INTRUSIVE THOUGHTS
Perilaku yang berdasarkan gambaran atau pemikiran yang sebenarnya tidak diinginkan namun sering kali datang muncul secara tiba-tiba, tanpa sebab yang jelas. Pemikiran seperti ini jika dituruti dan dituangkan dalam sikap dan perilaku akan sangat mengganggu, memiliki efek jangka panjang yang buruk, dan menjadi kebiasaan yang akan sulit dihilangkan.
Perilaku ini pernah dicontohkan oleh Komeng, seorang komedian dalam sebuah sketsa candaan intelektual, di mana ketika sedang memancing tiba-tiba dia melempar pancingannya ke kolam.
Perilaku yang sama, dilakukan anak-anak tanggung yang sedang berenang di kolam renang, tiba-tiba dia memutuskan buang air kecil di kolam tersebut.
Perilaku yang sama, dilakukan pengendara mobil, menyikapi kondisi lalu lintas yang padat, dia membelokkan kendaraannya masuk ke lajur busway.
Perilaku yang sama, dilakukan pengendara motor, yang ketika dalam situasi hendak bertabrakan, dia memilih untuk menabrakkan motornya ke kendaraan lain, membuang stang motornya ke arah sungai, bukan berusaha berkendara pelan, berhati-hati dan menghindari resiko dalam berkendara.
Perilaku yang sama, ketika dalam suatu masalah hidup, seseorang memilih lari dari masalahnya dibanding menghadapi dan menyelesaikan masalahnya.
Perilaku yang sama, ketika dalam suatu masalah rumah tangga, seseorang memilih selingkuh dengan orang lain dibanding mencari solusi menyelesaikan permasalahan dengan pasangannya.
Perilaku yang sama, ketika dalam suatu masalah ekonomi, seseorang memilih mencuri, membegal, merampok, menipu, riba, rizwah, judol, pinjol, dibandingkan mencari solusi pilihan muamalah halal lain yang banyak.
Perilaku yang sama, ketika dalam suatu masalah mental / spiritual, seseorang memilih lari ke minuman keras, narkoba, dukun, kuburan, merasa diri dalam keadaan buruk maka sekalian diarahkan ke sesuatu yang buruk pula.
Perilaku yang sama, ketika iman sedang buruk, seseorang memilih menarik diri dari majelis ilmu, jauh dari Al- Quran, jauh dari lingkungan shalih, jauh dari ibadah, jauh dari akhirat, maka sekalian diarahkan saja kepada perihal-perihal dunia.
Inilah beberapa contoh “Intrusive Thoughts”, sebuah pikiran pendek yang jika dituangkan ke dalam perbuatan, maka akan memiliki dampak yang buruk, kerugian yang lebih besar, memiliki efek jangka panjang, dan yang mana sulit dihilangkan, dia akan terinstal, terus mengulang, menjadi sistem mekanisme otomatis seperti “Servo Mechanism”.
***************
Inilah “Intrusive Thoughts”, sebuah pemikiran pendek di dalam kepala yang dianggap solusi, kemudian dituruti, dituangkan dalam perilaku yang memiliki dampak buruk, kerugian besar, yang dikarenakan ketidakmampuan berpikir panjang, ketidakmampuan kerangka berpikir mencari solusi yang efektif.
Mereka tidak bisa melihat jalan yang panjang, mereka tidak bisa berpikir panjang, mereka tidak bisa menemukan langkah solutif yang efektif, mereka hanya mampu berpikir pendek, instan, melihat sesuatu pada jarak pendek. Padahal itu adalah langkah yang buruk, padahal langkah itu adalah langkah yang rugi.
Mereka yang tidak bisa melihat jalan yang panjang bukan karena jalan itu tidak ada, melainkan karena mereka sibuk mencari jalan pintas, jalan kecil, jalan yang pendek.
-> Mereka yang ketika butuh uang cepat, mereka cuma melihat jalan pendek, jalan kecil atau jalan pintas, semisal : kerja lembur, jual barang, pinjam uang.
-> Mereka yang ketika ingin terlihat kaya, terlihat sukses dengan cepat, mereka cuma melihat jalan pendek, jalan kecil atau jalan pintas, semisal : kredit, riba, rizwah, judol, pinjol, gali lobang tutup lobang modal para investor, korupsi, merampok, memakan harta orang lain dengan zalim.
