...

Istiqomah

Artikel - 2 years ago - Tag : Artikel
Author : Abdullah Abdurrahman

Istiqomah, dalam bahasa sehari-hari kita kenal dengan konsisten. Kenapa sering kita dapati konsisten atau Istiqomah dalam ranah agama cukup sulit dilakukan?, Pada bahasan kali ini akan dijabarkan bagaimana cara agar istiqomah atau konsisten.

Kenapa kita sulit untuk konsisten?

1. Kebanyakan Yang Mau Dikonsistenin
Cukuplah dengan memulai 1 atau 2 target saja perhari yang akan dikonsistenkan. Merefer kepada diri saya pribadi, cukuplah 1 target saja dahulu, ketika sudah konsisten maka ditambah dengan target konsistensi  yang lain. Karena jika terlalu banyak target konsistensi, maka akan ada saja yang ter- skip . Jika satu saja sudah skip maka kemungkinan besar akan sangat sulit untuk kembali konsisten.

Contoh : 
Cukuplah set 1 target untuk (misal) selalu Shalat Berjamaah di Masjid, dan fokus akan target itu. Jika sudah terbiasa konsisten, sudah istiqomah, maka kita tambah dengan 1 fokus target lainnya (misal), sedekah subuh.

Cukuplah set 1 target untuk (misal) selalu daily standup setiap pagi, atau selalu minum air putih setiap pagi, atau selalu push up 20x setiap pagi. Jika sudah terbiasa konsisten, maka baru kita tambah dengan 1 fokus target lainnya (misal), makan buah setiap hari.

1 demi 1 kebiasan kecil baik yang ini disebut “Atomic Habbit”. Dimana apabila kita mau merubah dan konsisten akan sesuatu, dimulai dari yang kecil, kebiasaan kecil, dan dimulai sekarang.


2. Kalah sama Mood
Jangan membiasakan diri melakukan sesuatu karena Mood. Karena tidak akan pernah konsisten kalau kita terus bergantung kepada mood. 

Ada seorang tokoh fenomenal yang menjadi mualaf, menceritakan bagaimana dia mampu mengalahkan mood karena belajar dari Islam yaitu “kewajiban”. Dimana ada kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan dalam kondisi mood apapun, misal disini “Shalat”. Dimana Shalat 5 waktu disini wajib dilakukan dalam kondisi mood apapun, senang/susah, bahagia/galau, kaya/miskin, sehat/sakit dan sebagainya. Ini dipahami betul oleh tokoh fenomenal ini, dimana setiap pagi / siang / sore / malam dia terus melakukan hal yang sama (konsisten) entah apapun kondisi moodnya.

Menjaga Shalat 5 Waktu adalah salah satu metode mengalahkan mood . Dimana konsistensi dan istiqomah bisa diraih didapati, dan kita temui pada orang orang yang menjaga shalat 5 waktunya.

3. Ngeribetin Prosesnya di Pikiran
Poin ini masuk kedalam perfeksionisme negatif, dimana ingin hasilnya sempurna, tidak memberi ruang untuk kesalahan sama sekali, akhirnya merasa berat untuk memulai atau menjalani prosesnya. 

Hal ini pernah dibahas oleh dr. Zakir Naik. Dengan logikanya yang luar biasa untuk memahamkan kita terlebih khususnya orang awam, dimana :

“Kamu memilih mana?”

A. “Mengerti dahulu tentang kedokteran baru mulai masuk Fakultas Kedokteran, atau”

B. “Masuk Fakultas Kedokteran dahulu, baru mengerti tentang kedokteran”

Ini pola logika yang dipakai dr. Zakir Naik dalam konteks ketika di forumnya mengajak orang Non Muslim, bagaimana untuk memulai memahami Islam (mengajak masuk Islam)

Kapan kita mau memulai membaca Al Quran, jika sempurna jadi keharusan ketika memulainya? Dimana padahal ketidaksempurnaan kala proses (belajar) membaca Al Quran, diganjar dengan 2x pahala dibanding yang sudah membaca dengan fasih. Tidak perlu fear dengan prosesnya, namun start dulu, mulai dulu.

4. Terlalu Mudah Terdistraksi
Melihat dan atau mendengar sesuatu langsung impulsif. Begitu mudahnya terdistraksi, impulsif, dan ikut kepada apa yang dilihat dan atau didengar. Disini kita menjadi tau bahwa hukum asal manusia adalah demikian (mudah terdistraksi), dimana sangat perlu akan yang namanya “Self Control”, kita menjaga diri kita apa apa yang kita lihat, dan apa apa yang kita dengar, menjaga mata kita, telinga kita, tau dan menjaga benar dimana posisi keberadaan kita. Alangkah sangat menyenangkannya jika mata kita, telinga kita, lingkungan dimana kita berada, memudahkan kita “terdistraksi” merespon dan ikut kepada sesuatu yang positif, mendekatkan kita pada ibadah, mendekatkan kita kepada Agama.

5. Tidak Punya Alasan Kuat
Orang orang yang tidak konsisten, karena mereka tidak punya alasan yang kuat. Mungkin trend, ikut ikutan, atau diajak teman. Melakukan karena FOMO, bukan karena dorongan yang kuat dari dalam diri.

Sedangkan konsisten dalam rangka agama, atau Istiqomah, jika disadari benar alasannya sangat sangatlah kuat, yaitu “SURGA”. Maka jika seseorang ini tau benar apa alasannya untuk istiqomah adalah surga, maka istiqomah Insya Allah adalah hal yang sangat rasional untuk dilakukan.

6. Malas Gak Ketolongan
Pasti ada suatu saat dimana kita benar benar tidak ada semangat untuk melakukan satu hal yang sudah kita targetkan untuk kita konsistenkan. Tetapi disinilah yang membedakan orang “Gagal” dan orang “Sukses”. Orang orang yang sukses kita dapati mereka akan tetap melakukan itu, karena mereka tau, sepenting apa arti konsisten itu, sedangkan orang orang gagal, tidak tau sepenting apa arti konsisten itu

Contoh orang orang yang sukses secara hakiki adalah “Sahabat”, mereka tau persis sepenting apa itu arti konsisten yang akhirnya menyebabkan mereka semua masuk Surga dimana mengalir sungai dibawahnya, ini diabadikan Allah di dalam Al Quran, dan dengan manusia manusia yang demikianlah sebaik baiknya kita mengambil contoh dan tauladan. 


Sudah ketemu 6 Alasan kenapa kamu sulit istiqomah, dan dengan izin Allah, semoga kini kita semua bisa Istiqomah. Aamiin


..Wallahu a’lam..