...

10 Habit Pasca Ramadhan

Artikel - 1 year ago - Tag : Artikel
Author : Abdullah Abdurrahman

Setelah Ramadhan, ada banyak hal yang kita dapati dan lewati, dimana hal hal tersebut bisa kita bawa sebagai bekal, untuk menjalani alur kehidupan pasca lebaran.

Tentu ada banyak sekali hal lebih yang bisa dijadikan bekal. Namun pada kesempatan kali ini akan disampaikan 10 diantaranya.

Cobalah untuk menjadikan hal hal berikut sebagai habit yang baik, dibiasakan dan dirutinkan. Kita lihat bersama, hidup kita akan “naik level” menjadi lebih baik dalam dua bulan kedepan.

  1. Bangun Pagi. Pada Bulan Ramadhan, kita terbiasa bangun pagi, bangun sebelum subuh (karena sahur). Bawa kebiasaan bangun pagi ini selepas Ramadhan. Orang bangun pagi, dia memiliki 30% waktu lebih di hidupnya (untuk melakukan berbagai hal) dibandingkan yang bangun siang. Orang yang bangun pagi dan berhasil Shalat Subuh berjamaah di Masjid, akan memudahkan harinya untuk juga Shalat berjamaah di Masjid pada 4 waktu lainnya, adapun yang pagi saja sudah ketinggalan Shalat Subuh Berjamaah, maka besar potensinya dia akan kehilangan Shalat berjamaah pada 4 waktu setelahnya. Dan banyak manfaat lain dari bangun pagi ini.
  2. Stop Distraksi. Pada Bulan Ramadhan, kita terlatih menahan diri, menahan nafsu, menahan dari berbagai godaan. Bawa kebiasaan ini lepas dari Ramadhan, stop terdistraksi dari hal hal negatif. Taukah kita bahwa hal hal negatif pada zaman kita sekarang tidak jauh jauh melainkan ada ditelapak tangan kita (smartphone). Hindari, minimalisir, atau stop penggunaan smartphone yang berlebihan, atau terdistraksi dengan banyak hal hal negatif di smartphone kita.
  3. Membaca ( Iqra ) / Belajar. Pada Bulan Ramadhan kita dituntunkan membaca Al Quran, kita dinaungi atmosfer belajar, atau kaijan kajian agama. Pada Bulan Ramadhan kita tau bahwa ternyata banyak (cara) ibadah, atau (cara) beragama yang kita tidak tau / salah. Bawa kebiasaan membaca / atau belajar ini, luangkan setidaknya 15 menit saja setiap hari, waktu untuk membaca Al Quran, tafsir, kitab, ataupun buku keilmuan lainnya, kegiatan ini bisa menjadikan kita lebih tau dan pintar, dibandingkan 90% manusia diluar sana.
  4. Luangkan Waktu Sendiri. Luangkan waktu untuk sendiri, berdiam diri, merenung, berfikir, muhasabah diri, introspeksi diri, self evaluation, dll. Pada Bulan Ramadhan kita erat dengan tarawih, atau diwaktu lain bernama tahajud, juga akhir akhir ada iktikaf. Bawa kebiasaan ini diluar Ramadhan, dengan bangun dimalam hari yang tenang, silence, sunyi, sendiri gunakan waktu untuk muhasabah diri, dialog dengan Allah, atau aktivitas ini dikenali Kaum Muslimin dengan nama Tahajud. Orang yang memberi dirinya waktu untuk berfikir, maka pilihannya, tindakannya, akan lebih baik dan benar, dibandingkan orang yang tidak pernah memberi dirinya waktu untuk berdiam diri dan berfikir, merenung, introspeksi diri.
  5. Lakukan Sesuatu Diluar Zona Nyaman. Pada Bulan Ramadhan, kita dipaksa keluar dari zona nyaman kita. Biasanya siang siang kita makan / minum, namun tidak kita lakukan, biasanya malam malam kita tidur, namun kita bangun ibadah sahur dan lainnya. Bawa nuansa ini setelah keluar dari Ramadhan, lakukan hal hal yang diluar zona nyaman kita. Jangan turuti kemauan badan kita, sebaliknya badan kita, raga ini, jasad ini, harus tunduk dengan jiwa kita. Hal hal diluar comfort zone, biasanya baik untuk diri kita. 
  6. Olahraga. Taukah bahwa ibadah ibadah dalam islam erat kaitannya dengan olahraga dan menjaga kesehatan? Pada Bulan Ramadhan lalu kita banyak melakukan aktivitas kegiatan ibadah, shalat, tarawih, dll. Gerakan shalat adalah gerakan menyehatkan, rukuk melancarkan peredaran darah pada tubuh belakang dan bagian bawah, sujud melancarkan peredaran darah pada tubuh bagian kepala (atas). Bawa kebiasaan menyehatkan ini dalam bentuk melakukan olahraga secara rutin. Berolahragalah sesuai kondisi dan kekuatan, (jalan, lari, jogging, berenang, badminton, bola, berenang, gym, dll) sesuai kebutuhan tubuh masing masing. Sebuah jurnal mengatakan olahraga terbaik adalah rutin 20-30menit setiap hari, 4-5x seminggu. Mayoritas dari kita aktivitas dan kesibukannya adalah 70-80% duduk diam, maka meluangkan waktu untuk olahrga ini sangat baik dan bentuk kita menjaga jasad tubuh yang Allah titipkan kepada kita.