Mereka cuma melihat jalan yang pendek, jalan kecil, jalan pintas. Intrusive thoughts, mereka mengikuti pikiran dan gambaran sesaat, yang sejatinya berdampak buruk, dan sesungguhnya kerugian besar, mereka sebenarnya hanya memuaskan nafsu sekarang, tanpa berfikir jangka panjang.
______________
Padahal ada “The Invisible Path”, ada sebuah jalan panjang yang tidak terlihat, padahal sebenarnya ada sebuah jalan yang mana jalan ini tidak mampu dilihatnya. Dimana untuk melalui jalan ini kita memerlukan “The Invisible Skill”, atau “Soft Skill”, yaitu diantaranya :
1. Patience Skill (Sabar)
Skill kesabaran diperlukan saat memancing ikan, tidak kemudian buru-buru membuang pancingan ke kolam. Sabar saat menempuh Sekolah menempuh pendidikan. Sabar saat belajar agar lulus ujian, agar bisa lulus tes masuk kerja, tidak buru-buru “cabut” ke rental PS, berhenti Sekolah, Drop Out dari kampus, atau gampang mundur, mudah menyerah. Sebaliknya antusias, semangat, positivisme, sangat diperlukan paralel dengan kesabaran.
2. Investment Skill (Investasi)
Skill dalam berinvestasi bukan diartikan letterlijk seperti menabung, deposito, atau saham, tetapi lebih kepada investasi jangka yang jauh lebih panjang, yaitu investasi “leher keatas”. Di mana investasi jenis ini jauh lebih baik daripada investasi “dibawah leher”, semisal pakaian, makanan, kendaraan, tabungan, atau semisalnya. Tingkatkan skill berinvestasi dalam ilmu, keluarkan uang untuk investasi semacam ini, baik itu perihal ilmu dunia apalagi terlebih ilmu akhirat, luangkan waktu ke majelis ilmu, diskusi ilmu, membaca buku, membaca jurnal, mengikuti training, pelatihan, workshop, mentoring, dsb.
3. Connection Skill (Koneksi)
Skill dalam berkoneksi bukan diartikan hanya koneksi dunia, hanya sekedar memiliki koneksi, tetapi lebih kepada bagaimana menjaga dan memelihara koneksi. Koneksi bisa saja dimiliki namun tidak akan ada guna jika tidak dipelihara dengan baik. Di mana sebaik-baik koneksi adalah koneksi kepada Allah dan RasulNya, kemudian orang-orang shalih, inilah koneksi jangka panjang, jaga dan peliharalah koneksi ini dengan rajin ibadah, rajin sedekah, menolong bukan menyombong, empati, rendahnya hati, respect, jujur, dsb.
Tentu ada banyak lagi “The Invisible Path”, jalan panjang yang kadang tidak mampu dilihatnya, di mana “The Invisible Skill” inilah yang seharusnya menjadi bekal dalam bepergian menempuh perjalanan panjang. Namun dikesempatan kali ini dicukupkan pada tiga poin sebagaimana dijelaskan di atas.
***************
Ketiga “Invisible Skill”, atau soft skill di atas, dalam rangka kita menyusuri “The Invisible Path” atau jalan panjang yang tidak terlihat, diperlukan support dari lingkaran yang tepat pula. Karena invisible skill apapun akan percuma jika kita berada pada lingkaran yang salah.
Pastikan berada di dalam lingkaran yang tepat, yang dapat membukakan pintu bagi muamalah yang baik, bisnis, karier, masa depan kehidupan dunia yang baik, terlebih kehidupan akhirat yang baik.
Pastikan berada di dalam lingkaran yang tepat, yang dapat melahirkan pola berpikir yang tepat, positif, optimis, tidak mudah menyerah, bijaksana, menjaga kita dalam perilaku keshalihan, jauh dari dosa maksiat, syubhat, atau keharaman lainnya.
Pastikan berada di dalam lingkaran yang tepat, karena kebiasaan itu dapat menular, kebiasaan baik akan menular, kebiasaan buruk terlebih juga menular. Bersama orang-orang yang visi jangka pendek, sibuk akan dunia, sibuk mencari jalan pintas, akan membentuk kita menyerupai mereka. Bersamalah dengan orang-orang yang memiliki visi jangka panjang, menjadikan dunia untuk persiapan kehidupan akhirat, mampu melihat jalan yang tidak bisa dilihat banyak orang, di mana ini semoga membentuk kita bisa menyerupai mereka.
..Wallahu a’lam..