...

AIB

Artikel - 2 years ago - Tag : Artikel
Author : Abdullah Abdurrahman

Melihat dua orang rekan yang sedang duduk bersama berdua. Mereka saling sapa, saling canda, saling tawa. Dimana saya yang tau persis aib dan saling tutup rahasia antara kedua orang rekan ini sejenak berfikir, “apakah kedua orang ini akan saling canda, saling tawa, jika mereka saling tau aib dan rahasia mereka satu sama lain” ?

“Seseorang (Muslim), bisa kenal, bisa duduk berdekatan dengan saudara Muslim lainnya, karena masing masing dari mereka aibnya sedang Allah tutupi. Jikalah Aib kita itu diibaratkan luka nanah yang berbau amat busuk, maka tidak ada satupun orang yang mau kenal dan yang mau berdekatan dengan kita.”

*****

Betapa perlu kita pahami bahwa, akurnya kebersamaan kita sesama Muslim, tidak luput karena penutupan Aib demi Aib kita oleh Allah. Dimana jika Aib masing masing dari kita Allah tampakkan, maka belum tentu kita akan mau kenal, mau tinggal, mau duduk bersama, mau kerja bersama, mau segrup bersama, atau berjalan beriringan bersama.

Terhadap Aib, hukum asal Aib adalah tertutup.
Tidak ada seorang pun dari kita di dunia yang luput dari Aib. Kita semua memiliki Aib, dan terhadap Aib yang ada pada diri kita, wajiblah kita menutupnya. Menutup disini adalah diri sendiri merahasiakan dan diri sendiri memperbaiki aib atau kekurangan/kesalahannya. Adapun kita mengetahui Aib saudara kita, maka wajib kita menutupnya, tidak menyebarluaskannya, melainkan kita menasihatkan kebaikan, secara langsung kepada saudara kita sipemilik Aib.
_

Walaupun demikian, terkadang Aib keluar dari hukum asal dan ia “terbuka”. Aib (si fulan) bisa saja Allah tampakan dihadapan teman, rekan, sahabat, saudaranya, atau bahkan nampak dikeramaian.

Aib yang Allah nampakkan kepada teman, rekan, sahabat, saudara, orang dekat adalah tanda bahwa Allah mau menyelamatkan sipemilik Aib. Allah menampakkannya Aib tersebut kepada “orang dekat” si pemilik Aib, agar menjadi koreksi, nasihat, dan perbaikan kepada si pemilik Aib.

Sedangkan

Ada Aib yang Allah sengaja nampakkan kepada khalayak ramai. Allah yang sengaja membuka Aib (si fulan) dimuka orang ramai. Dimana yang demikian Allah mau menyelamatkan orang orang disekeliling pemilik Aib. Allah sengaja tampakkan agar orang orang disekitar pemilik Aib terhindar dari keburukan yang ditimbulkan pemilik Aib.

*****

Tutup Perbuatan Buruk, dengan Perbuatan Baik
Dan, dirikanlah shalat pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” (Hud :114)

Membuka Aib dan Mencela, Ciri Kaum Munafik
“Sesungguhnya (ciri-ciri) Mukmin itu akan senantiasa menutupi dan menasihati (Aib saudaranya) sedangkan orang munafik dan pendosa senantiasa akan membuka aib serta mencela.” (Fudhail bin Iyadh)

Jangan Buka Aibmu / Aib Saudaramu
1)Setiap ummatku diampuni kecuali mujahir (orang yang membuka aib sendiri), dan termasuk perbuatan membuka aib, seperti seorang hamba yang melakukan sebuah perbuatan pada malam hari kemudian keesokan harinya ia berkata, ‘Wahai, fulan! Tadi malam aku telah melakukan ini dan itu,’ padahal malam harinya Allah menutupi perbuatannya, akan tetapi keesokan harinya ia membuka penutup yang Allah telah berikan.” (Muslim)

2)Hai orang-orang yang beriman dengan lisannya namun imannya tidak sampai ke hatinya! Janganlah kalian menggunjing kaum Muslimin! Jangan pula kalian mencari-cari kesalahan (Aib) mereka. Sesungguhnya, orang yang mencari-cari aib Muslimin, maka Allah akan mencari kesalahannya. Barangsiapa yang Allah cari kesalahannya, maka Allâh akan membuka keburukannya di dalam rumahnya (baca : Merasa ketidaknyamanan bahkan ditempat yang paling nyaman).” (Abu Dawud)

*****

Mari kita bercermin, Aib Aib diri begitu banyak yang Allah tutup. Maka seperti itu pula kita menutup Aib pada diri kita, maupun menutup Aib orang lain yang kita ketahui. Mari kita membereskan Aib Aib diri kita, Aib Aib yang khususnya memburukkan atau merugikan orang lain, senantiasa mendirikan Shalat, mengiringinya perbuatan salah kita dengan banyak berbuat perbuatan yang baik.

Adapun Aib saudara kita, orang dekat kita, yang Allah nampakkan pada diri kita, maka kita bantu saudara kita memperbaiki dirinya.

Adapun Aib orang lain, orang jauh, yang Allah nampakkan pada diri kita, maka kita gunakan untuk menyelamatkan diri kita dari keburukan dan kehancuran dari perbuatan tersebut.

Pahamilah dengan benar
Bagaimana kita kaum Muslimin
Menyikapi Aib diri sendiri.. Maupun Aib orang lain..

 

..Wallahu a’lam..