...

Ilmu, Iman, dan Amal

Artikel - 1 year ago - Tag : Artikel
Author : Abdullah Abdurrahman

“Ilmu, Iman, Amal”, Ini adalah kata sandi rahasia untuk membuka pintu surga dan masuk ke dalamnya sebagaimana memperlukan password untuk membuka handphone. Sebagian besar saudara kita memasukkan kata  “rajin shalat” sebagai password, padahal kata sandi ini salah.

“Rajin shalat” biasanya dikorelasikan dengan keshalihan seseorang, dikorelasikan sebagi tanda-tanda seseorang akan selamat, masuk surga, yang dipahami sebagian Kaum Muslimin adalah keliru. Karena shalat bukanlah bentuk dari kerajinan, melainkan kebutuhan, melainkan kewajiban sebagai Kaum Muslimin. 



Sebagaimana pernah dibahas sebelumnya, tidak ada seseorang yang melaksanakan shalat, puasa, zakat,  lantas kemudian dipanggil “Pak Shalat”, “Pak Puasa”, “Pak Zakat”. Jelas bagi yang sudah belajar tentang betapa kelirumya seseorang yang melaksanakan Haji lantas dipanggil “Pak Haji”, karena ibadah bukanlah bentuk dari asal muasal datangnya pemberian gelar, melainkan ibadah adalah kebutuhan, kewajiban, melainkan rutinitas normal sebagai Kaum Muslimin.

Sebagaimana itupula, tidak ada seseorang yang melakukan makan 3x, lantas kemudian dipanggil “Rajin Makan”, karena jelas bagi kita yang sudah belajar dimana aktivitas makan 3x bukanlah bentuk atau korelasi dari kerajinan, melainkan adalah kebutuhan dasar, kewajiban, dan rutinitas normal. Karena itu pula “rajin shalat” adalah istilah yang keliru, karena shalat adalah kewajiban, kebutuhan, dan ritual normal sebagai Kaum Muslimin.



“Rajin shalat” atau “rajin puasa”, “rajin sedekah”, “rajin haji” bukanlah merupakan password atau kata sandi yang benar untuk seseorang membuka pintu Surga dan sukses masuk ke dalamnya, melainkan password rahasianya adalah “Ilmu, Iman, dan Amal”.

Seseorang yang “rajin shalat” 5x sehari, rajin dhuha, rajin tahajud, kemudian “rajin puasa” setiap bulan Ramadhan, kemudan “rajin zakat” setiap tahun, kemudian “rajin sedekah” setiap hari, kemudian bahkan “rajin umroh” sekali lagi tidak berkorelasi dengan keshalihan, kerajinan, atau password kata sandi untuk membuka pintu Surga, melainkan ibadah ini adalah, kebutuhan, kewajiban, rutinitas, ritual normal, biasa sebagai Kaum Muslimin.

Seseorang yang “rajin shalat” 5x sehari, rajin dhuha, rajin tahajud, kemudian “rajin puasa” setiap bulan Ramadhan, kemudan “rajin zakat” setiap tahun, kemudian “rajin sedekah” setiap hari, kemudian bahkan “rajin haji”, atau “rajin zikir”, “rajin shalawat”, “rajin ngaji”, sekali lagi tidak berkorelasi apapun dengan keshalihan, atau kerajinan seseorang, bukan password kata sandi yang tepat untuk membuka pintu Surga, kalau ternyata seseorang ini salah niat, salah tata cara, salah guru, salah belajar, salah model/bentuk ibadahnya.

Seseorang akan kelak akan sukses masuk Surga itu terdapat ciri-cirinya, ada cara menghitung cepat “quick count”-nya, ada patternnya, ada polanya, ada passwordnya yaitu : “Ilmu, Iman, dan Amal”

Seseorang ini memiliki ilmu, wawasan, pengetahuan tentang agamanya, tentang tauhid, aqidah, ibadah, dan lainnya, kemudian dia mengimaninya, dan kemudian dari apa ilmu yang diimaninya, dia amalkan dan istiqomahkan.



Orang-orang yang kelak akan sukses masuk Surga, ada ciri cirinya, ada cara menghitung cepat “quick count”-nya, ada patternnya, ada polanya, ada passwordnya, yaitu : “Ilmu, Iman, Amal”, plus istiqomah, atau “ya dia dia lagi” orangnya.

Orang-orang yang duduk di kajian ilmu, yang belajar, yang mendengar, yang membaca, yang mencatat, yang menulis, yang kemudian mengimani, yang kemudian mengamalkan, yang melakukan shalat berjamaah 5 waktu di Masjid (tanpa uzur), yang dhuha, yang puasa, yang zakat, sedekah, dan ibadah kewajiban dan kebutuhan normal lainnya, yang dibarengi dengan istiqomah, “ya dia dia lagi” orangnya.



Orang-orang yang kelak akan sukses masuk Neraka, juga ada ciri-cirinya, ada cara menghitung cepat “quick count”-nya, ada patternnya, ada polanya, ada passwordnya yaitu : “Tidak Berilmu, Tidak Beriman, Tidak Beramal”, plus inipun juga dilakukan dengan istiqomah, alias “ya dia dia lagi” orangnya.

Orang ini berat, malas, bahkan tidak pernah duduk dikajian ilmu, berat, malas, jarang, bahkan tidak belajar, tidak melihat, tidak mendengar, tidak membaca, tidak mencatat, tidak menulis, atau dia belajar, melihat, mendengar, tetapi dia tidak mengimaninya, tidak sampai kerongkongannya, tidak sampai ke hatinya, hanya masuk kuping kanan keluar kuping kiri, tetapi tetap tidak bertauhid dia, tidak yakin dia, pikir pikir dia, atau dia mengamalkan, tetapi tidak mengamalkan (dengan benar), tetap berat malas dalam mengamalkannya, berat/malas shalat, berat puasa, malas zakat/sedekah, tetap takut istri dia, tetap pelit dia, tetap kikir dia, tetap  pelit, takut miskin dia, dan walyadubillah tetap istiqomah dia diatas hal hal ini, alias “ya dia dia lagi” orangnya.



Password masuk Surga bukanlah “rajin shalat” atau “rajin ibadah”, melainkan “Ilmu, Iman, dan Amal”, seseorang ini berilmu, beriman, dan kemudian mengamalkannya, dengan istiqomah.

..Wallahu a’lam..