...

Kaidah Kaidah Istiqomah (4-6)

Artikel - 2 years ago - Tag : Artikel
Author : Abdullah Abdurrahman

(4)
Istiqomah yang di tuntut dari seorang hamba adalah berusaha untuk selalu berada pada sebuah keistiqomahan jika tidak mampu maka lebih mendekatinya

Dan Nabi Shalallahu alaihi wa sallam telah menjadikan satu dari dua perkara ini di dalam sabdanya :

" Sesungguhnya agama itu adalah mudah, tidak ada seorang pun yang mempersulit di dalam agama kecuali dia akan terkalahkan, maka dekatkanlah kepada sunnah dan beri kabar gembira "
(HR. Bukhari 6463)

Maka yang di tuntut dalam masalah istiqomah adalah sadad dan sadad maknanya yaitu bertepatan dengan sunnah

Seorang hamba di tuntut agar berusaha dengan bersungguh-sungguh untuk sesuai dengan sunnah, sesuai dengan petunjuk Nabi Shalallahu alaihi wasallam, metode dan perjalanan hidupnya. dan selalu berusaha untuk bisa mencapai hal tersebut. Jika tidak memungkinkan bagi dirinya untuk bertepatan dengan sunnah secara sempurna maka setidaknya bisa mendekatinya

Dalam firman Allah Ta'ala:

فَٱسۡتَقِيمُوٓاْ إِلَيۡهِ وَٱسۡتَغۡفِرُوهُۗ

" Maka tetaplah pada jalan yang Lurus menuju kepadanya dan mohonlah ampun kepadaNya "
(QS Fushilat : 6)

Mengisyaratkan kepada bahwasannya ada saja kekurangan yang di dapati dalam masalah istiqomah yang Allah perintahkan dalam ayat tersebut yang mana itu semua dapat tertutupi dengan istighfar (minta ampun) yang mencakup taubat kepada Allah Ta'ala, dan ini seperti yang disabdakan oleh Nabi Shalallahu alaihi wasallam kepada Mu'ad bin Jabal semoga Allah meridhoinya, beliau bersabda:

" Bertakwalah kepada Allah di manapun kamu berada, dan ikutlah perbuatan buruk dengan kebaikan niscaya ia akan menghapusnya "

Kemudian juga :

" Istiqomahlah kalian dan jangan menghitung-hitung, beramallah kalian dan sebaik-baik amalan yang kalian lakukan adalah shalat. Tidak ada yang menjaga wudhu kecuali seorang mukmin "
(HR Ahmad 22378, Ibnu Majah 277, Di shahihkan oleh al-Albani dalam Irwaul gholil 412)

" Sesuaikanlah (amalan) kalian selalu dengan sunnah dan (jika tidak mungkin) maka dekatilah "
(HR Bukhari 6463, Muslim 2816)

" Ingatlah dengan (amalanmu yang sesuai dengan sunah) seperti halnya panah yang tepat mengenai sasarannya. Dan ingatlah jalan hidayah seperti halnya engkau menempuh sebuah jalan "
(Maka mendekatkan diri kepada sunah seperti lemparan yang setidaknya dekat dengan sasaran walaupun tidak masuk kepada lubangnya, red)

" Wahai manusia! Sesungguhnya kalian tidak akan mampu mengerjakan atau tidak akan sanggup (mengerjakan) semua yang aku perintahkan, akan tetapi (berusahalah) untuk lebih mengenai (yang aku perintahkan) dan berilah kabar gembira "
(HR Abu Dawud 1097, Ahmad 17856, dihasankan oleh al-Albani dalam Irwa no: 616)

_______________________________

(5)
Istiqomah itu selalu terkait dengan perkataan, perbuatan, dan niat.

Imam Ibnu Qoyim mengatakan dalam kitabnya Madaariju Saalikin 2/105 :

"Istiqomah erat kaitannya dengan perkataan, perbuatan, keadaan dan juga maksud dan keinginannya"

Diriwayatkan dalam Musnadnya Imam Ahmad dari hadirtsnya Anas bin Malik semoga Allah meridhoinya bahwasannya Nabi Shalallahu alaihi wasallam bersabda :

"Tidak akan bisa lurus (istiqomah) imannya seorang hamba sampai hatinya lurus, dan tidak akan bisa lurus hatinya seorang hamba sampai lisannya (perbuatannya) lurus"

Nabi Shalallahu alaihi wasallam bersabda:

"Jika anak cucu adam berada di pagi hari, sesungguhnya semua anggota badan mengingkari lisan seraya  mengatakan padanya: "Takutlah kepada Allah atas kami semua, sesungguhnya kami adalah bagian dirimu, jika kamu istiqomah (lurus) maka kami pun akan istiqomah namun jika kamu bengkok (menyeleweng) maka kami pun akan terseret ikut (denganmu)"
(HR Tirmidzi 2407. Di Hasankan oleh al-Albani dalam Shahih at-Targhib no: 2871)

Oleh karenanya menjadi suatu kewajiban bagi setiap muslim untuk selalu memperhatikan perbuatannya, lisannya, hatinya dan selalu berusaha untuk memperbaikinya, dengan memohon kepada Allah Ta'ala supaya diluruskan khususnya untuk hatinya dijauhkan dari  segala macam penyakit hati dari iri, dengki, hasad dan lainnya. Mengiringi pula ucapan dan perkataan yang baik sambil di iringi dengan amalan-amalan sholeh

_____________________________

(6)
Tidak ada istiqomah kecuali Ikhlas hanya untuk Allah, bersama Allah dan berjalan di atas perintah Allah

Adapun maksudnya yaitu, hanya untuk Allah, maknanya adalah ikhlas karena mengharap wajah Allah dengan makna lain seorang hamba beristiqomah dan berpegang dengan kuat untuk selalu berjalan di atas jalan yang lurus (shiroqthol mustaqim)

Ikhlas dengan istiqomahnya karena Allah Azza Wa Jalla mengharap pahala yang ada di sisiNya dan mengharap keridhoiNya, yang mana Allah Ta'ala telah berfirman:

" Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus "
(QS Al-Bayyinah : 5)

Allah Ta'ala juga berfirman:

" Hanya Engkaulah yang Kami ibadahi, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan "
(QS Al-Fatihah : 5)

Berjalan di atas perintah Allah maknanya adalah hendaknya dalam beristiqomah dia menempuh manhaj (metode) yang benar, yaitu jalan yang lurus (shirothol mustaqim) yang telah Allah Subhanahu wa Ta'ala perintahkan kepada hambaNya, sebagaimana hal itu termaktub dalam firmanNya:

" Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu "
(QS Huud : 112)

Lewat atsar dari sebagian Ulama Salaf, seperti perkataannya Ibnu Abbas ketika menafsirkan firman Allah Ta'ala:

" Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan Kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah "
(QS Al-Ahqaaf : 13)

Beliau mengatakan :

" Mereka tetap istiqomah di dalam mengerjakan faraidh (kewajiban-kewajiban) yang Allah bebankan kepadanya "

Sedang Al Hasan mengatakan:

" Mereka tetap beristiqomah di atas perintah Allah, beramal ketaatan kepadaNya, serta menjauhi segala sesuatu yang di larang olehNya "

(…Bersambung…)

 

..Wallahu a'lam..