Die Different
(Dari Buku “How The Doctor’s Die”)
Dari sebuah kisah nyata. Seorang dokter ahli penyakit dalam, bernama Charlie, terdeteksi terkena kanker pankreas stadium lanjut, setelah didiagnosa, Charlie ditawari berbagai macam pilihan pengobatan oleh rumah sakit, namun Charlie tidak mau, Charlie hanya pulang, dan besoknya dia langsung mengajukan pensiun, dia tidak praktek lagi, dan fokus sibuk menghabiskan waktunya bersama keluarga di rumah, dia benar-benar menikmati hidup, dan beberapa bulan kemudian akhirnya Charlie meninggal.
*************************
Sebagian dari kita akan berasumsi jika seorang dokter sakit, mereka akan menggunakan segala macam jenis treatment, karena mereka tentu paham ilmu dan manfaatnya, namun ternyata kebalikannya, di mana justru karena mereka paham, mereka tidak mau melakukan segala macam treatment yang disediakan rumah sakit. Charlie dalam hal ini paham, bahwa jika terlalu banyak treatment, hidupnya malah semakin menderita, Charlie tidak mau minum obat kimia setiap hari, disuntik, dioperasi, dimasukkan selang, dibakar atau dikemo, dipasang mesin, dan lainnya, hanya untuk sedikit memperpanjang ajal. Karena, jika penyakit sudah parah, sudah gagal organ, sudah menyebar, tidak ada harapan, maka dengan segala jenis treatment-pun tidak akan sembuh, keluar uang puluhan hingga ratusan juta.
Dikasus lain, masih dalam artikel yang sama, ada seorang pasien lain yang terkena kanker paru dan sudah menyebar sampai ke otak. Pasien ini coba berbagai pengobatan secara agresif, termasuk anjuran kemoterapi 3-5 x sepekan dengan biaya yang tidak sedikit, di mana pasien ini bisa bertahan hingga sekitar 4 bulan kedepan, namun pasien ini tidak mau, dan hanya mau mengkonsumsi pil untuk meminimalisir pembengkakan otaknya saja, dia pindah dan menikmati hidup, bermain bersama hewan, bersantai, masak, makan makanan favorit, mendekatkan diri ke Tuhan dan lainnya, lalu meninggal 8 bulan kemudian, dengan biaya obat $20, jauh dibawah biaya tinggi jika dia memutuskan untuk kemoterapi.
_____
Sedikit tips, pergilah ke rumah sakit hanya dalam kondisi berikut : Kecelakaan; Melahirkan; dan Keadaan Darurat atau kondisi sakit yang amat sangat yang bisa mengancam nyawa, untuk tindakan pertolongan.
Adapun tidak dalam 3 kondisi di atas, maka rumah sakit tidak dibutuhkan, pengobatan tidak dibutuhkan, melainkan tindakan pencegahan, dan pemeliharaan, bisa dengan alternatif atau holistik, habatusauda, vitamin, asupan makanan yang bergizi, olahraga sesuai kondisi tubuh, management stress, dan pola istirahat yang cukup. Karena itu yang tubuh kita butuhkan, bukan pengobatan.
*************************
Sebagian dari kita tidak fokus dengan pencegahan, namun sibuk dengan pengobatan. Sebagian dari kita sibuk hanya perkara mengobati, tetapi tidak mencegah atau memelihara. Sebagian dari kita, sibuk mencari uang, yang mana uangnya akan dihabiskan untuk membeli kesehatan.
Kita semua akan mati, pasti mati, namun matilah dalam keadaan yang berbeda. Bukankah kita mau hidup yang berkualitas? karena hidup ini bukan perkara kuantitas. Mari kita jaga, rawat, siram, kesehatan tubuh kita, terlebih kesehatan spiritual kita. Pastikan sisa hidup yang ada dipersiapkan untuk perihal mati kita, Pastikan kita mati dalam Islam, Iman, Tauhid, dan khusnul khatimah.
..Wallahu a’lam..