...

BRAIN FOG

Artikel - 7 months ago - Tag : Artikel
Author : Abdullah Abdurrahman

BRAIN FOG

 

 

“Lebih baik susah kerja, 

dibandingkan susah mencari kerja.”

 

Pernah dengar kalimat dengan narasi-narasi seperti di atas? Percaya atau tidak, kalimat narasi-narasi seperti ini pada kenyataannya adalah narasi penyesatan, narasi sesat pikir.

 

Kalimat dengan narasi-narasi seperti ini dibuat oleh Kalangan Industrialis, agar mereka selalu diperbudak atau menjadi budak atas pekerjaannya, aktivitas-aktivitas dalam rangka materi semata. Kalimat dengan narasi-narasi seperti ini, bahkan bisa membawa kita kepada pelemahan tauhid, ketidakpercayaan perkara takdir, dan kesyirikan di mana rezeki bukanlah datang dari Allah saja, melainkan menuhankan pekerjaannya, menuhankan perkara materi, menuhankan perkara uang.

 

Kalimat dengan narasi-narasi seperti ini, keluar dari pemikiran-pemikiran kaum kafir, Yahudi dan Nasrani. Di mana ini paralel dengan data dari Forbes bahwa kedua kaum ini, dan intelektual keturunan Tionghoa, atau intelektual keturunan India, yang mana mereka juga kafir, tercatat sebagai sepuluh bahkan dua puluh orang terkaya di dunia, kaum terkaya di dunia, bahkan termasuk terkaya di Indonesia.

 

Di mana dengan kata lain, jika kamu beragama Islam (dengan keislaman yang taat/ tidak terjebak siklus industrial/ tidak menempuh yang haram/ tidak melanggar batasan larangan dalam agama/ yang mempercayai takdir), atau kamu berasal dari kaum ras pribumi, asli Indonesia, jangan berharap akan bisa hidup menjadi orang yang kaya raya.

 

Didapati dari beberapa penelitian ilmiah pembeda antara genetik mereka dan kaum muslimin kebanyakan adalah perihal kepintaran, IQ alias Intelligent Quotient/ Intelectual Quotation. Perbedaan didapati ada pada genetika kepintaran, yang berasal dari makanan yang dikonsumsi. Ikan tuna, ikan salmon, bahkan ikan kembung, sayur-sayuran, dan buah-buahan, yang terbebas dari pestisida. Inilah juga sebab didapatinya sumber daya manusia belakangan dari China dan India, banyak kemudian yang bisa menyaingi sumber daya manusia keturunan Yahudi dan Nasrani dalam hal kepintaran.

 

Di mana dengan kata lain, jika kamu keturunan pribumi yang sejak masa pembentukan fungsi otak sampai sekarang, tumbuh dan besar dari asupan makanan seperti bakso, mie ayam, seblak, tepung-tepungan, proccesed food, pengawet, pestisida, dll, kemudian dengan sistem pendidikan (kurikulum) yang ada, yang mencetak pekerja, mencetak “budak”. Jangan harap (kecuali sedikit sekali) bisa memiliki kepintaran atau tingkat IQ seperti kaum Yahudi, Nasrani, keturunan China dan India belakangan. Jangan harap bisa memiliki IQ minimal pada level 100++.

 

Di mana didapati pada pembahasan kita sebelumnya, dibalik ini ada agenda besar (global) yang (ingin) menjadikan Indonesia terjebak “Middle Trap Income”, kaum komsumer, bukan produser, negara “pasar”, negara “budak”, yang ber-IQ rendah, kita ketahui rata rata penduduk pribumi Indonesia ber-IQ 78.49.

 

*******************************

 

Ternyata, pada faktanya yang terjadi adalah sebaliknya. Seseorang yang bekerja, berkesibukkan dalam rangka materi semata, memiliki tingkat stress yang sangat jauh lebih tinggi, dibandingkan seseorang yang sedang mencari kerja. Alias :

 

“Lebih baik susah mencari kerja, 

dibandingkan susah bekerja.”

 

Ternyata, pada faktanya orang-orang yang bekerja memiliki tingkat stress yang lebih tinggi dan banyak, berat dan variatif. Sedangkan orang-orang yang mencari kerja memiliki tingkat stress lebih rendah, dan sedikit.

 

Kesulitan Para Pekerja :

1. Target/ KPI

2. Biaya Hidup

3. Beban Hidup

4. Gaya Hidup

5. Faktor Internal Kantor/ Pekerjaan

6. Faktor Lingkungan Kerja

7. Faktor Boss/ Atasan

8. Faktor Psikologis Pekerjaan

9. Tekanan Sosial

10. Melakukan Keharaman-keharaman, dll.

 

Sedangkan

 

Kesulitan Para Pencari Kerja :

1. Mencari Kerja

2. Faktor Psikologis (nganggur)

 

Biasanya para pencari kerja ini, tetap makan, tetap hidup, dibiayai oleh orang lain, oleh keluarganya, dsb. Mereka tidak disibukkan dengan banyaknya kesulitan dilingkup pekerjaan, selain mencari pekerjaan itu sendiri.

 

Biasanya tidak ada orang-orang (yang susah mencari kerja) demikian, mengalami gangguan menstruasi, gangguan kesehatan, gangguan tekanan darah tinggi. gangguan tekanan mental, atau tercatat sebagai pasien dari psikiater dan psikolog. Sedangkan orang-orang yang sibuk kerja, didapati banyak mengalami gangguan menstruasi, gangguan emosi, gangguan kesehatan, tekanan darah tinggi, tekanan mental, bahkan tercatat sebagai pasien psikolog dan psikiatri.

