Di antara banyak kelompok Unggas atau Aves, Burung Gagak termasuk ke dalam unggas yang paling cerdas. Sungguh diluar dugaan, gagak memiliki kecerdasan jauh di atas kelompok unggas yang lainnya. Gagak memiliki tingkat intelektualias yang tinggi.
Gagak memiliki kemampuan mengenali wajah dan karakteristik manusia, memiliki kemampuan komunikasi, mengerti bentuk komunikasi audio verbal, mampu menghafal 100 kata, bahkan sampai 50 kalimat dengan baik, mampu mengenali pola, partern, mampu memecahkan masalah rumit, membuka kran air, membuka gembok, optimalisasi penggunaan alat untuk mencari / menemukan makanan, gagak juga diketahui menyukai perilaku yang baik, dan tidak menyukai perilaku yang buruk / kasar. Para ilmuwan meneliti bahwa kecerdasan pada gagak lebih dibandingkan manusia berumur 7 tahun.
Gagak tidak sebagaimana merupakan kelompok unggas yang berbulu indah, berparuh indah, atau memiliki warna putih bersih ataupun warna corak yang indah, kemampuan berkicau dengan suara indah, hewan ini juga bukan herbivora saja atau karnivora saja, hewan ini merupakan omnivora (universal). Gagak tidak sebagaimana Elang yang mampu terbang sangat tinggi dan mata sangat tajam, tidak pula sebagaimana ayam, bebek, pinguin yang tidak bisa terbang (tinggi). Gagak juga bukan hewan yang hidup dalam sangkar, perlu diikat, dirantai, atau dikandang. Gagak juga dikenal loyal dan setia terhadap pemiliknya, tidak pernah menyakiti, menggigit, atau melukai, hewan ini tidak pernah “berkhianat”, atau meninggalkan pemiliknya, kecuali disakiti/dikasari, kecuali mendapati perlakuan yang buruk/kasar.
Namun, sebagian besar memberikan gagak label yang negatif, pertanda buruk, mitos, atau ilmu hitam, karena penampilannya yang hitam pekat, mata, paruh, dan bulunya, serta suaranya yang serak mengakibatkan dianggap sebagai hewan yang menyeramkan.
Diantara banyak umat Islam, kaum Muslimin (72/73) yang tersesat, keliru, salah dalam memahami agama ini, celaka, dan kemudian masuk neraka dahulu, ada sedikit diantaranya (1/73) yang kita dapati cerdas.
Di antara mereka memiliki intelektualitas, kemampuan dalam memahami agama ini dengan benar, logika yang benar, pola pikir yang benar, pemahaman yang benar, tauhid, aqidah, ibadah, muamalah, gurunya, lingkungannya, pergaulannya, teman temannya benar, dan bisa terlihat dari ditunjukkannya adab yang benar. Orang-orang ini, memiliki ciri khas khusus, yaitu cerdas, dan terlihat jelas jauh bedanya diantara kaum Muslimin yang lainnya (bukan muslimin kebanyakan lainnya yang kebanyakan bodoh). Dia tau mana yang Haq dan Bathil, mana Tauhid, mana yang Syirik, mana Sunnah mana yang Bidah, mana Halal mana yang Haram, mana Nasihat mana yang Syubhat. Para ulama mengatakan bahwa mereka ini lebih cerdas dari orang orang berpendidikan yang sekolah, bahkan kuliah, S1, S2, S3, Sarjana, Master, Doktor, Profesor dilingkup pendidikan akademik.
Di antara mereka tidak “berbaju” gamis indah, tidak berpeci mekkah, tidak bersorban madinah, tidak “berbaju” serba putih putih bersih, tidak “berseragam” khusus, tidak pula memiliki kemampuan dakwah atau berbicara retorika yang indah, tidak berdebat, tidak bertarif mahal, tidak memiliki ormas, tidak memiliki banyak massa jamaah, tidak memiliki medsos dengan jutaan follower, tidak suka mencari popularitas atau wajah dunia, melainkan ibadah dan dakwahnya hanya semata mata mencari wajah Allah saja.
Di antara mereka tidak “terbang” terlalu tinggi, melainkan “terbang” sekemampuannya, tidak memaksakan diri, tidak “terbang” ketika dipuji manusia. Mereka penuh dengan adab, tidak suka adab buruk, kasar, atititude yang tidak baik. Di antara mereka yang berdakwah, tidak suka diatur atur DKM demi amplop / transferan. Mereka fanatik dan loyal terhadap Allah (dan RasulNya), mereka setia kepada Al Quran dan As Sunnah, mereka tidak pernah berkhianat hanya karena kepentingan dunia.
Namun, sebagian besar malah memberi mereka label yang buruk, wahabi, radikal, fanatik, extrimis, bahkan teroris, hanya karena pemahaman mereka yang kokoh terhadap agama, dan tidak lembut, tidak sesuai budaya adat mereka. Suara-suara dakwah mereka yang terdengar minor dan fals bagi mereka (tidak indah) karena dakwah tauhid dan bahaya syirik, bid’ah, haram dalam agama, yang terdengar menakutkan dan menyeramkan, bagi banyak orang awam.
Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari tanda-tanda yang Allah berikan disekitar kita, semoga kita bisa menangkap hidayah yang kita dapati didepan mata dan didengar telinga kita Semoga kita bisa menauladani kecerdasan burung gagak, yang berciri khas cerdas, sebagai Kaum Muslimin yang 1/73 yang selamat.
Di dalam kelompok unggas, ada burung-burung hitam yang hitam atau berpenampilan mirip dengan buruk gagak padahal bukan, melainkan burung beo, lycocorax, cendrawasih papua, kelelawar, dan atau yang lainnya. Mereka bukan gagak melainkan mirip mirip. Ada pula bahkan burung gagak palsu, burung yang dicat hitam agar terlihat serupa burung gagak, padahal bukan.
Di dalam kelompok Umat Islam Kaum Muslimin, ada Muslim yang terlihat dan berpenampilan mirip dengan Salafush Shalih, atau Salafi, padahal bukan, melainkan mereka Sururi, Haroki, Hizbi. Ada pula bahkan Salafi palsu, dia berpakaian, berbicara, berpenampilan dan merasa / mengaku sebagaimana Salafi, padahal bukan.
..Wallahu a’lam..