Seseorang yang kritis pernah berfikir keras dan menuangkan kedalam sebuah penelitian, bahwa doa itu tidak dikabulkan. Kalau kita perhatikan, betapa banyak dari kita yang berdoa, dari dahulu hingga sekarang, pagi, siang, sore, malam, bahkan dini hari kita berdoa, minta nilai bagus, minta mobil bagus, minta rumah bagus, minta uang, minta disembuhkan sakit kanker orang tua saya, minta pekerjaan, minta ini, minta itu, dari ribuan kali kita berdoa, dari ratusan ribu kali kita berdoa, dari jutaan kali kita berdoa, berapa yang dikabulkan oleh Allah? 1% ? 2% ? Atau 0,1% ? Tidak ada.
Oke, ya memang pada faktanya seperti itu.
Doa-doa kita tidak ada yang dikabulkan.
Lantas, kemana doa-doa kita itu? kenapa doa-doa itu tidak dikabulkan? Kenapa tidak terkabulkan? Mari kita cari tau pada pembahasan kali ini.
********************
Kalau memang ada yang mendengar doa kita, kalau memang ada yang bisa mengabulkan doa kita, kenapa bahkan kurang dari 0,1%, dari total seluruh doa kita tidak ada yang terkabul? Kenapa kok ya gini-gini aja?
Ada sebuah tesis, didalam kajian ilmu filsafat dan psikologi yang memaparkan bahwa doa tak lain dan tak bukan adalah cara lain kita untuk “menghibur diri”, cara lain agar kita optimis, cara lain agar kita tetap berpikiran positif, cara lain agar kita tetap punya harapan. Agar, sebagai obat dari kekecewaan, agar tidak putus asa, agar masih ada yang diharap, agar masih tetap mau terus bertahan hidup, atau memelihara rasa optimis. Padahal kita tau, jika kita mau uang, ingin motor, ingin mobil, ingin pekerjaan, ingin sembuh dari penyakit, ya kita harus ikhtiar sendiri (usaha sendiri). Tidak ada doa lantas ujug-ujug dikabulkan, tidak ada berdoa kemudian hujan duit dari langit, tidak ada motor baru, tidak ada mobil baru, tiba-tiba datang. Realitanya memang seperti ini, faktanya memang seperti ini.
_____
Doa doa doa doa doa doa (saking banyaknya) yang kita panjatkan dan tidak dikabulkan itu, coba kita tanyakan dan cari tau jawabannya kepada para Ahli-nya perihal ini, misal kita bertanya kepada Ustadz. Kemudian beberapa Ustadz coba memberikan berbagai jawaban kenapa doa tidak dikabulkan :
Ada yang bilang, karena masih banyak dosa
Ada yang bilang, karena belum shalat
Ada yang bilang, amar ma'ruf
Ada yang bilang, nahi mungkar
Ada yang bilang, belum taubat
Ada yang bilang, ambil hikmahnya
Ada yang bilang, ini ujian
Ada yang bilang, ini begini
Ada yang bilang, ini begitu
Ada yang bilang, sabar
Ayolah!
Jawaban ini (seakan) non sense semua!!
Ayolah!
Ini adalah jawaban yang “lari” dari pertanyaannya. Karena, ayolah! kita ini bukan orang bodoh, kita ini tidak buta, coba itu lihat betapa banyak orang berdosa doanya dikabulkan, betapa banyak orang tidak shalat, uangnya banyak, banyak pemaksiat diluar sana tidak kenal taubat, mobilnya baru, motornya baru, rumahnya mewah, pekerjaannya bagus. Dimana orang-orang ini tidak pernah berdoa, bahkan beberapa diantaranya orang-orang ini adalah orang Kafir.
Ayolah!
Masa, kita yang Islam, sudah shalat, sudah taat, sudah taubat, sudah berdoa, tetapi tidak pernah dikabulkan. Sebaliknya, orang-orang itu bahkan mereka mendapatkan apa yang kita doakan selama ini, bahkan tanpa mereka berdoa.
Doa itu Non Sense!
Doa itu hanya sekedar menghibur diri
Doa itu ritual hampa yang kosong
Doa itu tidak akan dikabulkan
Faktanya demikian!
Kalau mau, apa yang kamu mau
Ujung-ujungnya karena usaha!
Bukan karena doa!
Sebagaimana orang-orang yang mendapatkan apa yang mereka mau itu, toh bukan karena shalat, taat, taubat, bersih dari dosa, bukan dari doa mereka, melainkan dari usaha mereka sendiri.
*************************
Menarik tesis ini, dimana karena memang tesis ini benar, dan saya akan validasi-kan tesis ini dalam pembahasan kita kali ini.
Sangat benar, bahwa doa kita tidak terkabul. Sangat benar bahwa bahkan kurang dari 0.1% ribuan doa demi doa kita tidak ada yang menjadi kenyataan, memang benar secara kajian ilmu psikologis, doa hanyalah “hiburan”. Benar bahwa doa bukanlah sebab terwujudnya yang kita inginkan.
Sangat benar, bahwa dosa, maksiat, belum taubat, bahkan kafir bukanlah penghalang terwujudnya apa yang kita inginkan. Sangat benar bahwa sudah shalat, taat, taubat, dll, tetapi doa tetap tidak terkabul.
********************
Karena memang, sangat benar, doa demi doa kita bisa terkabul bukan karena hal diatas. Melainkan saya jabarkan beberapa diantaranya dibawah ini, yaitu :
1. Ikhlas.
Banyak orang berdoa itu tidak Ikhlas, bahkan arti ikhlas saja sebagian kita tidak tau. Doa demi doa demi doa yang tidak terkabul itu, sebenarnya karena tidak ikhlas.
