...

LOG-IN

Artikel - 1 year ago - Tag : Artikel
Author : Abdullah Abdurrahman

Ada seorang Mantan Kafir, yang bisa dibilang sukses (dalam kehidupannya didunia). Bergelar tinggi Doctor of Philoshopy, sangat cerdas pola pikirnya, punya gelar kehormatan kemiliteran. Membeli Ferrari dan Lamborghini bukan suatu hal yang sulit baginya, dimana kebanyakan orang sudah menabung 1000 bulan pun masih sangat sulit membeli kendaraan ini. Serta, sejumlah prestasi dan banyak pencapaian lainnya.

Orang ini, setelah mendengar sana sini, baca buku sana sini, belajar sana sini, dengan kecerdasannya yang mana dia adalah Doktor Filosofi, dia coba menghitung-hitung, kemudian mengertilah dia bahwa Islam ini agama yang terbaik, paling relevan, paling masuk akal, paling lengkap, dll. Agama terbaik karena ada tokoh langsungnya yang berwujud manusia, bukan patung, bukan anak tuhan, bukan dewa, bukan tokoh dongeng mitologi. Agama paling lengkap karena dari bangun tidur sampai mau tidur ada tuntunannya, ada doanya, ada aturannya.

Orang ini, kemudian “Login” istilah lain yang dia pakai untuk masuk kedalam Islam, memeluk Islam. Dia kemudian menghubungi seorang “Gus” fenomenal dari suatu daerah di Jawa yang kebetulan dengannya dia banyak berkomunikasi, tempat bertanya tentang Islam. Bahwa dia mau masuk Islam, mau bersyahadat, mau menjadi mualaf.

———

Hal ini langsung ditolak oleh “Gus” ini, dengan maksud, bahwa dia tidak mau kalau orang ini sekedar masuk karena populatitas, engagement, menambah followers, menambah subscribers semata. Sekaligus untuk memastikan bahwa benar-benar ingin masuk atau hanya coba-coba, main-main saja. 

Hal ini kemudian dikomentari “Gus” ini dengan, jika (benar) mau masuk Islam, di Jakarta saja, tidak perlu jauh jauh ke Jawa, di Istiqlal sana ada Ustadz, Guru, teman “Gus” ini untuk proses mualaf. Hal ini ditolak olehnya dengan alasan kan saya belajarnya sama “Gus”, saya bertanya sama “Gus”, saya mengenal dan mengerti Islam kan karena “Gus”, masak masuk Islamnya sama orang lain, pahala memualafkan buat orang lain, dan juga katanya dia pernah mendengar bahwa Islam seseorang itu berdasarkan pintu masuknya, kalau pintu masuknya keras, maka Islamnya akan keras, kalau pintu masuknya radikal maka Islamnya akan radikal, kalau pintu masuknya ramah dan menyenangkan maka Islamnya akan ramah dan menyenangkan.

Kata orang ini ,"kalau saya harus masuk Islam saya maunya masuk Islam karena anda".

********

Coba kita kupas, agar kita lebih paham tentang perihal seperti demikian. Ada beberapa hal yang bisa kita ambil dan pahami, dan ada beberapa hal yang mesti kita buang agar tidak keliru memahami. Kita takhrij menjadi pemahaman yang rajih, perihal ini.


1.
Tidak bisa dipungkiri lagi, bahwa Islam adalah agama yang baik, agama yang benar, agama yang lengkap, sempurna. Agama ini, ibarat Operating System pada HP, adalah OS versi paling terakhir, paling mutakhir, paling lengkap fiturnya dibanding OS sebelumnya. Agama Islam, adalah Agama penyempurna dari Agama-Agama sebelumnya, tidak ada Agama yang lebih baru, lebih mutakhir, lebih lengkap, daripada Agama Islam. Jika manusia mau berfikir, mau belajar, mau mencari tau, dia akan dapati bahwa Islam adalah agama yang baik, bukan hanya baik tetapi benar, Agama sungguh kaya dan lengkap, dimana orang dengan kecerdasan tinggi selevel Doktor Filosofi saja mengakui ini, dan tidak kuasa memungkiri ini, serta mau masuk Islam.
_

2.
“Login”, atau masuk Islam lewat pintu masuk yang ramah, tidak mau Islam keras, Islam Radikal, Islam Ortodoks. Masuk Islam yang ramah agar menjadi Islam yang ramah dan menyenangkan. Ini keliru.

Islam hanya ada 1 versi, yang Allah firmankan dan RasulNya sabdakan. Islam hanya ada 1 yang benar, sebagaimana landasan bahwa Islam itu Tauhid, yaitu “hanya satu-satunya”. Satu dalam memahami Rububiyah Allah, satu dalam memahami Uluhiyah Allah, satu dalam memahami Asma Wa Sifat Allah. Tidak benar Islam ini ada berbagai macam, berbagai warna, berbagai corak. Ada Islam versi keras, Islam versi radikal, Islam versi ini, Islam versi itu, islam versi ramah dan menyenangkan, Islam versi tidak ramah dan tidak menyenangkan, tentu tidak demikian.

