Berkaitan dengan materi sebelumnya yaitu Muflis, dimana kita akan masuk ke dalam keadaan berantakan, miskin yang sebenar-benarnya, menghadapi Mizan, dan Neraka.
Satu hal yang akan kita bahas ini, akan membuat hidup kita sangat berantakan. Ada satu (jenis) orang yang seharusnya sangat amat kita takuti di dunia ini, bahkan sampai kelak di akhirat nanti.
Satu hal ini akan nyata sangat berdampak di hidup kita, dimasa depan kita, bahkan bisa hingga sampai akhirat kelak.
Yaitu -> Orang yang kita zalimi
Orang yang tersakiti atas tindakan kita yang memilih diam tidak membalas. Orang yang terluka oleh kita namun tidak menunjukkan lukanya. Orang yang kita bohongi, tetapi memilih diam, orang yang kita kecewakan, rugikan, kita ambil haknya, kita kasari, kita tipu, kita khianati, namun dia memilih melanjutkan hidupnya, orang yang kita zalimi namun memilih untuk mengadu kepada Allah.
Apa- apa yang kita lakukan, tetap terekam oleh "Alam Semesta", mau kita hindari, mau kita lari sejauh apapun, semuanya akan berlari kembali mengejar kita. Atau ini yang disebut “Divine Timing”, atau waktu Alam Semesta untuk menyeimbangkan itu semua.
Dipemahaman umum dikenali dengan Hukum “Tabur Tuai”, Didalam Islam dikenali dengan istilah Kifarah / Kifarat, atau dalam pemahaman umum dikenali dengan “Karma”. (Note : Islam tidak mengenal Karma).
*************************
Kifarah / Kirafat atau dari kata Kaffarat adalah bentuk plural dari kata Kaffarah yang diambil dari kata kafr (الكَفْرُ) bermakna penutup.
Orang Arab menyatakan: (كَفَرْتُ الشيء أَكْفِرُهُ كفراً) bermakna menutupi. kata (الكَافِر) bermakna malam yang sangat gelap, karena menutupi segala sesuatu dengan kegelapannya. kata (كفارة) adalah semua yang menghapus dosa berupa sedekah, puasa atau sejenisnya. (Ash-Shihah, Al-Jauhari dan Maqayis al-Lughat 5/191).
Kifarah / Kirafat ada didalam Islam, dimana ada kesalahan kita, kezaliman kita yang mesti dibayarkan (ditutup) selama didunia agar seimbang. Misal dengan puasa, sedekah (sebagaimana diatas) dan cukur rambut, memotong kambing (berkurban), dam, denda, memerdekakan budak, memberi makan 60 orang miskin, qisas, dan lain sebagainya. (Perihal Kifarah akan kita bahas lebih lanjut lain waktu).
_____
Adapun kesalahan kita, kezaliman kita (kepada sesama manusia) selama didunia tetapi tidak/belum terbalaskan didunia, tidak/belum terseimbangkan didunia, maka kelak akan diseimbangkan (diadili) di Akhirat, di Padang Masyar, dimana ini sangat mengerikan.
Adollf Hitler, pernah membunuh 5.000.000 orang, dan didunia ini hanya maksimal bisa dihukumi hukuman mati 1x saja. Maka 4.999.999 nyawa orang dibunuhnya, dizaliminya, niscaya kelak Adolf Hitler akan membayar 4.999.999 nyawa lain, akan diseimbangkan di Akhirat, di Padang Masyar kelak.
*************************
Orang jenis diatas, sangat amat perlu kita takut terhadapnya, karena balasan dari kezaliman kita kepadanya tidak dibalasnya, melainkan “Alam Semesta” yang akan membalas kepada kita.
*************************
Lantas apa yang mesti kita perbuat, dimana kita banyak menyakiti orang lain, menzalimi orang lain, baik sengaja maupun tidak, baik sadar atau kita tidak sadari.