Tidak ikhlas, tidak tulus, tidak percaya, tidak yakin kepada Allah, bagaimana mau terkabul? Bagaimana Allah mau kabulkan? Adalah sangat benar, bahwa kebanyakan doa-doa kita yang tidak terkabul itu hanyalah sebagai bentuk lain dari “menghibur diri”, bukan karena Ibadah (ingat bahwa doa adalah ibadah).
Saya terangkan, bahwa syarat Ibadah diterima adalah karena ikhlas, ikhlas tentu didahului dengan keyakinan, iman, tauhid. Maka syarat doa agar terkabul adalah bertauhid dahulu, yakin dahulu, tulus, ikhlas, barulah pasti doa tersebut dikabulkan.
Betapa banyak saudara kita Kaum Muslimin dia berdoa, tetapi tidak tau apa itu Tauhid, dia tidak tau apa itu yakin, tulus, ikhlas, tetapi dia berdoa dan kemudian berharap terkabul, maka tentu saja 0% akan terkabul.
_
2. Tidak Berdoa (Untuk) Yang Buruk.
Ini bukan perihal doa tentang uang, kesehatan, pekerjaan, jabatan, mobil baru, motor baru, rumah mewah, tetapi apakah doa kita itu baik atau buruk. Jika ikhlas, tulus, yakin, percaya, iman, bertauhid, berdoa, dan doa itu baik. Maka niscaya pasti doa itu akan dikabulkan.
Beberapa saudara kita sudah paham tauhid, yakin, percaya, ikhlas, tulus, tetapi doanya itu akan mendatangkan keburukan bagi dirinya, maka tentu saja 0% doa tersebut tidak akan dikabulkan.
Disini berlaku kebalikan, jika ada orang-orang yang tidak bertauhid, tidak beriman, tidak shalat, bermaksiat, tidak bertaubat, kafir dan seterusnya. Apa-apa yang mereka peroleh itu benar bukanlah dari sebab doa, melainkan Allah tidak selamatkan orang orang itu dari keburukan, atas apa yang dia ingin, atau atas apa yang dia miliki.
_
3. Tidak Tergesa Gesa
Betapa banyak kita yang bertauhid, yakin, ikhlas, tulus, dan doa itu baik, tetapi tergesa-gesa, kita memburu-burui Allah. Kita seakan memaksa Allah dimana doa itu dikabulkan di limit waktu yang kita mau, padahal ini terserah Allah, sekarang atau nanti, bahkan mau dikabulkan atau tidak jadi dikabulkan terserah Allah. Doa yang diiringi ketergesa gesaan tentu saja 0% akan terkabul.
_
Tentunya banyak lagi hal lain asbab doa kita pasti terkabul, misal : Adab, tata cara dalam berdoa, waktu waktu diijabahnya doa, doa dengan pakaian yang bersih / hati yang bersih, doa yang khusyu’, doa yang disertai sedekah, doa yang disertai silaturahmi, dan lain lainnya.
_____
Jika contoh doa yang dibawa diatas, dimana ribuan bahkan sejuta doa yang tidak terkabul, pembuat tesis diatas masih “kurang luas" pengetahuannya, dan contoh kasusnya, dimana,
1. Dia tidak memasukkan doa (keinginan) dari Imam Malik tentang Anggur, dan ini langsung dikabulkan Allah. Ini adalah contoh bahwa ada 1 doa dan 1 doa tersebut langsung Allah kabulkan.
2. Dia tidak memasukkan doa tentang seorang pembuat roti yang sangat ingin bertemu Al Imam Hasan Al Basri, dan setelah beberapa lama entah mengapa Al Imam Hasan Al Basri tersasar pada saat safar dan datang kerumah orang tersebut. Ini adalah contoh bahwa ada 1 doa yang setelah menunggu beberapa waktu dan doa tersebut terkabul.
3. Dia tidak memasukkan doa Nabi shallallahu alaihi wasallam terhadap pamannya, yang mana ini buruk, dan Allah tidak kabulkan. Ini adalah contoh bahwa seorang Nabi-pun yang berdoa, jika ini buruk untuk kita, maka Allah tidak mengabulkannya.
4. Dia tidak memasukkan, dimana segala kondisi kita hari ini, rumah, mobil, motor, pekerjaan, kesehatan, istri, anak, uang, dll. Allah kabulkan sebelum atau bahkan tidak pernah kita berdoa tentang ini, dimana itulah yang baik bagi kita.
5. Dia tidak memasukkan, segala macam banyak doa-doa kita yang kita iringi dengan tauhid, iman, islam, yakin, percaya, doa yang baik, khusyu’, tidak tergesa-gesa, sabar, kita iringi dengan ikhtiar, dan kini terkabul telah terwujud, ada pada diri kita pencapaian, dan apa yang kita miliki saat ini.
6. Dia tidak masukkan bahwa doa kepada Allah itu adalah perkara ghaib (tidak kelihatan), memang tidak ada, tidak kasat mata, tentu berbeda dengan minta kepada orang/manusia (kelihatan) ada, atau kasat mata.
Dan lain lain seterusnya.
********************
Maka dari tesis diatas,
Saya buatkan antitesis sederhananya,
Semoga mudah dimengerti,
Dimana Doa itu Pasti Allah Kabulkan, jika mengerti, memahami apa itu doa, jika doa itu baik, dan jika benar (cara) berdoanya.
..Wallahu a’lam..