Darisini kita tau, bahwa kecerdasan seseorang, gelar seseorang, memiliki pangkat kehormatan, kekayaan seseorang, kesuksesan seseorang bukanlah “kendaraan” menuju hidayah, menuju Islam yang haq, pemahaman yang haq. Menganggap masuk Islam mau dari jalur Islam yang ramah, maka sama dengan beranggapan ada Islam yang tidak ramah, ada Islam yang radikal, ada Islam yang keras, ini tentu keliru, sebagaimana Islam hanya satu, diluar itu berarti bukan Islam, atau salah dalam memahami Islam.

Darisini dijelaskan, bahwa mengenalnya seseorang akan Islam, mengerti, memahami, dan mau masuk Islam, itu bukan karena dari orang, dari buku, dari literatur, dll, melainkan hidayah dari Allah. Betapa banyak yang tau Islam, mendengar Islam, mempelajari islam, namun tidak mendapatkan Hidayah dari Allah. 

Darisini dijelaskan bahwa masuknya seseorang kedalam Islam bukan karena satu orang, melainkan serangkaian dari banyak proses, serangkaian hasil dari membaca banyak buku, serangkaian dari banyak mendengar pembicaraan, serangkaian penjelasan dari banyak orang, dan tentunya karena Hidayah Allah. Dimana jika orang ini mendengar Islam dari si A 10 tahun yang lalu, dan berproses ketemu si B, C, D, E, kemudian membaca buku F, G, H, I, J, kemudian 10 tahun kemudian orang ini masuk Islam menjadi mualaf, maka keseluruhan A, B, C, D, keseluruan yang terlibat dari serangkaian proses tersebut, mendapat pahala atas mualafnya seseorang tersebut.
_

3.
Masih perihal “Login”, darisini kita tahu bahwa Login ini bukan karena gelar, bukan karena membaca buku, bukan karena kecerdasan, bukan karena melihat orang, bukan karena mendengar orang, bukan karena garis keturunan, melainkan mereka masih tidak paham Islam, melainkan karena Hidayah Allah.

Betapa banyak yang Profesor, Doktor, Sarjana, yang pintar akademisi namun Kafir tetap tidak “Login”, betapa banyak yang sudah mendengar Islam, mempelajari Islam namun tetap dalam kekafiran, tidak “Login”. Betapa banyak yang “Login” masuk Islam karena mau nikah proses KUA saja lantas keluar lagi dari Islam, “Login” karena penasaran lalu murtad lagi, “Login” sekedar tulisan di KTP. “Login” tetapi tidak shalat, tidak puasa, dimana ini adalah contoh Allah tidak sudi memberi Hidayah, walaupun orang itu sudah kenal / tau / paham Islam.

Betapa banyak yang sudah Islam, mereka Profesor, Doktor, Sarjana, Bergelar Lc, MA, S.Ag, lulusan Madinah, lulusan Timur Tengah, lulusan Mesir, lulusan Libya, lulusan pesantren, 8-10th di pesantren tetapi tidak lulus-lulus tetapi lolos jadi Ustadz, Dai, Ketua DKM, Ketua Ormas Islam, tetapi tidak paham Islam. Mereka tidak diberi pemahaman oleh Allah untuk memahami Al Quran dan Sunnah, tidak mengenal sunnah. Betapa mereka memeluk Islam tetapi meyembah kuburan, berdoa dikuburan, baca Al Quran dikuburan, mereka tidak paham dimana Allah, tidak paham Rububiyah Allah, mereka tidak tau wudhu yang benar itu seperti apa, shalat itu seperti apa, puasa itu seperti apa, membaca Al Quran itu seperti apa, dzikir itu seperti apa, shalawat itu seperti apa, mereka tidak berjenggot, mereka tidak berjilbab, mereka tidak tau shalawat itu seperti apa, mereka membolehkan riba, mobil mereka kredit, motor mereka kredit, rumah mereka kredit, mereka mengeluarkan fatwa serampangan, mereka tidak taat kepada ulil amri, mereka bodoh, sesat dan menyesatkan umat, mereka tidak diberi Hidayah oleh Allah ﷻ.

********

Jangan lupa, bahwa Hidayah itu ada dua.

1. Hidayah Bayyan (petunjuk dari Nabi shalallahu alaihi wasallam). Dia dengar dari orang lain, tau dari buku, tau dari tv, tau dari medsos, tau dari buku, tau dari kitab, tau karena melihat.