  7. Optimalisasi Asupan. Pada Bulan Ramadhan, banyak diantara kita yang berpuasa menahan nafsu pada siang hari, namun serampangan makan / minum pada sore harinya. Gorengan, lontong, santan, tepung, pedas, manisan, cendol, sirup, dll, bahkan dikonsumsi berlebihan. Padahal 3 butir kurma (sebagaimana ini contoh yang diberikan), sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan gula atau glukosa orang yang berpuasa. Lepas Ramadhan ini, mari kita jaga makanan dan minuman kita, goreng goreng, jeroan, makanan olahan, atau pengawet, dan yang lainnya. Cek lagi, menu makanan dan minuman kita, konsumsi makanan / minuman yang sehat. Ada salah satu rekomendasi didalam dunia nutrisi yaitu weekend diet. Jaga konsumsi makanan tetap bersih, no sugar / less gorengan dan lainnya, makanan sehat pada weekday, kemudian silahkan bebas makan / minum (secukupnya, sekedarnya) pada saat weekend. Dimana konsep ini memungkinkan kita untuk tetap makan atau minuman yang enak, yang kita sukai, namun sesekali dengan jadwal yang teratur. Pada saat weekday, dropdown list makanan / minuman yang kita suka kedalam catatan, lalu 1 atau 2 menu makanan yang kita suka pada list itu, bisa kita santap di hari weekend. Atau banyak metode makan sehat lainnya.
  8. Majelis Ilmu dan Mencatatnya. Bulan Ramadhan adalah Bulan Muhasabah. Jika kita lihat banyak kekurangan didiri kita adalah karena kita bodoh dan pelupa. Maka belajar dari itu, ada baiknya kita punya catatan kecil, rangkuman, memo, note, misal apa apa kesalahan kita, apa yang kita belum tau, apa rencana kita, apa keinginan kita, ilmu atau informasi apa yang kita dapati di hari itu, ringkasan/rangkuman kajian, kita buatkan catatannya, ikat dengan catatan. Sebagaimana Imam Syafii mengatakan Ilmu itu diikat dengan tulisan. Banyak diantara kita tidak berilmu, bodoh, lupa, karena begitu banyaknya ilmu yang menghampirinya lepas begitu saja karena dia tidak mengikatnya dengan tulisan. Betapa banyak diantara kita yang Muslim, namun sekalipun belum pernah duduk di Majelis Ilmu, dan karena itu dia tetap dengan kebodohannya. Jadikan pasca lebaran ini adalah komitmen untuk duduk di Majelis ilmu, belajar, mengerti, memahami agama ini, dan jangan lupa, jangan sekedar 3D alias Duduk Diam Dengar, melainkan mengikat ilmu yang didapat dengan mencatatnya.
  9. Sedekah. Bulan Ramadhan kita erat dengan amaliyah dan sedekah, kita ditrigger dengan banyaknya keutamaan amalan amalan dan sedekah. Sedekah yang ditrigger pada Bulan Puasa disini bukan berarti hanya dilakukan di Bulan Ramadhan, melainkan di Bulan itu kita ditrigger agar paham tentang sedekah, dan implementasinya dilakukan istiqomah pasca Ramadhan. Satu hal tentang sedekah yaitu. Inilah saldo tabungan kita yang sebenarnya, bukan saldo yang ada direkening. Jika ingin tau berapa banyak saldo tabungan kita, maka cek berapa banyak sedekah kita, bukan berapa saldo rekening kita. Sedekah (amaliyah) adalah satu satunya hal yang setia diatas dunia ini, bahkan ketika kelak kita sudah tidak berada di dunia ini. Ketika kelak kita masuk alam kubur, Istri, Anak, Jabatan, Rumah (KPR), Emas, Mobil, dll, semua meninggalkan kita. Hanya ada satu yang setia dengan definisi setia yang sebenarnya, dia tetap tinggal dan membersamai kita, yaitu sedekah (amaliyah) kita.
  10. Teman Yang Shalih. Bulan Ramadhan adalah “Bulannya Orang Shalih”. Dimana orang orang shalih bergembira dengan datangnya Bulan Ramadhan, adapun orang orang Kafir, Munafik, Fasik, dia benci dengan datangnya Bulan ini, dimana jadi ribet, warteg ditutup kordennya, harus terbangun pagi, pagi siang malam berisik di masjid dll. Jika kamu Allah perkenankan menemui temanmu yang shalih, atau bertemu lingkungan shalih selama Bulan Ramadhan kemarin, bersyukurlah. Genggam orang orang itu jangan kamu lepaskan. Rasul shallallahu alaihi wasallam mengatakan :agama kita sebagaimana agama teman (dekat) kita, (lingkungan dekat kita). Orang orang shalih akan membawa pengaruh baik ke diri dan hidup kita, sebaliknya orang orang tidak shalih, orang orang buruk akan membawa pengaruh buruk dan masalah bagi diri dan hidup kita. Jangan lupa, memiliki teman yang shalih, adalah satu kategori dari kaum yang memiliki keutamaan kelak dipadang Masyar. Orang orang ini berkeutamaan dimana dia mendapati naungan dihari tidak ada naungan (padang Masyar), kemudian, seandainya kelak seseorang ini masuk ke dalam Neraka, dia bisa ditarik oleh sahabatnya yang shalih ke Surga, dan banyak keutamaan lagi yang lain.

..Wallahu a’lam..