ATOMMS Logical Fallacy | Extermination
1. Ad Hominem
Berikut kita bahas sebuah cacat logika yang paling banyak Kaum Muslimin mengidapnya, yaitu :
“Ad Hominem”.
“Ad Hominem” adalah sebuah istilah, yaitu kesalahan dalam penggunaan logika dan kemudian terlihat pada retorika yang menunjukkan kecacatan berpikir, merujuk pada serangan atau kritik yang ditujukan kepada karakter, motivasi, atau kredibilitas seseorang, bukan kepada argumen atau pendapat yang mereka ajukan.
Jenis cacat berpikir demikian ini sering digunakan untuk mengalihkan perhatian dari topik yang sedang di bahas dan untuk mempengaruhi opini orang lain dengan cara yang tidak relevan atau tidak logis yaitu membahas personal atau karakternya.
Contoh “Ad Hominem” :
1. Seseorang yang mengatakan : “menabung itu baik”, lantas dianggap salah, karena (menyerang personal) yang mengatakan argumen tersebut datang dari orang miskin.
2. Seseorang yang mengatakan : “jogging itu sehat”, lantas di anggap salah, karena (menyerang personal) yang mengatakan argumen tersebut datang dari orang yang kakinya lumpuh.
3. Seseorang yang mengatakan : “didiklah anak istrimu, ajaklah anakmu shalat”, lantas dianggap salah, karena (menyerang personal) yang mengatakan argumen tersebut datang dari orang yang bercerai, orang yang tidak mempunyai anak.
4. Seseorang yang mengajak berpuasa ramadhan, lantas dianggap salah, karena (menyerang personal) yang mengatakan argumen tersebut datang dari seorang sarjana lulusan ilmu ekonomi, bukan lulusan ilmu agama.
Dalam beberapa contoh di atas, serangan ditujukan kepada karakter atau kredibilitas orang tersebut, bukan kepada argumen atau pendapat yang sedang diajukan.
“Ad Hominem” adalah suatu kesalahan logika karena tidak relevan dengan topik yang sedang di bahas dan tidak membantu dalam mengevaluasi kebenaran atau kesalahan pada suatu argumen.
Jika, ada gejala demikian dalam cara kita berpikir atau cara kita berlogika, maka kita sedang mengidap cacat logika atau mengalami logical fallacy, “Ad Hominem”.
Kembalikan kebenaran dalam berkesimpulan, dengan argumentasi atau pendapat yang berdasarkan fakta dan data objektif, bukan mengalihkan kebenaran berdasarkan serangan personal atau subjektif.
..Wallahu a’lam..