2. Hidayah Taufik (dengar, melihat, tau, paham, karena dikehendaki Allah). Dia sudi diberi hidayah oleh Allah untuk tau, mengerti, paham, diberi pemahaman tentang Al Quran dan Sunnah, walau dia buta, dia tuli, dia tidak bisa membaca, menulis, walau dia tidak sekolah, tidak sarjana, tidak Prof, DR, Lc, MA, S.Ag, tidak lulusan Madinah, tidak lulusan timur tengah, tidak lulusan pesantren, tidak pintar dan cerdas, dan sukses dunia.

Dimana jika, benar ada seseorang yang paham Agama, paham Islam, dan dia benar-benar Mualaf, maka tentu dia akan menjalankan shalat, puasa, dia akan meninggalkan khamr, dia akan meninggalkan popularisme fana duniawi yang penuh dengan kemaksiatan dan keharaman, dia akan meninggalkan Riba, dan tentunya dia akan ajak anaknya untuk memeluk Islam juga bukan? 

Dimana jika mualaf, memeluk Islam tetapi mulutnya masih mencaci maki berkata kasar, masih (mempromosikan) Khamr, muamalahnya masih Riba, masih belum tau wudhu seperti apa, shalat seperti apa, baca Al Quran tidak bisa, puasa belum sanggup namun olah raga keras sanggup, maka ini sekedar “Login” tetapi belum paham, belum diberi Hidayah oleh Allah. Walaupun orang ini memiliki otak encer, kecerdasan level Doctor of Philosophy.

Apa jangan-jangan karena pintu masuk Islamnya adalah karena “Gus” itu? Apa jangan-jangan Islam ini yang dibilang Islam yang “ramah” itu? Apa jangan-jangan Islam ini memang ada banyak? Ada yang “ramah”, ada yang “tidak ramah”, “radikal” “keras”, sebagaimana yang dia pahami?

Apa jangan-jangan “Gus” ini yang mengajarkan, memanggil orang (apalagi dalam urusan agama) dengan panggilan “bro”, “you”. Apa Islam ramah dan menyenangkan itu, lupa mengajarkan perihal adab, dan sopan santun?

*****

Pintar boleh, Kaya boleh, Sukses Boleh, 
Tau Islam boleh, tetapi pasti mendapat Hidayah dari Allah? Belum tentu.

Ada orang “Super Success” level Dunia level G.O.A.T (Greatest Of All Time) yaitu pesepakbola asal Portugal, ex MU, ex Real Madrid, yang 1.000.000x lebih sukses dari orang ini, malahan sekarang tinggal di Negara dan Tanah paling mendakwahkan dan menegakkan “sunnah”, orang ini tau Islam, orang ini tau Kabah, tau Al Quran, tau Shalat, dll, kalau ketemu orang lain menyapa “Assalamu'alaikum ”, tetapi bisa kita saksikan sebagai contoh nyata, dimana Allah tidak (belum) beri hidayah kepadanya, dan dia sampai detik ini masih Kafir.

___

Login bukan sekedar Login
Karena Login itu adalah hidayah

Hidayah bukan sekedar Bayyan
Tetapi ada Hidayah Taufiq

Islam bukan sekedar KTP Islam
Tetapi Islam sesuai Al Quran - Sunnah

********

Ada dua kenikmatan (Iman) tiada tara
yang dialami seseorang, yaitu :

1. Ketika dari Kafir tidak tau,
lalu dia “Login” mengenal Islam.

2. Ketika dari Islam sekedar Islam
lalu dia “Login” mengenal Sunnah.


Orang-orang Kafir yang mengenal Islam, diberi Hidayah Bayyan dan Taufiq kemudian masuk Islam, ini nikmat.

Orang-orang Islam yang mengenal Sunnah, diberi Hidayah Bayyan dan Hidayah Taufiq oleh Allah mengenal Islam yang sesungguhnya sesuai Al Quran dan As Sunnah. Dia tau Islam itu apa, dia tau mana yang Tauhid mana yang syirik, dia tau mana yang Sunnah mana yang bid’ah, dia tau mana yang Haq mana yang bathil, dia tau mana yang syahwat mana yang syubhat, dia tau mana yang Shahih mana yang dhaif. Ini nikmat luar biasa besar.

Lebih nikmat dari suksesnya pemilik gurita jaringan industri, lebih nikmat dari gelar Prof, Doktor, Lc, MA, S.Ag. Lebih nikmat dari memiliki Ferrari, Lamborghini, lebih nikmat pesepakbola G.O.A.T, lebih nikmat dari nikmat kesuksesan dunia apapun. Karena sukses belum tentu selamat, sedangkan selamat di akhirat kelak, itulah kesuksesan yang sebenarnya.

Karena Login itu, ada dua (2) :
Login, nikmat hidayah mengenal Islam
Login, nikmat hidayah mengenal Sunnah


..Wallahu a’lam..