Pada kesempatan ini akan kita pertajam kembali pemahaman yang benar terhadap agama ini, dimana sebagian besar saudara kita Kaum Muslimin tidak memahami (cacat).
Sebelum lebih jauh, mari kita jawab pertanyaan ini. Mana yang lebih baik, orang cacat yang memeluk Islam? atau orang normal namun cacat dalam memahami Islam?
*************************
Agama ini diperuntukan kepada siapapun, baik orang di padang pasir, padang gurun, padang rumput, padang es, orang di kota, orang di desa-desa, orang di gunung, orang di pantai, orang sehat, orang sakit, orang berpendidikan, orang tidak berpendidikan, orang normal, orang buta, orang tuli, orang bisu, orang cacat, dll.
Tahukah kita bahwa tidak semua orang “sempurna”, ada diantara kita yang tidak sempurna, lahir tidak sempurna, ada pula tumbuh dalam keadaan tidak ideal, bahkan diantara kita yang mengalami trauma (kecelakaan), hingga tubuhnya / fisiknya / dirinya tidak sempurna, alias cacat.
Tahukah kita bahwa sebaliknya ada orang-orang yang “sempurna” lahir dalam keadaan lengkap, tumbuh kembang baik, namun cacat pemahamannya terhadap Agama ini.
**************************
Betapa banyak yang dirinya tidak sempurna tetapi dia memiliki pemahaman yang benar, mendapati hidayah, dan mendapat kemuliaan disisi Allah ﷻ.
Betapa banyak yang kelihatannya sempurna, lengkap, baik, tetapi pemikirannya sesat, pemahamannya keliru, tidak mendapat hidayah, dan tidak mendapati kemuliaan disisi Allah.
Betapa banyak kita dapati Muslim, KTP-nya Islam, dia Shalat, Puasa, Zikir, Shalawat, Umroh, Haji, seperti Islam pada umumnya, padahal dia tidak bertauhid, tersesat, padahal dia Yahudi, masuk neraka, bahkan beberapa diantaranya kekal.
Betapa banyak yang kita dapati pemaksiat, mati dikremasi, “memusuhi” Islam kebanyakan, padahal dia benar dalam memahami agama ini, padahal dia bertauhid, padahal sejatinya dia Muslim, dia selamat, dia masuk Surga.
Banyak kita keliru, kita pikir dia sholeh, alim, ahli ilmu, ahli ibadah, taunya Yahudi, sebaliknya kita pikir dia sesat, dia ahli maksiat, padahal dia selamat.
*************************
Mata buta, buta warna, buta huruf, tuli, bisu, buntung tangan, buntung kaki, cacat lahir, cacat bawaan, cacat kecelakaan, yang selama ini kita anggap jelek, hina, buruk, sejatinya lebih baik daripada cacat pemahaman.
Orang yang kita lihat jelek, buruk, misal cacat, namun dia paham terhadap agama ini, sejatinya jauh lebih baik, daripada orang dengan jas, kemeja, dasi, rapi, wangi, namun bermuamalah Riba.
Mencuri dan di Qisas sehingga cacat buntung tangannya, ini jauh lebih baik, daripada apa yang ada pada diri para pelaku Riba.
Sejatinya :
* Ngontrak, lebih baik dari Kredit KPR
* Motor butut, lebih baik dari Leasing
* Bahkan LGBTQ+ “lebih baik” daripada Riba
Kita lihat bagaimana justru pemahaman yang ada, dimana “image” rendah lagi buruk bagi orang yang masih ngontrak, motornya butut, maling ayam, atau misal LQBTQ+, dibanding orang-orang Pelaku Riba.
Kita lihat bagaimana orang yang cacat dalam memahami ini, bahkan sejatinya ini lebih dahsyat keburukannya, ancamannya, siksanya, dibandingkan cacat fisiknya.
_____
Tidak kaya, tidak punya rumah, tidak punya mobil, buta warna, buta orientasi seksual, ini adalah cacat “ketidaksempurnaan” namun ini bukan “produk Yahudi”.
Sebaliknya, kaya, punya rumah KPR, punya mobil kredit, tidak buta warna, orientasi sex normal, hidup normal, ini seakan ideal kita lihat sebagai “kesempurnaan”, padahal cacat pemahamannya, padahal ini adalah “produk Yahudi”.
*************************
Mencuri tentulah buruk, dilarang agama, diancam qisas, buntung tangan, cacat anggota badan.
LGBTQ+ (cacat lahir / cacat tumbuh kembang / trauma kecelakaan kehidupan) tentulah buruk, ini dilarang agama, keburukan ini diancam dengan dilempar dari tebing.
Namun ada keburukan yang jauh lebih buruk, cacat pemahaman, dimana dosa dan keburukan Riba dianggap baik, dianggap tidak apa-apa, dianggap bukan masalah, dianggap solusi, dianggap muamalah Halal, dianggap tidak buruk. Padahal keburukan ini diancam jauh lebih berat siksaannya dari Zina, Khamr, Mencuri, LQBTQ+, seperti berzina 36x (ini lebih buruk daripada zina), seperti menzinai ibu sendiri (ini lebih buruk dari pada LGBTQ+), dianggap musuh memerangi Rasul / kaum yang diperangi Rasul shallallahu alaihi wasallam, diancam tenggelam disungai darah, dipadang masyar tidak bisa berdiri karena kerasukan syaitan seperti penyakit gila, penghuni neraka kekal, dll. Malah ini dianggap tidak apa-apa bagi kebanyakan dari kita.
Di berbagai Dalil jelas kita dapati, Riba termasuk Dosa yang tidak diampuni, Ghulul (mengambil harta rampasan perang sebelum dibagikan), khianat, korupsi, kemudian Riba.
عَنْ عَوْفِ بن مَالِكٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :”إِيَّايَ وَالذُّنُوبَ الَّتِي لا تُغْفَرُ: الْغُلُولُ، فَمَنْ غَلَّ شَيْئًا أَتَى بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَآكِلُ الرِّبَا فَمَنْ أَكَلَ الرِّبَا بُعِثَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَجْنُونًا يَتَخَبَّطُ”, ثُمَّ قَرَأَ: “الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لا يَقُومُونَ إِلا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ”
Dari ‘Auf bin Malik, dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Jauhilah dosa-dosa yang tidak terampuni: ghulul (mengambil harta rampasan perang sebelum dibagi; khianat; korupsi). Barangsiapa melakukan ghulul terhadap sesuatu barang, dia akan membawanya pada hari kiamat. Dan pemakan riba. Barangsiapa memakan riba akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan gila, berjalan sempoyongan.” (HR Thabarani, hadits ini diteliti Hasan oleh Syaikh Albani)
Dan ini, sebagian besar dari kita masih merasa baik-baik saja (Ini pemahaman Yahudi, ini Produk Yahudi). Maka inilah contoh nyata betapa buruknya cacat pemahaman, dimana ini jauh lebih buruk daripada cacat badan, dimana ini adalah seburuk-buruknya kecacatan.
..Wallahu a’lam..