dan patokan kebenaran.

2. “Logika berada dibawah Dalil”

Jika ada pendapat, opini, buah pikir, logika yang menyelisihi Dalil, maka pendapat, opini, buah pikir tersebut pasti salah. Karena buah pikir tidak mungkin benar dan Dalil menjadi salah.

Jika, menunjuk dengan jari jempol itu lebih sopan (menurut buah pikir), maka tetap kita ketika tasyahud menunjuk jari dengan telunjuk (karena ini Dalil) 

Memahami logika dasar dalam syariat, bahwa Logika berada dibawah Dalil, maka akan selamat kita dari kesesatan dan benar dalam pemahaman terhadap agama ini.

3. “Dalil sudah pasti sempurna”

Apa kata Allah ﷻ, apa kata Rasulullah ﷺ, dalam agama ini pastilah benar dan sudah pasti sempurna, semua A-Z sudah dituntunkan tata caranya, dan sesuai yang Allah mau, dan Rasul-Nya sampaikan. Maka pasti salah, keliru, dan tidak benar, jika kita menambah-nambah, memodifikasi, membuat baru, mengubahnya karena sama saja kita menghina syariat ini, dan menganggap Allah dan Rasul-Nya belum sempurna menyariatkan agama ini. Dimana ketika Allah menuntunkan A, dan kita melakukan B, maka sudah pasti kita yang salah, bukan Allah yang salah.

4. “Sendirian diatas Dalil, Daripada Beramai-Ramai Tetapi Keliru”

Banyak orang keliru dengan ini. Mereka berpikir kalau banyak dilakukan orang maka itulah kebenaran, kalau sedikit dilakukan orang maka itu pasti salah. Padahal benar atau salah bukanlah berpatokan kepada banyak atau sedikitnya yang melakukan, melainkan berdiri diatas Dalil atau tidak, mencocoki Allah dan Rasul-Nya, atau malah menyelisihi Allah dan Rasul-Nya.

Ada banyak lagi, tetapi akan sangat panjang tulisan ini..

********

Pelajari, dan pahami benar logika dasar, maka argumen akan kuat dan tidak bisa terbantahkan, pemahamanmu pasti benar tidak terbantahkan, karena pastilah benar orang yang mencocoki Allah dan Rasul-Nya, dan pasti ini tidak terbantahkan.


..Wallahu a’lam..