1. Forgiveness Therapy
Ini istilah lain dari Taubat. Tentunya kita bertaubat kepada Allah, kita memohon kepada Allah untuk memaafkan kesalahan kita, kezaliman kita yang mungkin tidak kita sadari (kita lupa), ada orang-orang yang pernah terluka, tersakiti, dan dirugikan oleh kita. Mendatangi orang-orang yang pernah kita zalimi, meminta maaf, kepada mereka, membayar ganti rugi, membayar kifarat dan lainnya.
Inilah mungkin sebabnya, bagi sebagian kita yang hidupnya sekarang sedang berantakan, hancur, banyak masalah, sakit, sial, apes, musibah, dll. Karena ada orang-orang yang memilih diam, ketika kita menyakitinya tanpa kita sadari, dimana “Alam Semesta” sedang “menyeimbangkan” itu semua.
2. Forgive Others
Sebaliknya, sebutkan dalam doa-doa kita kepada Allah, bahwa (kita memilih diam, tidak membalas) kita telah memaafkan mereka, kita telah mengikhlaskan mereka, dan biarlah “Alam Semesta” yang “mengejar” mereka yang pernah menzalimi kita, biarlah “Alam Semesta” yang menyeimbangkannya.
Inilah yang menjadi asbab, orang-orang yang pernah menzalimi kita, menyakiti kita, melukai kita, mengambil hak kita yang terlihat masih baik-baik saja hidupnya, kelak akan “diseimbangkan oleh Alam Semesta. Karena jika kita diam, tidak membalas, ikhlas, barulah “Alam Semesta Bekerja”.
*************************
Walaupun di dunia hidup kita terlihat baik-baik saja, padahal kita menzalimi orang lain. Walaupun di dunia hidup orang-orang yang pernah menzalimi kita terlihat baik-baik saja, mungkin karena orang itu belum mengikhlaskan, atau kita belum mengikhlaskannya.
Kalaupun di dunia ini kezaliman mereka tidak/belum terbalas, tidak/belum terseimbangkan, belum bertaubat, belum meminta maaf, belum membayar ganti rugi, belum membayar kifarah, maka kelak ada pembalasan, dan keadilan di Akhirat, di Padang Mahsyar, ketika pahala-pahala kita diambil, atau sebaliknya pahala-pahala kita yang diambil, sampai seadil-adilnya, dan kemudian menghadapi timbangan amal Mizan, Neraka.
*************************
Maka, diatas dunia yang (pasti) tidak adil ini, dimana kita banyak disakiti, dizalimi, diambil hak-hak kita. Tidak perlu kita balas, tidak perlu kita bertindak, tidak perlu kita melakukan hal-hal yang sama seperti mereka, tidak perlu kita mengadili karena kita bukanlah pengadil, biarlah karena “Alam Semesta” akan bekerja, akan menyeimbangkan.
Maka, ketika semua orang menempuh cara zalim, merugikan orang lain, mengambil hak orang lain, korupsi, riba, suap menyuap, maksiat, menipu, berkhianat, cara haram untuk sukses, hidup enak dan kaya raya di dunia. Tidak perlu kita ikut melakukan hal yang sama seperti mereka, cukup kita ikhlaskan. Karena hidup ini sebenarnya tidak wajib sukses, tidak wajib kaya (apabila dari jalan-jalan zalim atau cara yang haram), biarkan saja mereka.
_____
Adapun jika kita mampu yang wajib adalah Naik Haji. Bukan wajib punya rumah kredit, bukan wajib punya mobil kredit, bukan punya jabatan dari hasil pengkhianatan atau menzalimi orang lain, bukan punya proyek, bukan punya bisnis yang sukses dari korupsi, suap menyuap, mengambil hak orang lain, atau dari sesuatu yang haram.
Adapun hidup ini memang tidak harus kaya raya, tidak harus sukses, apabila dari jalan yang zalim atau cara yang haram. Melainkan hidup ini sekedar cukup, atau sedikit diatas cukup (asal halal), dan kemudian hidup ini kita gunakan untuk mencari bekal di kehidupan akhirat kelak. Karena dunia ini memang bukan tempat untuk kita (Kaum Mukminin), melainkan memang tempat untuk mereka (Kaum Kafirin, Munafiqin, Fasik, Fajir, Musyrikin).
..Wallahu a’lam..