Ibnu Sina, adalah seorang ahli yang sangat pintar pada bidang kedokteran, matematika, kimia, fisika, biologi, filsafat, dan banyak bidang lainnya, namun sayangnya dia tidak cerdas.
Ibnu Sina pernah membuat suatu penelitian dan eksperimen pada binatang domba dengan melibatkan dua domba yang sama persis umur, ukuran, dan makanannya. Dua domba tersebut diletakkan di dua buah kandang, dimana pada kandang ketiga diletakkan seekor serigala yang hanya bisa dilihat oleh domba kedua, namun ditutup / tidak terlihat dari domba pertama. Domba pertama tumbuh dan hidup sehat, sementara domba kedua yang selalu melihat serigala disebelahnya stress, sakit sakitan, tidak tumbuh dengan sempurna dan kemudian mati.
Ibnu Sina membuktikan dari eksperimen ini, bahwa “mental influence” sangat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik. Terkena “mental influence” oleh serigala didekatnya sangat mempengaruhi tumbuh kembang pikiran, mental, fisik, kesehatan domba pada kandang kedua, sedangkan domba pertama yang tidak melihat, tidak bersebelahan, tidak berinteraksi, sehat, gemuk, tumbuh sempurna, damai sentosa.
Kondisi keimanan kita, pemahaman kita, tauhid kita, kesehatan kita, baik fisik maupun mental, silahkan coba diperhatikan kembali, karena terbukti sangat berpengaruh dengan apa kita sering berinteraksi, siapa orang-orang disebelah kita, lingkungan kita, apa yang sering kita lihat, kita dengar, kita bergaul, kita makan.
Kronisnya, ini pula yang terjadi kepada Ibnu Sina. Dia mengalaminya sendiri dimana terlalu dekat dengan banyak tokoh filsuf membuatnya terpengaruh pemahaman filsafat yunani, terpengaruh lingkungan, terpengaruh ajaran yang menyimpang dari aqidah Islam. Seseorang yang pintar, ahli, pakar, diberbagai macam bidang, namun tidak cerdas dia, didapati menyimpang, tersesat, salah pemahaman tentang wujud Allah, dan penyimpangan lainnya. Penyimpangan yang ada pada dirinya sampai pada level kufur, keluar dari Islam.
Dari sini kita pahami, bahwa pintar, ahli, pakar, ilmuan, belum tentu cerdas, belum tentu selamat sebagaimana banyak kita temui disekitar kita.
Dari sini kita pahami, kesehatan fisik kita, kesehatan mental kita, sangat terpengaruh dengan apa / siapa kita (sering) berinteraksi, maka perhatikan dengan apa / siapa kita (sering) berinteraksi.
Dari sini kita berhati hati, perhatikan apa / siapa kita (sering) berinteraksi, membaca, melihat, mendengar, bergaul, yang kita makan. Karena sangat berpengaruh, dengan kesehatan kita, mental kita, fisik kita, cerdas atau tidaknya kita, selamat atau tidaknya kita.
Note : Adapun Ibnu Sina disepakati oleh banyak Ulama bahwa penyimpangannya pada level keluar dari Islam, kufur, namun ilmunya (dunia) tetap bisa kita ambil, sebagaimana kita mengambil ilmu, mengambil manfaat, hikmah, dari para ilmuwan Kafir (Non Muslim), namun bukan ilmu atau pemahaman agamanya.
..Wallahu a’lam..