...

DI BALIK PERAYAAN MALAM TAHUN BARU

Artikel - 5 months ago - Tag : Artikel
Author : Abdullah Abdurrahman

DIBALIK PERAYAAN MALAM TAHUN BARU

 

Tahun baru Masehi, adalah sebuah tradisi Romawi kuno. Dahulunya perayaan ini dirayakan pada tanggal 1 Maret penanggalan Romawi, kemudian mereka merubahnya menjadi tanggal 1 Januari sebagai bentuk penghormatan kepada “Dewa Janus” dimana perhitungan tahun masehi modern di mulai dari nol.

 

Dari pandangan filsafat, tahun baru, adalah simbol dari siklus waktu, yang menjadi penghubung masa lalu dan masa depan. Tahun baru juga melambangkan perubahan dan pembaruan. Tahun baru juga dianggap moment untuk merefleksi dan evaluasi diri. Tahun baru adalah optimisme dan harapan kepada kehidupan yang lebih baik dibanding sebelumnya.

 

Dari kacamata kepercayaan spiritual atau agama, semisal agama Kristen, tahun baru terkait erat dengan kelahiran Tuhan yang mereka sebut Yesus Kristus. Dari kepercayaan “Paganisme”, adalah momen untuk memperingati siklus alam dan penghargaan kepada kekuatan kosmik. Sedangkan dari pandangan dan keyakinan Islam, tahun baru masehi sejatinya tidak berbeda dengan tanggal lain, melainkan sama dengan hari atau tanggal lain, sebuah hari yang biasa-biasa saja, bukanlah sebuah hari yang harus dirayakan, melainkan kita ketahui hanya ada dua yaitu : Idul Fitri dan Idul Adha.

 

Dari pembahasan ibadah, kita ketahui gereja membunyikan lonceng sebagai panggilan untuk beribadah, umat Yahudi meniup terompet-terompetnya tanda panggilan kepada umatnya untuk beribadah, kaum Majusi menyalakan bunga-bunga api untuk menyembah dewanya.

 

Kesemuanya pada malam tahun baru nanti, biasanya kita saksikan, akan dilakukan oleh sebagian saudara-saudara kita Kaum Muslimin yang bodoh. Mereka jahil, tidak tau bahwa sesungguhnya itu adalah peringatan dan perayaan orang-orang Kafir, merupakan penghormatan kepada Dewa Janus, erat dengan keyakinan akan kelahiran Tuhan Yesus, ibadahnya para orang-orang Yahudi, dan ibadahnya orang-orang Majusi.

 

Sedangkan bagi sebagian lain, saudara-saudara Kaum Muslimin yang berakal, ini tidak lebih dari hari biasa, pergantian malam seperti biasa, tidak ada yang perlu dirayakan, atau diperingati.

 

Tidak perlu bagi Kaum Muslimin yang berakal, yang sudah memiliki tuntunan lengkap dan syariat yang sempurna, saat malam pergantian tahun baru, tidak perlu membuat ibadah khusus tandingan, semisal pengajian tahun baru, doa tahun baru, pawai shalawat dan obor tahun baru, dan yang lainnya, di mana ini tidak ada tuntunannya di dalam agama Islam.

 

 

..Wallahu a’lam..