______________________

 

Ternyata, pada faktanya didapati “Brain Fog”, atau “Jam Koma” dialami dan diderita oleh orang-orang yang susah dalam menjalani pekerjaannya, bukan oleh orang-orang yang sulit mencari kerja.

 

" Jam Koma " atau " Brain Fog " atau seseorang terkena sindrom pada otak yang kesulitan untuk memusatkan pikiran, lambat berfikir, susah berfikir jernih, susah fokus, susah mencari solusi, susah keluar dari masalah, ini juga mengakibatkan lupa, linglung, dan kebingungan. Disebabkan kelelahan yang dahsyat ketika dalam aktifitas bekerja, yang dimulai sejak pagi hari, macet, briefing, meeting, tumpukan pendingan pekerjaan, tekanan target, tekanan atasan, tekanan lingkungan yang melelahkan sampai sore/ malam hari, lembur, kemacetan parah pada sore hari, belum target, belum tekanan dan beban biaya, tekanan dan masalah rumah tangga, dsb.

 

Didapati " Jam Koma " atau " Brain Fog ", stress yang demikian sangatlah menyiksa, yang mana kesulitan ini tidak dialami oleh orang yang sedang sulit mencari kerja (hanya stress menghadapi sulitnya mendapat pekerjaan).

 

*******************************

 

Ketauhilah bahwa kesehatan jasmani, psikis dan mental, lebih utama dari kesehatan financial. Betapa sia-sia kehidupan kita menukar kesehatan dengan financial, dimana hasil dari financial tersebut kita tukar lagi untuk membeli kesehatan.

 

Jangan ragu untuk berhenti sejenak, meluangkan waktu untuk rehat, istirahat sejenak. Jangan selalu paksakan diri yang menyebabkan " Brain Fog ". Berhentilah sejenak untuk melakukan ibadah, luangkan waktu untuk kegiatan-kegiatan ibadah. Jangan ragu untuk mengambil cuti, liburan atau rekreasi, alih-alih untuk membayar biaya psikiatri dan bantuan ahli psikologi.

 

Jangan memaksa diri terlalu berat, ketauhilah batasan-batasan otak, pikiran, badan, tubuh, dan juga kesehatan. Its Okay to be Not Okay, tidak target tidak apa-apa, tidak achieve-pun tidak apa-apa, karena kesehatan jasmani, mental dan spritual adalah yang utama, bukan melulu perkara financial.

 

Jangan ragu untuk berhenti jika sudah di luar kendali, jangan ragu untuk skip nanti kita coba lagi, bahkan jangan ragu resign jika sudah tidak tahan lagi, nanti kita apply-apply lagi.

 

Jangan termakan narasi-narasi dari orang-orang Nasrani dan Yahudi, harus mati-matian dalam mencari rezeki, di mana ini adalah penyesatan, yang membuat kita sesat pikir, menjadikan pekerjaan sebagai Tuhan. Membuat kita syirik, musyrik, tidak lagi mempercayai Sang Pemberi Rezeki, tidak lagi percaya takdir, bahkan menduakan Allah.

 

Jangan termakan buaian mimpi dari kaum Yahudi dan Nasrani, bahwa dengan bekerja keras kita akan kaya raya yang hakiki. Sadari ada sebuah sistem yang menjebak kita untuk tetap tidak akan kaya raya, kecuali kita menerabas yang dilarang.

 

Ketauhilah bahwa rezeki hanya Allah yang memberi, sudah ditetapkan dan pasti dicukupkan bagi kita rezeki, tugas kita hanya mengikhtiari, bukan memaksa diri. Jika memang bukan rezeki, kita kejarpun dia akan lari, sebaliknya jika memang rezeki, ketika diikhtiari dia akan menghampiri.

 

********************************

 

Biarlah (pada zaman ini) dunia memang akan dikuasai Yahudi dan Nasrani, Tionghoa, dan India. Dimana mereka menghalalkan Rizwah, Riba, Jual Beli Keharaman, muamalah zalim, dan muamalah haram lainnya. Biarlah (pada zaman ini) Bangsa Eropa, Amerika, China, dan India, dan pengekor dunia yang menguasai. Biarlah mereka mengungguli perihal dunia, biarlah mereka menjadi orang-orang kaya di dunia.

 

Ketauhilah bahwa jika engkau melihat orang lain mengunggulimu dalam perkara dunia, maka kalahkan mereka pada perkara akhirat. Ketahuilah bahwa ada orang-orang yang lebih kaya dari bangsa Eropa, Amerika, China, dan India, yaitu orang-orang yang melakukan shalat 2 rakaat sebelum shalat subuh pada pagi hari mereka.

 

Ketauhilah bahwa rezeki kita sudah diatur, ditetapkan dan dicukupkan yang Maha Kuasa, minta dan hanya berharaplah pada Allah satu-satunya, bukan berharap apalagi menyembah pada manusia, bukan berharap apalagi menyembah pada dunia yang fana. Cukuplah bagi kita mengikhtiari secukupnya, dengan menjaga hati tetap riang dan gembira.

 

Agar tidak terkena " Jam Koma ". Amit-amit mati dalam keadaan hina memuja dunia.

 

..Wallahu a’lam..